Mohon tunggu...
MUHAMMAD RAFFI DWI TAMMAM
MUHAMMAD RAFFI DWI TAMMAM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

psikologi, dan bimbingan konseling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak dari Internet di Zaman Sekarang yang Menyebabkan Menurunnya Moral Pada Remaja

18 Desember 2023   20:44 Diperbarui: 19 Desember 2023   12:14 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://berita.dreamers.id/article/69947/perilaku-gila-dan-mengerikan-anak-bondowoso-yang-kecanduan-gadget-parah

Perkembangan teknologi pada saat ini kian pesat. Teknologi yang canggih tiap harinya akan membuat masyarakat semakin terbantu. Tetapi disisi lain terdapat dampak negatif yang cukup signifikan terhadap moral remaja. Dampak dari internet saat ini membuat remaja semakin hari semakin berperilaku yang menunjukkan menurunnya moral mereka. Banyak sekali para remaja sekarang yang sudah berani mengucapkan kata-kata kotor bahkan didepan umum, serta tidak sedikit para remaja yang mulai berani berperilaku tidak senonoh yang seharusnya tak di lakukan pada usia-nya.

Internet memang menjadi faktor utama penyebab menurunnya moral pada remaja saat ini, karena para remaja bisa mengakses bebas apa saja konten yang ada di internet seperti konten pornografi, kekerasan, peperangan, dan lain sebagainya. Hal itu menyebabkan remaja kurang displin dan bersifat malas, membuat remaja dengan mudah untuk menyontek karya-karya orang lain, dan tidak mempunyai sopan santun baik dalam berpakaian maupun saat berbicara.

Saat ini memang sudah menjadi banyak contoh nyata mengenai menurunnya moral pada remaja saat ini, di lingkungan sekitar kita pasti sering di temukan remaja yang bolos sekolah dan memilih pergi ke warnet untuk bermain game atau mengakses internet. Lalu contoh lainnya para remaja yang terang-terangan berbicara kotor di tempat umum, lalu berbicara kepada yang lebih tua dengan tidak sopan. Itu adalah sebagian dari contoh nyata kasus menurunnya moral pada remaja saat ini.

Pentingnya Mengawasi Perkembangan Moral Pada Remaja

Kesadaran moral yaitu faktor penting untuk memungkinkan tindakan manusia selalu bermoral dalam berperilaku susila dan perbuatannya selalu sesuai dengan norma yang berlaku. Kesadaran moral di dasarkan atas nilai-nilai yang benar-benar esensial, fundamental (Nata, 1996). Perkembangan remaja adalah bertambahnya kemampuan dan fungsi tubuh dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari kematangan (Rizal, T).

Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan dari masa kanak-kanak, masa transisi dimana masa remaja dalam proses persiapan dan membina diri sambil memperoleh dukungan dan penjagaan orang tua, lingkungan, masyarakat dan mandiri yang penuh tanggung jawab. Pada masa ini begitu pesat mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik itu fisik maupun mental (Rahayu, 2017).

Pembinaan moral terhadap remaja sangat perlu di perhatikan dan di tingkatkan secara efektif dan efisien, sebab pada fase remaja merupakan fase berada pada masa transisi dalam rangka pencarian jati diri, pada fase remaja ini seseorang remaja akan mudah terpengaruh akan lingkungan keluarga dan orang tualah yang pertama dan utama memberikan dasar-dasar pendidikan seperti agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, memenuhi peraturan, menanamkan kebiasaan dan sebagainya.

Faktor yang mengakibatkan terjadinya perilaku remaja yang menyimpang diantaranya adalah kondisi lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, kemudian dipengaruhi oleh faktor kemajuan teknologi pada saat ini, dan yang terakhir dari faktor psikologis. Melihat faktor psikologis ini maka dapat dilihat masa remaja adalah masa yang labil yang rentan terhadap pengaruh dari dalam maupun dari luar, hal ini disebabkan karena remaja tidak dapat di pisahkan dari faktor lingkungan.

Oleh sebab itu sangat di butuhkan peran penting dari orang tua, lingkungan sekitar, dan sekolah. Agar bisa menanggulangi perilaku negatif atau amoral terhadap penggunaan internet pada remaja. Agar nilai moral senantiasa digunakan anak muda dalam menggunakan internet. Ada beberapa yang bisa diperhatikan dan diterapkan yakni, Menanamkan nilai-nilai agama, Meningkatkan kesadaran anak muda, dan peran meningkatkan kedisiplinan para remaja.

Peran Orang Tua Serta Sekolah Untuk Menangani Masalah Ini

Peran orang tua dalam hal ini sangat penting dalam mendidik anak, salah satunya pemberian fasilitas gadget pada remaja tanpa adanya kontrol terhadap hal yang dilakukan anak tersebut dengan gadgetnya. Kerap kali sebagian orang tua di Indonesia memberikan gadget kepada anak dengan alasan agar anak tenang dan tidak rewel, padahal hal itu sangat berbahaya untuk perkembangan anak di usia mendatang apalagi jika anak tersebut sudah menginjak masa remaja, masa remaja adalah masa dimana mulai mencari jati diri seseorang. Jika remaja sering mengakses internet tanpa adanya kontrol dari orang tua, mereka menjadi sangat bebas mencari jati diri nya di internet yang mungkin bisa saja banyak mempelajari hal-hal negatif di dalam nya.

Maka dari itu peran orang tua harus memberikan perhatian terhadap anaknya dan menjaga kebersamaan dalam menciptakan hubungan komunikasi yang baik terhadap remaja agar remaja tidak jauh dari nilai moral. Lalu melakukan pemantauan segala aktivitas anak jika mereka sedang mengakses internet, dan juga melakukan pembatasan dalam penggunaan gadget agar anak tidak bergantung terhadap gadget.

Kemudia peran sekolah atau lingkungan pendidikan juga tidak kalah penting dalam mengajarkan moral para remaja. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membentuk perkembangan moral yang diharapkan. Pendidikan sering didefiniskan dari praktek-praktek yang digunakan sekolah dan guru untuk mempengaruhi pembelajaran dan perkembangan moral para siswa. Perkembangan moral serta pembentukan karakter anak-anak dan remaja diperoleh dari sekolah. Tan dan Chew (2004) menyatakan pedagogik dibutuhkan untuk membangun karakter, dengan praktek dan pengalaman dalam menyelsaikan masalah dan dilema. Singkatnya lingkungan pendidikan diperlukan sebagai suatu kondisi untuk melakukan kontrol sosial dan sekaligus sarana yang sangat penting bagi realisasi diri serta pembentukan moral.

Sebagai lembaga pengendalian sosial, sekolah pastinya memiliki aturan-aturan tertentu untuk mengatur siswa agar berbuat sesuai kaidah-kaidah yang telah ditentukan, aturan-aturan tersebut disebut juga dengan istilah tata tertib. Tata tertib sekolah mempunyai peraturan yang bersifat mengikat dan memaksa. Tata tertib ini menjadi indikator perilaku siswa, dengan dibuatnya tata tertib ini diharapkan terciptanya kedisiplinan pada diri siswa sehingga dapat meningkatkan moral mereka, tetapi pada kenyataannya tidak semua aturan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya karena masih terdapat siswa yang melakukan pelanggaran.

Semua guru dan pihak yang berwenang harus bersikap tegas dalam melaksanakan aturan dan mengendalikan perilaku siswa, dengan demikian maka pengendalian yang dilakukan oleh guru akan berjalan dengan maksimal, sehingga meminimalisir kasus menurunnya moral para siswa.

Terdapat tiga cara pengendalian sosial di lingkungan sekolah, yaitu melalui tindakan atau upaya preventif, melalui tindakan represif, dan melalui tindakan kuratif.

- Upaya Secara Preventif 

Upaya penanggulangan secara preventif yaitu suatu usaha untuk menghindari pelanggaran atau mencegah timbulnya kenakalan-kenakalan sebelum rencana kenakalan itu bisa atau setidaknya bisa memperkecil jumlah pelanggaran yang dilakukan siswa setiap harinya. Agar dapat mewujudkan upaya penggulangan tersebut perlu dilakukan langkah-langkah yang tepat dalam melakukan upaya preventif tersebut antara lain dengan menambahkan bekal agama seperti: di sekolah para guru menjadwalkan siswa siswi untuk shalat dhuha dan shalat dhuhur berjama'ah, program baca tulis Al-Qur'an, memberikan pendidikan agama, mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dan lain lain.

- Upaya Secara Represif

Upaya penanggulangan secara represif seperti tertulis Yulia dan Gunarsa adalah "suatu usaha atau tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan remaja sesering mungkin atau menghalagi timbulnya peristiwa yang lebih kuat". Upaya ini bisa diwujudkan dengan jalan memberi peringatan atau hukuman kepada remaja diliquent terhadap setiap pelanggaran yang dilakuan setiap remaja. Bentuk hukuman tersebut bersifat psikologis yaitu mendidik dan menolong agar mereka menyadari akan perbuatannya dan tidak akan mengulangi kesalahannya. Dalam lingkungan sekolah tindakan represif dapat diambil sebagai langkah awal adalah dengan memberi teguran dan peringatan jika anak didik kita melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di sekolah.

Di lingkungan sekolah kepala sekolah lah yang berwenang dalam pelaksanaan punishment terhadap pelanggaran tata tertib sekolah, namun dalam beberapa hal guru juga berhak bertindak. Akan tetapi, punishment yang berat seperti hal nya "scoring" maupun dikeluarkannya anak dari sekolahan merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing hanya bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran maupun akibatnya. Namun guru BK atau konselor di sekolah hendaknya cermat memahami gejala kenakalan remaja yang sedang dialami siswa agar dapat diberikan bantuan yang sesuai.

- Upaya Secara Kuratif

Tindakan kuratif yaitu tindakan yang diambil setelah terjadinya tindak penyimpangan. Tindakan ini ditujukan untuk memberikan penyadaran kepada para pelaku penyimpangan agar dapat menyadari kesalahannya dan mau serta mampu memperbaiki kehidupannya sehingga dikemudian hari tidak lagi mengulangi kesalahannya.

Masalah kenakalan remaja merupakan sebagian dari masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat dan sudah lama menjadi bahan pemikiran (Soejono Soekanto). Maka penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan menjadi orang dewasa yang berkepribadian kuat sehat jasmani, rohani, kuat iman sebagai anggota masyarakat, bangsa, dan tanah airnya. Usaha tersebut diataranya yaitu mengadakan kerja sama dengan orang tua yaitu memanggil orang tua wali, kunjungan kerumah peserta didik.

Solusi Tepat Untuk Menyelesaikan Kasus Ini

Perkembangan teknologi informasi saat ini memungkinkan generasi muda mengakses internet baik yang positif maupun negatif. Banyak peristiwa yang terjadi karena kurangnya pengawasan maupun pemahaman yang baik dalam menerima informasi. Jika disalahgunakan maka perkembangan teknologi informasi juga mengandung dampak negatif, yang dapat merusak akhlak atau moral ter-utama anak-anak dan remaja.

Untuk solusi yang bisa dilakukan yaitu, dimulai dari pendidikan anak oleh orang tuanya. Kemudian, melatih self-censor. Di rumah, orang tua bisa melakukan kontrol akses dengan penggunaan perangkat jaringan internet yang dapat dilihat secara terbuka (tidak melalui wifi), agar seluruh keluarga bisa mengetahui konten apa yang diakses anak-anak. Penggunaan wifi bisa menyebabkan anak membuka konten informasi dalam internet secara tertutup (di kamar), yang tidak dapat dikontrol.

Kemudian ketika anak di sekolah harus ada pengawasan dalam hal akses informasi, termasuk membatasi anak tidak menggunakan smartphone. Pemerintah pun juga perlu terus melakukan upaya-upaya mengontrol konten negatif dengan kebijakan sensor. Di samping sensor yang dilakukan oleh negara/pemerintah, harus pula ada mekanisme self-censor agar warga masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, pintar dalam memilah informasi yang positif dan sehat. Self-censor ini harus diajarkan dimulai sejak usia dini, dan dalam hal ini peran orang tua menjadi sangat penting.

Pemerintah harus mengambil langkah serius untuk menangani konten konten negatif di internet. Pada saat ini, negara/pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan pemantauan dan sensor terhadap konten negatif, yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi, sejalan dengan UU Nomor 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Namun demikian, tetap saja ada konten negatif ini ada yang lolos.

Meski demikian, upaya-upaya ini tetap perlu dilakukan. UU ITE juga sangat penting dan diperlukan untuk mengurangi dampak negatif. Peraturan ini bisa menjadikan pengguna juga memiliki kontrol untuk menggunggah maupun posting hal-hal yang tidak baik. Persoalan keterbukaan informasi ini merupakan tantangan di dunia modern yang harus dihadapi.

Simpulan dari Kasus Ini

Jadi simpulannya bahwa penurunan moral remaja merupakan masalah yang serius yang harus segera diatasi. Upaya dari berbagai pihak diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Dengan upaya yang serius dan terencana, menurunnya moral remaja dapat ditekan dan moral remaja dapat ditingkatkan. Upaya yang harus di lakukan oleh beberapa pihak terkait seperti dari lingkungan keluarga yaitu peran dari orang tua, kemudian dari lingkungan pendidikan yaitu peran sekolah, pihak tersebut harus bisa membina para remaja untuk menghindari penurunan moral mereka yang disebabkan oleh adanya internet.

Generasi muda harus diberikan pencerahan terhadap dampak-dampak negatif mengenai perkembangan teknologi dan keterbukaan informasi saat ini agar tidak terkena dampak negatif dari keterbukaan informasi, termasuk pencerahan pada perlunya self-censor dan dikuatkan dengan nilai-nilai agama. Di sisi lain, para penanggung jawab media diharapkan juga memiliki komitmen pada kedamaian dan harmoni sosial, serta penguatan moral, nilai-nilai agama, dan nilai-nilai luhur bangsa.

Kemudian memberikan pendidikan agama bagi remaja merupakan pendidikan yang sangat penting untuk membentuk kepribadian dan akhlak remaja yang sesuai dengan ajaran agama. Pembinaan sikap, mental dan akhlak jauh lebih penting dari pada kepandaian menghafalkan dalil-dalil dan hukum-hukum agama yang tak diresapi dan dihayati dalam hidup. Mengenai hal diatas tentang pemberian Pendidikan Agama sangat diharapkan dapat membentuk moral para remaja menjadi lebih baik.

Mari kita bekerja sama untuk menjaga generasi muda agar bisa meningkatkan moral. Dengan bersama memberantas konten negatif yang ada di internet, sehingga para remaja bisa terhindar dari penurunan moral yang disebabkan oleh internet disaat ini.

Maka dari itu ayo kita bersama-sama menjaga moral generasi muda dari penurunan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi di jaman sekarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun