Mohon tunggu...
MUHAMMAD RAFFI DWI TAMMAM
MUHAMMAD RAFFI DWI TAMMAM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

psikologi, dan bimbingan konseling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak dari Internet di Zaman Sekarang yang Menyebabkan Menurunnya Moral Pada Remaja

18 Desember 2023   20:44 Diperbarui: 19 Desember 2023   12:14 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran orang tua dalam hal ini sangat penting dalam mendidik anak, salah satunya pemberian fasilitas gadget pada remaja tanpa adanya kontrol terhadap hal yang dilakukan anak tersebut dengan gadgetnya. Kerap kali sebagian orang tua di Indonesia memberikan gadget kepada anak dengan alasan agar anak tenang dan tidak rewel, padahal hal itu sangat berbahaya untuk perkembangan anak di usia mendatang apalagi jika anak tersebut sudah menginjak masa remaja, masa remaja adalah masa dimana mulai mencari jati diri seseorang. Jika remaja sering mengakses internet tanpa adanya kontrol dari orang tua, mereka menjadi sangat bebas mencari jati diri nya di internet yang mungkin bisa saja banyak mempelajari hal-hal negatif di dalam nya.

Maka dari itu peran orang tua harus memberikan perhatian terhadap anaknya dan menjaga kebersamaan dalam menciptakan hubungan komunikasi yang baik terhadap remaja agar remaja tidak jauh dari nilai moral. Lalu melakukan pemantauan segala aktivitas anak jika mereka sedang mengakses internet, dan juga melakukan pembatasan dalam penggunaan gadget agar anak tidak bergantung terhadap gadget.

Kemudia peran sekolah atau lingkungan pendidikan juga tidak kalah penting dalam mengajarkan moral para remaja. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membentuk perkembangan moral yang diharapkan. Pendidikan sering didefiniskan dari praktek-praktek yang digunakan sekolah dan guru untuk mempengaruhi pembelajaran dan perkembangan moral para siswa. Perkembangan moral serta pembentukan karakter anak-anak dan remaja diperoleh dari sekolah. Tan dan Chew (2004) menyatakan pedagogik dibutuhkan untuk membangun karakter, dengan praktek dan pengalaman dalam menyelsaikan masalah dan dilema. Singkatnya lingkungan pendidikan diperlukan sebagai suatu kondisi untuk melakukan kontrol sosial dan sekaligus sarana yang sangat penting bagi realisasi diri serta pembentukan moral.

Sebagai lembaga pengendalian sosial, sekolah pastinya memiliki aturan-aturan tertentu untuk mengatur siswa agar berbuat sesuai kaidah-kaidah yang telah ditentukan, aturan-aturan tersebut disebut juga dengan istilah tata tertib. Tata tertib sekolah mempunyai peraturan yang bersifat mengikat dan memaksa. Tata tertib ini menjadi indikator perilaku siswa, dengan dibuatnya tata tertib ini diharapkan terciptanya kedisiplinan pada diri siswa sehingga dapat meningkatkan moral mereka, tetapi pada kenyataannya tidak semua aturan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya karena masih terdapat siswa yang melakukan pelanggaran.

Semua guru dan pihak yang berwenang harus bersikap tegas dalam melaksanakan aturan dan mengendalikan perilaku siswa, dengan demikian maka pengendalian yang dilakukan oleh guru akan berjalan dengan maksimal, sehingga meminimalisir kasus menurunnya moral para siswa.

Terdapat tiga cara pengendalian sosial di lingkungan sekolah, yaitu melalui tindakan atau upaya preventif, melalui tindakan represif, dan melalui tindakan kuratif.

- Upaya Secara Preventif 

Upaya penanggulangan secara preventif yaitu suatu usaha untuk menghindari pelanggaran atau mencegah timbulnya kenakalan-kenakalan sebelum rencana kenakalan itu bisa atau setidaknya bisa memperkecil jumlah pelanggaran yang dilakukan siswa setiap harinya. Agar dapat mewujudkan upaya penggulangan tersebut perlu dilakukan langkah-langkah yang tepat dalam melakukan upaya preventif tersebut antara lain dengan menambahkan bekal agama seperti: di sekolah para guru menjadwalkan siswa siswi untuk shalat dhuha dan shalat dhuhur berjama'ah, program baca tulis Al-Qur'an, memberikan pendidikan agama, mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dan lain lain.

- Upaya Secara Represif

Upaya penanggulangan secara represif seperti tertulis Yulia dan Gunarsa adalah "suatu usaha atau tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan remaja sesering mungkin atau menghalagi timbulnya peristiwa yang lebih kuat". Upaya ini bisa diwujudkan dengan jalan memberi peringatan atau hukuman kepada remaja diliquent terhadap setiap pelanggaran yang dilakuan setiap remaja. Bentuk hukuman tersebut bersifat psikologis yaitu mendidik dan menolong agar mereka menyadari akan perbuatannya dan tidak akan mengulangi kesalahannya. Dalam lingkungan sekolah tindakan represif dapat diambil sebagai langkah awal adalah dengan memberi teguran dan peringatan jika anak didik kita melakukan pelanggaran terhadap tata tertib di sekolah.

Di lingkungan sekolah kepala sekolah lah yang berwenang dalam pelaksanaan punishment terhadap pelanggaran tata tertib sekolah, namun dalam beberapa hal guru juga berhak bertindak. Akan tetapi, punishment yang berat seperti hal nya "scoring" maupun dikeluarkannya anak dari sekolahan merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing hanya bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran maupun akibatnya. Namun guru BK atau konselor di sekolah hendaknya cermat memahami gejala kenakalan remaja yang sedang dialami siswa agar dapat diberikan bantuan yang sesuai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun