Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Money

Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Tawar Rupiah dalam Valas

3 Januari 2025   06:14 Diperbarui: 5 Januari 2025   07:09 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi medcom.id

Pembangunan ekonomi harus mengutamakan peningkatan produktivitas sektor-sektor yang berpotensi menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan berkelanjutan seperti sektor teknologi, agribisnis, dan energi terbarukan.

Peningkatan sektor manufaktur juga perlu didorong, tetapi harus disertai dengan kebijakan yang meminimalisir ketergantungan terhadap impor barang modal dan bahan baku.

Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah mendorong riset dan pengembangan (R&D) untuk menciptakan inovasi dalam teknologi dan produk domestik yang lebih efisien, serta mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor.

Ini penting, karena sektor manufaktur yang kuat akan menciptakan produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga mampu bersaing di pasar global.

Selain itu, sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia harus mendapatkan perhatian lebih.

Penguatan sektor UMKM akan membuka peluang besar untuk menciptakan lapangan kerja yang merata, dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri.

Kebijakan yang lebih berpihak pada UMKM seperti kemudahan akses pembiayaan, insentif pajak, dan dukungan pemasaran digital sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk dan daya saingnya di pasar global.

Mengatasi Ketergantungan terhadap Impor dan Meningkatkan Daya Tawar Rupiah

Salah satu aspek yang sangat memengaruhi daya tawar rupiah di pasar valas adalah ketergantungan Indonesia terhadap impor, terutama untuk bahan baku dan barang modal.

Defisit transaksi berjalan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir mencerminkan bahwa Indonesia masih mengimpor lebih banyak barang daripada yang diekspor.

Sumber: Ilustrasi kompas.com
Sumber: Ilustrasi kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun