Dalam konteks ini, ketegangan politik yang berujung pada perang akan mengganggu kemajuan ilmiah dan teknologi, sehingga berpotensi merusak proyek-proyek strategis yang menguntungkan banyak pihak.
Kerja sama di bidang ini menciptakan insentif bagi negara-negara untuk menjaga stabilitas politik dan mencegah eskalasi konflik, karena dampak negatif dari perang tidak hanya dirasakan oleh satu negara, tetapi juga akan merugikan perkembangan global.
Adanya Organisasi Internasional PBB Sebagai Platform Penjaga Perdamaian
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945. Setelah berakhrinya perang dunia kedua, negara-negara dunia berinisiasi untuk mendirikan suatu organisasi internasional yang dapat meminimalisir terjadinya hal yang sama di masa yang akan datang.
Hadirnya Organisasi internasional seperti PBB ternyata menjadi penyebab mengapa perang besar cenderung menurun. Hal ini dikarenakan negara-negara yang terlibat dalam PBB memiliki komitmen untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
Fenomena tersebut akhirnya mengurangi risiko negara untuk mengambil langkah-langkah unilateral yang dapat berujung pada perang, karena setiap tindakan militer cenderung mendapatkan respon kolektif dari komunitas internasional yang akan mengisolasi negara tersebut secara politik dan ekonomi.
Munculnya Perang Berskala Kecil Dari Aktor Non-Negara
Kehadiran aktor-aktor non-negara seperti ISIS, Al-Qaeda, dan kelompok teroris lainnya telah mengubah karakter perang di era kontemporer, menyebabkan pergeseran dari perang berskala besar antar negara menuju konflik berskala rendah yang lebih asimetris.
Salah satu alasan utama pergeseran ini adalah bahwa kelompok-kelompok ini menggunakan taktik perang yang berbeda dari aktor negara pada umumnya. Mereka sering kali terlibat dalam konflik yang tersebar, menggunakan serangan teroris, perang gerilya, dan taktik hit-and-run untuk mengganggu negara-negara dan masyarakat.
Tindakan mereka tidak dimaksudkan untuk menduduki wilayah dalam arti tradisional, tetapi untuk menciptakan ketakutan, kekacauan, dan ketidakstabilan politik. Akibatnya, perang ini bersifat lebih terfragmentasi dan tersebar, berbeda dari perang besar yang melibatkan militer konvensional dan perebutan wilayah antara negara-negara.
Selain itu, kehadiran teknologi komunikasi modern dan media sosial telah mempermudah kelompok-kelompok teroris ini untuk menyebarkan ideologi dan merekrut pengikut dari berbagai penjuru dunia.