Dalam kolom-kolomnya, Mahbub dengan tajam mengkritik pemerintahan yang lebih mengutamakan pembangunan fisik tanpa memperhatikan masalah kemiskinan struktural dan ketidakadilan sosial.
Mahbub menyadari betul bahwa pembangunan yang tidak merata dapat memperburuk ketidaksetaraan sosial, yang pada akhirnya menciptakan ketegangan dalam masyarakat.
Selain itu, salah satu tulisan yang menarik adalah kritiknya terhadap program transmigrasi yang dijalankan oleh pemerintah Orde Baru.
Mahbub mempertanyakan efektivitas program tersebut dalam mengurangi kemiskinan serta ketimpangan sosial, dan apakah program tersebut benar-benar menguntungkan masyarakat yang dipindahkan.
Dalam hal ini, Mahbub menunjukkan kemampuannya untuk berpikir kritis dan objektif, kendati berada dalam suasana politik yang penuh dengan hambatan, batasan, dan kendala yang mengkerangkeng kebebasan pers.
Peran Jurnalis dalam Demokrasi
Buku Kolom Demi Kolom juga mengangkat pentingnya peran jurnalis dalam menjaga demokrasi dan mengawasi jalannya pemerintahan.
Mahbub menekankan bahwa jurnalis bukan hanya penyampai informasi, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral untuk mengawasi dan mengkritik kebijakan pemerintah yang dapat merugikan rakyat.
Dalam pandangannya, pers yang bebas dan independen adalah salah satu pilar penting dalam demokrasi yang sehat dan menciptakan keadilan bagi masyarakat.
Dengan cara yang bijaksana dan cerdas, Mahbub menunjukkan bahwa meskipun pers Indonesia pada masa Orde Baru berada di bawah kontrol ketat, tetap ada ruang bagi jurnalis untuk menyampaikan kebenaran dan mengungkapkan ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.
Buku ini mengingatkan kita bahwa tugas jurnalis tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai pengkritik sosial yang berperan dalam membentuk opini publik yang kritis dan rasional.