Mohon tunggu...
Muhammad Rafly
Muhammad Rafly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka nonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyempurnaan Makna dan Langkah Pengaplikasian Amar Ma'ruf Nahi Mungkar Merujuk pada Al-Quran

26 Desember 2022   23:32 Diperbarui: 27 Desember 2022   04:47 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pembeda antara yang hak dan batil, sebagai kitab tuntunan dan pedoman hidup umat Islam tentu al-Quran memiliki penjelasan tentang perubuatan-perbuatan manusia sebagai hamba. Amar mar'uf nahi mungkar merupakan bentuk dari hal tersebut, kata amar ma’ruf nahi mungkar sendiri memiliki makna menyuruh kepada yang baik, mencegah kejahatan. 

Kata amar ma’ruf nahi mungkar dalam Al-Qur‘an disebutkan sebanyak sembilan kali yang terdapat pada surah yang berbeda-beda, kalimat tersebut ditulis secara bersamaan. Sedangkan kata ma’ruf, terdapat sebanyak 39 kali disebutkan dalam surah yang berbeda, hal ini meunjukan bahwa ajaran amar ma’ruf nahi munkar sangat penting untuk ditegakkan dan dilaksanakan dalam Islam.

 Pengertian rinci tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar 

Secara harfiah kata amar berakar dari kata amara-ya'muru yang berarti suatu perintah Sedangkan, kata ma’ruf, secara etimologi yang diambil dari kata bahasa Arab, yaitu isim maf’ul dari kata ‘arafa-yu’rifu-irfatan atau ma’rifatan yang berarti mengakui, mengenal dan mengetahui. Sebagai isim maf’ul, kata ma’ruf diartikan sebagai sesuatu yang telah diketahui, yang telah dikenali atau yang telah diakui. 

Kata ma’ruf juga kadang-kadang dimaknakan terhadap sesuatu sesuatu yang sewajarnya, sepatutnya, sepantasnya atau sesuatu yang bernilai kebaikan dan kemaslahatan. Sedangkan kata munkar juga berasal dari bahasa Arab, yang kata dasarnya adalah nakira, yang diartikan dengan jahala (tidak mengenal, tidak mengetahui atau tidak mengakui). Sebagai isim maf”ul, kata munkar diartikan sebagai sesuatu yang tidak diketahui, yang tidak dikenali atau yang tidak diakui. 

Kata amar ma’ruf nahi munkar sendiri disebut dalam Al-Quran Pada 5 surah,yakni pada surah Ali-Imran ayat 104,110,114, surah Al-A'raf ayat 157, surah At-taubah ayat 67,71,112, surah al-hajj ayat 41 , surah al-luqman ayat 17. Dari ayat tersebut para uluma tafsir mengambil kesimpulan dari makna amar ma’ruf nahi munkar , Menurut Sayyid Quthub, ma’ruf adalah kebaikan, keutamaan, kebenaran dan keadilan. Sedangkan munkar adalah kejahatan, kehinaan, kebatilan dan kezhaliman, Imam Mahmud al-Nasafi mendefinisikan ma’ruf dengan sesuatu yang dipandang baik oleh syara’ (agama) dan akal sehat. Sedangkan munkar menurutnya adalah sesuatu yang dipandang buruk atau jelek oleh syara’ dan akal sehat. 

Kesimpulan dari 2 pendapat ulama di atas dapat disimpulkan makna dari sesuatu yang baik dan sesuai dengan syara’ merupakan mar’uf, sedangkan sesuatu yang buruk atau tidak sesuai dengan syara’ merupakan munkar, hal tersebut menunjukan seberapa rinci dan lengkap ajaran dalam islam. 

Langkah pengaplikasian amar mar’uf nahi mungkar   

Pengaplikasian amar mar’uf nahi mungkar di masyarakat sendiri sangat luas, menurut beberapa pendapat, amar mar’uf nahi mungkar didasarkan pada banyak pandangan,beberapa pandangan tersebut seperti kemanusian,keilmuan,dan keimanan.

Jika menurut kemanusian yakni segala sesuatu yang harusnya sesuai dengan dasar kemanusian,jadi disini tujuan amar mar’uf nahi mungkar yakni membentuk manusia yang  baik dalam segala macam hal dalam perkembangan zaman, hal tersebut dapat di dapatkan dari lembaga-lembaga pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ke arah pendidikan melaikan juga kepahaman atas menjadi insan yang baik.seperti saling membantu, menghormati yang lebih tua, menghargai lebih mudah,dll.

membebaskan manusia dari keterbelakangan, kebodohan, kemiskinan, ketertindasan, penyakit, kelompok rentan dan sebagainya, pembebasan manusia dari cenkraman kehidupan yang sangat tidak disenangi, jadi disini melepaskan kerangka-kerangka kuno yang tidak sesuai dengan zaman sekarang dan melanggar kepada hakikat dari agama. Seperti menghidari perang, saling membunuh, saling menjajah,dll .

Dan terakhir ada keimanan,jadi disini yakni aspek paling penting, yakni menguatkan iman dan menjadikan amar ma’ruf nahi mungkar sebagai salah satu media pengkukuhan iman dan menjadi seorang muslim yang taat pada ajaran ajaran islam.seperti dengan tidak melakukan maksiat,seperti melakukan zina, melakukan riya, melakukan ghibah, dan larangan Allah lainnya.

Akan tetapi penerapan dari umat muslim di dunia lebih tertuju pada memberhentikan maksiat, mencegah perbuatan buruk, berjuang menghilangakan kejahatan,menentang sesuatu yang melenceng. Yang mana hal ini menunjukan bahwa hal tersebut lebih merujuk pada nahi munkar, oleh karena itu masih belum cukup untuk mengaplikasikan makna utuh dari amar ma’ruf nahi mungkar. 

 Oleh karena itu meskipun melaksanakan amar maruf nahi munkar merupakan sesuatu yang baik, tetapi tidak boleh sembarang orang melakukannya,karena tidak boleh melakukan secara asal asalan, karena ada ilmu ilmu yang harus dipahami terlebih dahulu yang harus melekat pada sang pelaksana amar ma’ruf nahi munkar dan dibagi sebagai berikut: 

1. Ahli dalam ilmu Agama

 pastinya meraka mengetahui mana yang baik dan salah, diantara yang maruf  dan munkar,mana yang harus dilarang  dan mana yang diperintahkan. 

2. Memiliki Sifat Wara’ 

Bisa menjaga diri dari berbagai dosa dan tidak melakukan maksiat, karena dia harus selalu taat kepada Allah SWT 

3. Memiliki sifat lemah lembut 

Bersifat lemah lembut karena di merupakan seorang yang sedang memberikan nasihat kepada seorang klien tentu harus dengan cara lembut agar mereka mau menuruti apa yang dikatakan olehnya. 

4. Memiliki sifat sabar 

Harus sabar dikarenakan menyampaikan sesuatu seperti amar ma’ruf nahi mungkar bukan merupakan suatu hal yang mudah,meliputi harus menjadi seorang yang teliti, memiliki tekat kuat, tidak mudah putus asa, dan kokoh pada pendiriannya

5. Rela berkorban  

yakni  bersedia mengorbankan segala hal, baik waktu,tenaga,pikiran, harta maupun perasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun