Dalam kerangka ini, pemerintah harus mengurangi kebijakan subsidi yang tidak tepat sasaran dan mulai mengarahkan anggaran negara ke sektor-sektor yang lebih produktif.
Misalnya, alih-alih memberikan subsidi yang merugikan kelas menengah, anggaran tersebut bisa dialihkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau memberikan pelatihan vokasional yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Dengan demikian, kelas menengah akan lebih siap menghadapi tuntutan pasar kerja yang semakin kompetitif, sekaligus menciptakan peluang lebih banyak bagi mereka untuk berpartisipasi dalam ekonomi formal.
Kunci Kemandirian Ekonomi
Friedman juga menekankan pentingnya kebebasan individu dalam memilih jalur pendidikan mereka  yang dapat memperkuat kemandirian ekonomi.
Dalam konteks Indonesia, ini sangat relevan mengingat banyaknya tantangan dalam sistem pendidikan yang tidak selalu selaras dengan kebutuhan pasar.
Pendidikan yang tidak relevan dengan kebutuhan industri membuat banyak angkatan kerja kelas menengah terjebak dalam pekerjaan dengan gaji rendah dan kurang berdaya saing.
Salah satu langkah yang bisa diambil untuk mengembalikan kelas menengah di Indonesia adalah dengan memperkenalkan kebijakan pendidikan yang lebih fleksibel dan berorientasi pada kebutuhan industri.
Program pendidikan vokasi yang bersifat praktis dan aplikatif dengan bekerjasama dengan sektor swasta dapat menjadi salah satu solusinya.
Kebijakan beasiswa berbasis kompetensi atau program pelatihan kejuruan yang menargetkan kelas menengah, dapat menciptakan peluang lebih banyak bagi mereka untuk memasuki lapangan kerja yang lebih baik dan lebih berdaya saing.