Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia | Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Nasional

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Implementasi Pemikiran Milton Friedman dalam Upaya Mengembalikan Kelas Menengah di Indonesia

16 Januari 2025   18:34 Diperbarui: 17 Januari 2025   07:31 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Milton Friedman merupakan ekonom legendaris yang dikenal dengan pemikirannya yang mendalam tentang ekonomi pasar bebas, dan tetap menjadi acuan utama dalam perdebatan mengenai pembangunan ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia.

Pemikiran Friedman berfokus pada pentingnya kebebasan individu dalam perekonomian, pengurangan campur tangan pemerintah, dan pentingnya kebijakan pasar yang efisien.

Dalam konteks Indonesia, yang kini menghadapi tantangan besar untuk mengembalikan kelas menengah sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, penerapan prinsip-prinsip Milton Friedman dapat menjadi kunci untuk menciptakan iklim ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Kendati demikian, dalam menerapkan pemikiran Friedman dalam konteks Indonesia, kita perlu memahami terlebih dahulu tantangan utama yang dihadapi kelas menengah Indonesia saat ini.

Kelas menengah di Indonesia telah mengalami berbagai tekanan seperti ketidakpastian ekonomi global, ketimpangan sosial yang semakin dalam, dan rendahnya kualitas pendidikan dan pelatihan kerja.

Semua ini menciptakan tantangan besar bagi kelas menengah untuk berkembang dan menjadi pendorong utama ekonomi.

Dalam hal ini, penerapan prinsip-prinsip yang diusung oleh Friedman berpotensi mengatasi masalah ini, dengan tetap melakukan penyesuaian agar dapat kontekstual di Indonesia.

Prinsip Ekonomi Pasar Bebas dengan Memberdayakan Kelas Menengah

Salah satu pemikiran utama Friedman adalah perlunya pasar yang bebas untuk menggerakkan ekonomi.

Foto Milton Friedman (Wikipedia)
Foto Milton Friedman (Wikipedia)

Dalam banyak hal, pasar bebas diyakini dapat menciptakan efisiensi yang lebih tinggi, mengurangi biaya, serta membuka peluang bagi individu dan perusahaan untuk berinovasi dan berkembang. 

Dalam konteks Indonesia, ini berarti mengurangi berbagai hambatan yang ada, baik dalam hal regulasi bisnis yang berlebihan, pajak yang membebani, maupun subsidi yang tidak tepat sasaran.

Saat pemerintah terlalu banyak campur tangan dalam ekonomi, hal ini sering kali menahan potensi pertumbuhan, khususnya bagi sektor usaha kecil dan menengah (UKM) yang merupakan bagian vital dari kelas menengah.

Penerapan pasar bebas di Indonesia dengan tetap memperhatikan penguatan regulasi untuk mencegah monopoli dan kartel agar dapat memperkuat kelas menengah dengan memungkinkan mereka mengakses lebih banyak pasar dan peluang.

Kebijakan deregulasi yang tepat seperti menyederhanakan izin usaha dan memperbaiki sistem perpajakan, akan memberikan ruang lebih luas bagi pelaku bisnis kelas menengah untuk berkembang.

Dengan kata lain, Friedman sangat menekankan pentingnya kebebasan dalam berbisnis dan investasi sebagai salah satu pilar utama pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Pengurangan Peran Pemerintah

Milton Friedman juga berpendapat bahwa terlalu banyak campur tangan pemerintah justru akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.

Presentase Kelas Menengah (Kompas TV)
Presentase Kelas Menengah (Kompas TV)

Bagi Indonesia, sektor publik telah menghabiskan sebagian besar anggaran negara untuk proyek-proyek yang sering kali tidak efisien atau tidak tepat sasaran.

Pemerintah Indonesia perlu lebih selektif dalam alokasi anggaran dan fokus pada penguatan infrastruktur dasar yang dapat memberikan dampak langsung bagi kelas menengah seperti sektor pendidikan, kesehatan, dan akses ke teknologi.

Dalam kerangka ini, pemerintah harus mengurangi kebijakan subsidi yang tidak tepat sasaran dan mulai mengarahkan anggaran negara ke sektor-sektor yang lebih produktif.

Misalnya, alih-alih memberikan subsidi yang merugikan kelas menengah, anggaran tersebut bisa dialihkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau memberikan pelatihan vokasional yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

Dengan demikian, kelas menengah akan lebih siap menghadapi tuntutan pasar kerja yang semakin kompetitif, sekaligus menciptakan peluang lebih banyak bagi mereka untuk berpartisipasi dalam ekonomi formal.

Kunci Kemandirian Ekonomi

Friedman juga menekankan pentingnya kebebasan individu dalam memilih jalur pendidikan mereka  yang dapat memperkuat kemandirian ekonomi.

Sumber: https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/finansial/makro/6125bb463f83b/umkm-adalah-ciri-peran-dan-faktor-perkembangannya
Sumber: https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/finansial/makro/6125bb463f83b/umkm-adalah-ciri-peran-dan-faktor-perkembangannya

Dalam konteks Indonesia, ini sangat relevan mengingat banyaknya tantangan dalam sistem pendidikan yang tidak selalu selaras dengan kebutuhan pasar.

Pendidikan yang tidak relevan dengan kebutuhan industri membuat banyak angkatan kerja kelas menengah terjebak dalam pekerjaan dengan gaji rendah dan kurang berdaya saing.

Salah satu langkah yang bisa diambil untuk mengembalikan kelas menengah di Indonesia adalah dengan memperkenalkan kebijakan pendidikan yang lebih fleksibel dan berorientasi pada kebutuhan industri.

Program pendidikan vokasi yang bersifat praktis dan aplikatif dengan bekerjasama dengan sektor swasta dapat menjadi salah satu solusinya.

Kebijakan beasiswa berbasis kompetensi atau program pelatihan kejuruan yang menargetkan kelas menengah, dapat menciptakan peluang lebih banyak bagi mereka untuk memasuki lapangan kerja yang lebih baik dan lebih berdaya saing.

Mengoptimalkan Potensi Kelas Menengah

Milton Friedman juga sangat mendukung penguatan sektor swasta, termasuk usaha kecil dan menengah (UMKM) sebagai fondasi dari ekonomi pasar.

Sumber: https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/finansial/makro/6125bb463f83b/umkm-adalah-ciri-peran-dan-faktor-perkembangannya
Sumber: https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/finansial/makro/6125bb463f83b/umkm-adalah-ciri-peran-dan-faktor-perkembangannya

Di Indonesia, UMKM menjadi bagian penting dari perekonomian, namun kerap terkendala oleh berbagai faktor seperti akses terhadap modal, pasar, dan teknologi.

Dalam rangka mendukung kelas menengah, salah satu langkah solutif adalah mengurangi hambatan-hambatan yang dihadapi UMKM, termasuk memperbaiki akses pembiayaan yang lebih mudah dan murah, serta menyediakan infrastruktur digital yang lebih baik untuk mendukung pemasaran produk mereka.

Kebijakan fiskal yang mendukung sektor UMKM seperti pengurangan pajak atau pembiayaan yang lebih terjangkau, dapat memberikan ruang bagi kelas menengah untuk berkembang.

Inovasi dalam sistem pembayaran dan pembiayaan digital yang lebih inklusif dapat mempercepat pertumbuhan UMKM, dan pada gilirannya, memperkuat kelas menengah yang bergantung pada sektor ini.

Oleh karena itu, pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang mendorong UMKM untuk tumbuh, termasuk kemudahan akses terhadap teknologi dan informasi.

Penyederhanaan Regulasi dan Peningkatan Infrastruktur

Agar kelas menengah di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang, salah satu langkah penting adalah melakukan penyederhanaan regulasi bisnis, mengurangi birokrasi yang menghambat, serta meningkatkan infrastruktur yang memungkinkan akses yang lebih baik terhadap pasar dan sumber daya.

Pemerintah harus bertindak sebagai fasilitator, bukan penghambat. Penguatan infrastruktur dasar seperti transportasi, teknologi informasi, dan energi menjadi pilar penting dalam menciptakan iklim yang mendukung bagi tumbuhnya kelas menengah.

Selain itu, untuk menyeimbangkan pemikiran Friedman yang menekankan pada pasar bebas, penting bagi Indonesia untuk memiliki sistem pengawasan yang kuat untuk memastikan persaingan yang lebih sehat dan kondusif.

Dengan begitu, Indonesia dapat menaikkan tren positif bagi kelas menengah yang saat ini tengah terhimpit oleh ketidakpastian ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun