Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia | Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Nasional

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

FOMO, FOBO, FODA, dan Keputusan Finansial Impulsif

9 Januari 2025   07:05 Diperbarui: 9 Januari 2025   22:02 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Freepik via KOMPAS.com

Misalnya, ketika kita ingin berinvestasi di saham atau reksa dana, kita mungkin terjebak dalam kebingungan memilih antara berbagai produk yang ada di pasar.

Ketakutan bahwa ada opsi yang lebih menguntungkan di luar sana membuat kita terus menunda keputusan. Hasilnya? Kita malah melewatkan peluang yang ada sekarang.

FOBO bukan hanya tentang ketakutan terhadap pilihan yang lebih baik, tetapi juga ketakutan terhadap keputusan yang salah.

Dalam dunia investasi, ini adalah jebakan besar dengan penundaan yang tidak perlu. Ketika kita menunda terlalu lama, ada kemungkinan kita tidak hanya kehilangan peluang, tetapi juga terlambat mengambil langkah yang benar.

Seiring berjalannya waktu, harga bisa berubah, pasar bisa bergejolak, dan kita bisa terjebak dalam situasi dimana keputusan kita menjadi kurang optimal.

Menghadapi FOBO, solusinya adalah dengan menetapkan batasan waktu untuk mengambil keputusan.

Kita bisa memberi diri atas waktu, katakanlah satu minggu atau satu bulan untuk meneliti opsi yang ada, tetapi setelah itu kita harus mengambil langkah. Jngan biarkan pilihan terlalu banyak mengaburkan tujuan finansial kita.

Oleh karena itu, fokus pada apa yang paling sesuai dengan strategi keuangan kita dan jangan biarkan ketakutan terhadap kemungkinan membuat kita kehilangan kesempatan lainnya menghentikan langkah kita sendiri.

Ketakutan untuk tidak Memutuskan apa-apa

FODA atau ketakutan akan mengambil keputusan sama sekali, sering kali datang dengan cara yang lebih subtil namun sangat berbahaya. Alih-alih memilih satu opsi, kita malah memilih untuk tidak memilih sama sekali.

Ini bisa terjadi ketika kita merasa terlalu banyak pilihan, maupun informasi yang berlebihan sehingga membuat kita bingung dan akhirnya memilih untuk tidak bertindak sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun