Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia | Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Nasional

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Perspektif Habermasian dalam Membongkar Fenomena Korupsi di Indonesia

5 Januari 2025   06:19 Diperbarui: 6 Januari 2025   22:57 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, pemerintah perlu membuka diri terhadap kritik dan masukan dari masyarakat. Dengan demikian, kebijakan yang diambil bukan hanya hasil dari keputusan para penguasa, tetapi juga melibatkan pandangan masyarakat yang lebih luas.

Untuk itu, pemberantasan korupsi harus dilihat sebagai upaya kolektif yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, bukan hanya sebagai tugas lembaga-lembaga penegak hukum.

Apabila diskursus ini dapat terjalin dengan baik, maka ruang publik yang sehat dan demokratis akan tercipta. Dan pada akhirnya, akan mengurangi peluang terjadinya korupsi.

Dengan membuka ruang bagi komunikasi yang rasional dan inklusif, kita dapat menciptakan sistem yang lebih adil, akuntabel, dan bebas dari korupsi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun