Namun, seperti halnya perjalanan menuju kedewasaan, Anda akan belajar untuk mencintai rasa tersebut, pahit manis, asam gurih, dan segala sensasi yang tercipta dalam setiap sendoknya.
Bagi banyak orang yang sudah lama tinggal di Palopo atau yang tumbuh dengan makanan ini, kapurung bukan hanya soal rasa, tapi soal kenangan.
Makanan ini mengingatkan mereka pada masa kecil, pada kebersamaan dengan keluarga, dan pada perayaan-perayaan sederhana yang sering kali jauh lebih berarti daripada pesta megah.
Bagi mereka, utamanya yang tinggal di Palopo, kapurung bukan hanya makanan, melainkan bentuk yang melambangkan dari rasa syukur atas kehidupan yang sederhana namun penuh arti dan bermakna.
Apabila Anda kebetulan mengujungi Palopo dan bertekad untuk mencicipi kapurung, bersiaplah untuk sesuatu yang mungkin akan membuatmu berpikir ulang.
Tapi satu hal yang pasti bahwa Anda akan menemukan sesuatu terhadap diri sendiri yang lebih menghargai kesederhanaan dalam hidup. Bahkan jika itu hanya semangkuk kuah bening yang penuh dengan sayuran dan sagu.
Kapurung lebih dari sekedar Makanan
Mengakhiri petualangan kuliner di Palopo ini, penulis ingin mengatakan satu hal, apabila Anda pernah merasa ragu dengan keputusan untuk mencoba kapurung, percayalah bahwa keputusan itu pada akhirnya akan membuatmu tersenyum atau setidaknya memberikanmu cerita unik untuk diceritakan kepada circle pertemananmu.
Ini adalah pengalaman yang tidak akan Anda temui di restoran-restoran mewah atau warung kopi kekinian. Di sini, Anda tidak hanya menikmati makanan, tetapi juga merasakan kehangatan sebuah tradisi yang telah ada jauh sebelum media sosial mulai mendikte selera kita.
Untuk itu, jika suatu hari nanti Anda berada di Palopo, jangan lupa mencoba sepiring kapurung. Bukan hanya untuk lidahmu, tetapi untuk hatimu yang mungkin akan mengingat makanan ini jauh lebih lama daripada hidangan lainnya yang pernah Anda nikmati.
Apakah Anda sudah pernah mencoba? Jika belum, silahkan dicoba dulu dan rasakan sensinya!