Laboratores (kaum borjuis dan pekerja): Golongan ini merupakan golongan mayoritas Prancis pada saat itu, dengan jumlah total populasi 26 juta jiwa yang terdiri dari kaum borjuis dan para pekerja.
Dilansir dari World History Encyclopedia, di tahun 1789 golongan borjuis menguasai sebagian besar kekayaan negara Prancis, dengan jumlah 2 juta jiwa. Nahasnya, saat itu terjadi ketimpangan yang sangat signifikan, dimana golongan borjuis semakin kaya dan mereka para proletar semakin menderita.
Pada masa tersebut, 80 persen penduduk Prancis bekerja sebagai petani dan tinggal di daerah pedesaan. Dengan banyaknya kebijakan yang berlaku, cenderung membuat mayoritas kaum proletar merasa tertekan. Tingginya sistem pajak, terbatasnya hak yang dimiliki, beban hidup yang semakin tinggi, membuat mayoritas masyarakat Prancis saat itu merasakan penderitaan yang berkepanjangan.
Krisis Ekonomi
Keadaan krisis dimulai pada saat Prancis terlibat dalam Perang Kemerdekaan Amerika. Akibatnya, mereka menghabiskan lebih dari satu miliar livre, dimana setara dengan pendapatan negara selama setahun. Selain itu, hampir semua uang tersebut diperoleh dari adanya pinjaman sehingga menciptakan dampak negatif yang signifikan pada perekonomian negara.
Sebagai solusi, pemerintah mempercayakan Jacques Necker, seorang bankir pemerintahan yang bukan berasal dari kalangan bangsawan, untuk mengelola masalah yang terjadi. Publisitas akuntansi yang ia lakukan "Comte Rendu Au Roi" membuat seolah-olah keuangan negara terlihat sehat. Hal ini dilakukan demi meningkatkan kepercayaan di antara para pemberi pinjaman, sehingga saat itu keuangan masalah keuangan Prancis berhasil diselamatkan.
Selanjutnya ia digantikan oleh Calonne, yang sayangnya tidak berhasil menyelesaikan masalah ekonomi negara tersebut. Ia mengusulkan penghapusan banyak pajak dan sebagai gantinya mengusulkan pajak tanah yang harus dibayar oleh semua orang, termasuk para bangsawan yang sebelumnya dikecualikan. Strategi tersebut tidak berhasil dan mengalami penolakan oleh banyak kalangan.
Kemudian, adanya krisis ekonomi yang melanda Prancis juga menyebabkan terjadinya gagal panen di sebagian besar wilayah negara pada tahun 1788. Fenomena ini membuat banyak rakyat menjadi menderita dan kelaparan. Harga bahan pokok juga semakin meroket, sehingga membuat rakyat semakin geram akan gagalnya negara dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya.
Peristiwa gagal panen di tahun 1788 juga menjadi penyebab dari terciptanya kerusuhan roti pada tahun 1789. Dimana peristiwa ini menjadi salah satu dari sumbu pemantik yang akhirnya menciptakan revolusi di kalangan masyarakat Prancis.
Ketidakpuasan Terhadap Ancien Rgime
Pada akhir abad ke-18, Prancis berada di ambang perubahan besar, dan ketidakpuasan terhadap Ancien Regime menjadi bahan bakar utama revolusi yang akan mengguncang Eropa. Salah satu penyebab utama adalah kemarahan terhadap absolutisme kerajaan, yang memusatkan kekuasaan dalam tangan raja tanpa memberikan ruang bagi partisipasi rakyat.
Louis XVI, sebagai simbol absolutisme, sering kali dianggap sebagai penguasa yang tidak peduli terhadap penderitaan rakyatnya. Keberadaan sistem absolut ini, yang mengabaikan aspirasi rakyat dan mengabaikan prinsip-prinsip pemerintahan yang lebih adil, menciptakan rasa frustrasi yang mendalam di seluruh lapisan masyarakat.