Mohon tunggu...
Muhammad Rafif Rais
Muhammad Rafif Rais Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta

Halo semua! Perkenalkan, saya Muhammad Rafif Rais biasa dipanggil Rafif atau Rais. Saya merupakan seorang mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional di UPN 'Veteran' Yogyakarta. Saat ini hobi saya membaca (gak tau besok) dan juga menulis walaupun sebenarnya saya mulai menulis saat masuk kuliah (karena tugas juga). Tapi semoga dengan berjalannya waktu saya bisa semakin mahir dalam menulis sebuah berita dan informasi. Jika terdapat kekurangan dalam tulisan saya, mohon berikan masukannha di komen yaa pasti akan saya baca. Terimakasih dan selamat membaca 🙇🏻‍♂️

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Realisme Politik Luar Negeri Pada Era Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

7 Desember 2024   22:44 Diperbarui: 7 Desember 2024   22:46 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Presiden SBY sering dianggap sosok yang berfokus pada kebijakam luar negeri yang pragmatis, yang lebih mengedepankan kepentingan nasional dan stabilitas internasional. Akan tetapi, jika dilihat dari kacamata teori konstruktivisme dalam politik luar negeri, dapat ditemukan adanya alasan mengapa era kepemimpinan Presiden SBY tidak sepenuhnya relevan dengan perspektif konstruktivis. 

Hal itu dikarenakan banyak dari kebijakan luar negeri Presiden SBY berfokus pada menjaga stabilitas regional dan hubungan diplomatik yang harmonis. Sebagai contoh, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden SBY cenderung untuk bersikap moderat terhadap isu-isu yang memicu ketegangan, seperti isu Palestina, atau isu-isu terkait dengan hak asasi manusia dan demokrasi di negara lain. 

Di lain sisi, konstruktivis lebih mengedepankan perubahan identitas dan norma global. Misalnya, seperti konstruktivis akan melihat bagaimana Indonesia berperan dalam mempengaruhi pembentukan identitas global, seperti dalam isu perubahan iklim atau hak asasi manusia. SBY, meskipun berperan dalam diplomasi internasional, tidak secara aktif membentuk atau merombak norma-norma internasional yang ada, yang lebih menjadi ciri dari perspektif konstruktivis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun