Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia | Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Nasional

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Integrasi Kearifan Lokal dalam Politik dan Ekonomi

6 Januari 2025   20:03 Diperbarui: 7 Januari 2025   09:05 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:Ilustrasi koransulindo.com

Di tengah dinamika politik dan ekonomi yang semakin kompleks, muncul sebuah pertanyaan mendasar yang kerap terlupakan, yaitu apakah kita masih mengingat kearifan lokal kita?

Di era globalisasi dengan sistem politik dan ekonomi yang semakin terhubung dan saling bergantung, nilai-nilai tradisional yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita kerap diabaikan.

Padahal, kearifan lokal yang mencakup norma, tradisi, dan kebijaksanaan masyarakat memiliki potensi untuk memberikan solusi yang seimbang bagi tantangan-tantangan besar yang kita hadapi dalam politik dan ekonomi saat ini.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan globalisasi yang menuntut perubahan cepat, banyak nilai budaya lokal yang semakin tergerus.

Dalam dunia politik, praktik-praktik pemerintahan yang berlandaskan pada kebijakan internasional sering kali lebih mengutamakan keuntungan praktis jangka pendek daripada keadilan sosial dan keberlanjutan.

Dalam ekonomi, model neoliberal yang menitikberatkan pada kapitalisme kerap mengabaikan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam kearifan lokal seperti gotong royong, keberlanjutan, dan pembagian kekayaan secara adil.

Di sinilah integrasi kearifan lokal dalam politik dan ekonomi menjadi sangat penting sebagai penyeimbang yang mampu membawa kebijakan dan praktek yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan.

Membawa Keberagaman dan Keadilan

Di Indonesia, negara yang kaya akan keberagaman budaya, kearifan lokal memiliki peran penting dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap pemerintahan dan politik.

Tradisi gotong royong yang mengakar dalam banyak suku dan daerah di Indonesia adalah contoh nyata betapa masyarakat lokal cenderung mengedepankan kolaborasi dan kebersamaan dalam mengatasi masalah.

Nilai-nilai ini seharusnya menjadi pijakan dalam setiap kebijakan politik, bukan hanya sekedar dipandang sebagai bagian dari warisan budaya. Namun dalam praktik politik kontemporer, prinsip-prinsip ini kerap diabaikan.

Demokrasi yang berkembang cenderung mengedepankan suara mayoritas, sementara prinsip-prinsip gotong royong yang berbasis pada musyawarah mufakat kadang terpinggirkan.

Akibatnya, kebijakan-kebijakan yang diambil sering kali tidak mampu mewakili kepentingan seluruh lapisan masyarakat, terutama kelompok-kelompok marginal. Inilah mengapa integrasi kearifan lokal dalam sistem politik sangat penting.

Politik berbasis kearifan lokal mengajak kita untuk kembali memikirkan bagaimana nilai-nilai tradisional seperti musyawarah mufakat, kebersamaan dan keadilan sosial bisa dihadirkan kembali dalam pengambilan keputusan politik.

Salah satu contoh yang bisa dijadikan acuan adalah model pemerintahan adat di beberapa daerah yang masih mempertahankan prinsip-prinsip tersebut.

Dalam model ini, pemimpin dipilih berdasarkan konsensus masyarakat dan keputusan yang diambil melibatkan seluruh anggota komunitas.

Penerapan prinsip-prinsip kearifan lokal dalam politik juga dapat menciptakan sistem pemerintahan yang lebih dekat dengan rakyat.

Pemimpin yang terpilih tidak hanya berbicara di ruang rapat yang jauh dari kehidupan sehari-hari masyarakat, melainkan memahami kebutuhan dan masalah yang dihadapi rakyat secara langsung.

Hal ini, pada gilirannya dapat memperkuat rasa keadilan, karena kebijakan yang diambil benar-benar mencerminkan kebutuhan masyarakat lokal dan bukan kepentingan elit tertentu.

Menjaga Alam dan Kesejahteraan Bersama

Sama halnya dengan politik, ekonomi juga tidak bisa dipisahkan dari kearifan lokal. Banyak nilai yang terkandung dalam kearifan lokal yang sangat relevan dengan konsep keberlanjutan dan ekonomi berbasis masyarakat.

Di berbagai daerah, tradisi adat mengajarkan bagaimana memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana, tanpa merusak keseimbangan ekosistem.

Dalam konsep ekonomi modern yang sering kali berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang cepat, kita sering lupa bahwa keadilan sosial dan keberlanjutan jangka panjang jauh lebih penting daripada keuntungan sesaat.

Sebagai contoh, banyak suku di Indonesia yang memiliki sistem pengelolaan hutan adat yang sudah terbukti berhasil menjaga kelestarian alam.

Tradisi ini mengajarkan bahwa hutan bukan hanya sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi, tetapi juga merupakan warisan budaya yang harus dijaga.

Hutan adat diatur dengan prinsip gotong royong, dimana setiap anggota masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengelola sumber daya alam tersebut.

Apabila ada yang melanggar aturan, maka masyarakat akan memberikan sanksi sosial yang jauh lebih efektif dalam menjaga keseimbangan daripada sanksi hukum.

Prinsip-prinsip ekonomi berbasis kearifan lokal ini sangat relevan dengan tantangan yang kita hadapi dalam menangani krisis lingkungan dan ketimpangan sosial.

Di tengah krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan, model ekonomi yang berbasis pada kelestarian alam dan keadilan sosial ini dapat menjadi alternatif yang lebih baik daripada model ekonomi yang mengutamakan eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran.

Menumbuhkan Kesadaran Kolektif

Untuk mewujudkan integrasi kearifan lokal dalam politik dan ekonomi, pendidikan menjadi kunci yang tidak bisa diabaikan.

Generasi muda harus diperkenalkan sejak dini pada pentingnya kearifan lokal dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi.

Pendidikan berbasis kearifan lokal akan membantu mereka memahami bahwa kemajuan tidak hanya diukur dari seberapa cepat kita bisa mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari seberapa baik kita menjaga alam dan kesejahteraan bersama.

Pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal juga dapat membentuk karakter masyarakat yang lebih peka terhadap sesama dan lingkungan.

Ketika prinsip-prinsip gotong royong, musyawarah, dan keberlanjutan diterapkan dalam sistem pendidikan, maka generasi muda akan tumbuh menjadi individu yang lebih bijaksana, lebih peduli terhadap keadilan sosial, dan lebih menghargai warisan budaya mereka.

Tantangan dan Peluang

Meskipun integrasi kearifan lokal dalam dunia politik dan ekonomi sangat penting, hal ini tidaklah mudah. Salah satu tantangan utama adalah resistensi terhadap perubahan.

Dengan kata lain, banyak pihak yang lebih memilih untuk mengikuti arus globalisasi tanpa mempertimbangkan nilai-nilai lokal yang ada.

Selain itu, sistem hukum dan kebijakan yang berlaku saat ini sering kali tidak mendukung pemberdayaan kearifan lokal.

Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih besar dari pemerintah, masyarakat, dan akademisi untuk mendorong pengakuan dan penerapan kearifan lokal dalam kebijakan-kebijakan politik dan ekonomi.

Namun demikian, tantangan ini juga membawa peluang yang besar. Dalam menghadapi berbagai krisis, baik itu krisis lingkungan, sosial, maupun politik, kearifan lokal menawarkan solusi yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.

Dengan mengintegrasikan kearifan lokal dalam kebijakan, kita dapat menciptakan sistem yang lebih adil, lebih berkelanjutan, dan lebih mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan sejati yang memiliki akar historis bangsa Indonesia.

Menjaga Keseimbangan dalam Arus Perubahan

Integrasi kearifan lokal dalam dunia politik dan ekonomi bukan hanya sekedar soal melestarikan budaya, tetapi juga tentang menciptakan sistem yang lebih adil dan berkelanjutan.

Dalam politik, kearifan lokal bisa membawa kebijakan yang lebih berlandaskan pada musyawarah, gotong royong, dan keadilan sosial.

Selain itu, dalam ekonomi, kearifan lokal dapat menawarkan model pembangunan yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga keseimbangan alam dan membangun kesejahteraan bersama.

Di tengah arus globalisasi yang begitu kuat, kita harus menyadari bahwa kearifan lokal bukanlah sesuatu yang ketinggalan zaman, melainkan sesuatu yang sangat relevan untuk mengatasi tantangan zaman.

Dengan menghargai dan mengintegrasikan kearifan lokal dalam dunia politik dan ekonomi, kita dapat membangun sebuah masyarakat yang lebih beradab, lebih adil, dan lebih berkelanjutan.

Wallahu'alam bissawab 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun