Pendidikan, ekonomi, dan generasi muda adalah tiga pilar utama yang saling terkait dalam proses pembangunan suatu negara.
Pada kenyataannya, ketiga elemen ini tidak dapat dipisahkan, karena masing-masing saling mempengaruhi dan memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan sebuah bangsa.
Kendati demikian, dalam konteks globalisasi dan revolusi industri 4.0, tantangan yang dihadapi oleh generasi muda semakin kompleks, khususnya dalam mengakses pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang.
Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membentuk generasi muda yang cerdas, inovatif, dan produktif. Tanpa pendidikan yang baik, seseorang akan kesulitan untuk bersaing di dunia kerja dan berkontribusi terhadap perekonomian.
Sebaliknya, perekonomian yang kuat memerlukan dukungan dari sumber daya manusia yang terdidik dan terampil.
Dalam tulisan ini, penulis akan membahas hubungan antara pendidikan, ekonomi, dan generasi muda dalam konteks Indonesia serta dampaknya terhadap pembangunan sosial-ekonomi di masa depan.
Pendidikan sebagai Katalisator Ekonomi
Pendidikan memainkan peran yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM), dan merupakan salah satu faktor utama dalam meningkatkan perekonomian suatu negara.
Hal ini selaras dengan teori modal manusia yang dikemukakan oleh Gary Becker (1993), bahwa pendidikan dapat dianggap sebagai investasi jangka panjang dalam meningkatkan kemampuan individu, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan output ekonomi.Â
Oleh karena itu, peningkatan kualitas pendidikan akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, karena semakin terdidiknya seseorang, maka semakin besar peluangnya untuk berkontribusi dalam sektor-sektor produktif seperti industri, teknologi, dan jasa.
Namun demikian, pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan dalam beberapa dekade terakhir, meskipun masih ada ketimpangan yang signifikan dalam hal kualitas dan akses.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bank Dunia, bahwa Indonesia berada di peringkat yang cukup rendah dalam hal kualitas pendidikan dibandingkan negara-negara anggota ASEAN lainnya (World Bank, 2020).
Ketimpangan ini terlihat jelas antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara wilayah Jawa dan luar Jawa. Selain itu, kualitas pengajaran dan kurikulum yang ada juga belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang semakin dinamis.
Kurikulum yang tidak relevan dengan tuntutan industri modern bisa menyebabkan lulusan pendidikan tinggi kesulitan dalam mencari pekerjaan, utamanya bagi mereka yang memiliki kehendak pekerjaan sesuai dengan fashion-nya.
Dalam hal ini, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk berkolaborasi dalam merancang kurikulum yang lebih aplikatif dan berbasis keterampilan agar generasi muda siap menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks.
Tantangan Ekonomi dan Peran Generasi Muda
Di sisi lain, ekonomi Indonesia seperti banyak negara berkembang lainnya, masih menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal pengangguran dan ketimpangan pendapatan.
Laporan Organisasi Buruh Internasional (2022) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di kalangan pemuda di Indonesia masih cukup tinggi, meskipun terdapat peningkatan dalam tingkat partisipasi angkatan kerja.
Salah satu penyebab utamanya adalah adanya gap antara keterampilan yang dimiliki oleh generasi muda dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Banyak lulusan sekolah dan perguruan tinggi yang kesulitan memperoleh pekerjaan yang layak karena kurangnya keterampilan teknis dan soft skills yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Sementara itu, sektor ekonomi Indonesia mengalami transformasi yang pesat dengan sektor-sektor digital dan teknologi yang semakin mendominasi.
Ini memberikan peluang sekaligus tantangan bagi generasi muda untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan teknologi. Revolusi Industri 4.0 menuntut adanya tenaga kerja yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.
Di sinilah peran generasi muda menjadi sangat penting. Mereka harus menjadi agen perubahan yang dapat merespons tuntutan dunia yang berubah cepat.
Selain itu, generasi muda juga perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan ekonomi agar kebijakan yang dihasilkan lebih inklusif dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, partisipasi aktif mereka dalam sektor ekonomi digital, kewirausahaan, dan inovasi teknologi dapat menjadi pendorong dan penggerak utama bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menyiapkan Generasi Muda untuk Ekonomi Masa Depan
Dalam konteks ekonomi global yang semakin terbuka, salah satu alternatif untuk mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja baru adalah dengan meningkatkan pendidikan kewirausahaan.
Pendidikan kewirausahaan dapat memberikan keterampilan praktis yang diperlukan untuk memulai dan mengelola usaha serta memperkenalkan generasi muda pada dunia bisnis dan investasi.
Hal ini selaras dengan studi yang dilakukan oleh MIT Sloan School of Management menunjukkan bahwa negara-negara yang berhasil mendorong pengembangan kewirausahaan memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, karena kewirausahaan berkontribusi pada penciptaan lapangan pekerjaan dan inovasi produk atau layanan yang baru (Kauffman Foundation, 2018).
Indonesia dengan jumlah populasi muda yang besar, memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekosistem kewirausahaan yang produktif. Namun, untuk mendorong kewirausahaan di kalangan generasi muda, perlu adanya dukungan yang lebih kuat dari pemerintah dan lembaga pendidikan.
Program-program kewirausahaan di sekolah dan perguruan tinggi harus lebih fokus pada pemberian keterampilan praktis dan pengalaman nyata seperti inkubator bisnis dan akses ke pendanaan usaha.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi berkembangnya wirausahawan muda di Indonesia.
Peran Teknologi dalam Meningkatkan Akses Pendidikan dan Ekonomi
Teknologi telah menjadi faktor pengubah besar dalam bidang pendidikan dan ekonomi. Dalam konteks pendidikan, teknologi memungkinkan adanya akses yang lebih luas dan merata ke sumber daya belajar, bahkan di daerah-daerah yang terpencil.
Pembelajaran daring dan platform pendidikan online telah membuka peluang bagi generasi muda untuk mengakses pendidikan berkualitas tanpa terbatas oleh lokasi dan waktu.
Misalnya, platform seperti Coursera dan edX memungkinkan siapa saja untuk mengikuti kursus dari universitas-universitas terkemuka di dunia, meskipun mereka tidak berada di kampus fisik.
Sementara dalam dunia ekonomi, teknologi digital membuka peluang bagi generasi muda untuk berkarier di sektor-sektor yang sebelumnya tidak terbayangkan seperti teknologi informasi, fintech, dan e-commerce.
Dari laporan McKinsey Global Institute (2020) dapat dilihat secara terang bahwa ekonomi digital akan menyumbang sekitar 60% dari PDB global pada tahun 2025. Dan ini menciptakan peluang besar bagi mereka yang memiliki keterampilan digital untuk memanfaatkan pasar global.
Pilar Utama dalam Pembangunan di Masa Mendatang
Pendidikan, ekonomi, dan generasi muda saling terkait erat dalam membentuk masa depan suatu negara. Peningkatan kualitas pendidikan dan akses yang lebih merata adalah langkah awal untuk menciptakan generasi muda yang siap menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks.
Dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, pendidikan kewirausahaan dan keterampilan digital menjadi kunci untuk membuka peluang karier baru bagi generasi muda.
Untuk itu, diperlukan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan SDM yang kompeten dan siap bersaing di dunia global.
Apabila langkah-langkah ini berhasil diimplementasikan, Indonesia akan memiliki generasi muda yang tangguh, inovatif, dan siap untuk menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi masa depan.
Referensi
Becker, G. S. (1993). Human Capital: A Theoretical and Empirical Analysis with Special Reference to Education. University of Chicago Press.
International Labour Organization (ILO). (2022). Global Employment Trends for Youth 2022. Geneva: ILO.
Kauffman Foundation. (2018). The Importance of Entrepreneurship in Economic Development. MIT Sloan School of Management.
McKinsey Global Institute. (2020). The Future of Work in America: People and Places, Today and Tomorrow. McKinsey & Company.
World Bank. (2020). Indonesia-Quality of Education and Skills Development. Washington D.C.: World Bank.
Memulung Hikmah di Tanah Rantau Jakarta | Keunikan Kapurung dan Lapar yang Tak Terbendung | Manchester United, Ruben Amorim, dan Premier League | Menyelami Keunikan Toraja | Generasi Muda, Lintas Iman, dan Merawat Kebhinekaan | Kecanduan Handphone | Literasi Keuangan, Over Confidence, dan FOMO Pada Gen Z di Indonesia |Â Tetralogi Buruh Karya Pramoedya Ananta Toer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H