Mohon tunggu...
MUHAMMAD NUR IHSAN
MUHAMMAD NUR IHSAN Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Agribisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang penulis milenial yang bersemangat berkontribusi bagi bangsa dan negara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dari Sawah ke Meja Makan Mengamankan Masa Depan Pangan Indonesia

16 Oktober 2024   18:31 Diperbarui: 16 Oktober 2024   18:52 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dari Sawah ke Meja Makan Mengamankan Masa Depan Pangan Indonesia

Oleh: Muhammad Nur Ihsan

Ketahanan pangan merupakan masalah yang sangat mendesak di Indonesia. Negara kepulauan ini dengan jumlah penduduk yang besar memiliki tantangan unik dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi seluruh warganya. Perubahan iklim yang semakin ekstrem, seperti peningkatan suhu dan pola curah hujan yang tidak menentu, mengancam produksi pertanian.

 Bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan tanah longsor juga seringkali merusak lahan pertanian dan infrastruktur, mengganggu pasokan pangan. Terdapat 68 kabupaten/kota yang teridentifikasi sebagai daerah yang rentan karena rendahnya ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan terhadap pangan. 

Sebagian besar terletak di daerah Timur Indonesia, serta daerah-daerah lain yang berada di pedalaman, atau memiliki konfigurasi kepulauan.Selain itu, pertumbuhan penduduk yang pesat meningkatkan permintaan pangan, sementara ketersediaan lahan pertanian semakin terbatas akibat alih fungsi lahan untuk pembangunan.

Ketergantungan pada impor pangan juga menjadi masalah serius. Indonesia masih mengimpor sejumlah komoditas pangan dalam jumlah besar, membuat negara rentan terhadap fluktuasi harga di pasar global. Hal ini dapat memicu inflasi dan mengancam keterjangkauan pangan bagi masyarakat, terutama kelompok miskin. 

Ketimpangan distribusi pangan juga menjadi masalah. Meskipun Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun distribusi pangan belum merata. Beberapa daerah masih mengalami kekurangan pangan, sementara daerah lain mengalami surplus.

Ketahanan pangan bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga masalah sosial dan politik. Ketidakamanan pangan dapat memicu konflik sosial, kerusuhan, dan bahkan mengancam stabilitas negara. 

Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan menjadi sangat penting bagi Indonesia. Dengan memastikan ketersediaan pangan yang cukup, aman, dan bergizi, Indonesia dapat mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera, dan mandiri.

Luas lahan baku sawah (LBS) di Indonesia pada tahun 2019 adalah 7.463.948 hektare. Pulau Jawa mendominasi kepemilikan LBS terluas, dengan Jawa Timur sebagai provinsi dengan LBS terluas di Indonesia dan Menurut Hasil Survei Sitasi BPS Tahun 2021 menunjukkan bahwa sekitar 89,54% lahan pertanian Indonesia berada pada status un-sustainable. 

Hal ini terutama disebabkan rendahnya produktivitas lahan, resiko akibat input kimia, dan isu konflik status kepemilikan lahan.

Menurut BPS 15,89 juta petani hanya memiliki luas lahan pertanian kurang dari 0,5 ha. Sebanyak 4,34 juta petani lahan pertaniannya hanya di kisaran 0,5-0,99 ha. lalu, petani yang luas lahan pertaniannya sebesar 1-1,99 ha sebanyak 3,81 juta jiwa. Petani yang luas lahannya di kisaran 2-2,99 ha sebanyak 1,5 juta jiwa. Di atas luasan itu, jumlah petaninya tak ada yang mencapai  1 juta jiwa.

Kondisi ini pun diperparah dengan menyusutnya luas lahan pertanian di dalam negeri.contoh, luas lahan baku sawah nasional sebesar 8,07 juta ha pada 2009. Angkanya lalu menyusut menjadi sebesar 7,46 juta ha pada 2019.

Dua tahun setelahnya, BPS belum mencatat berapa luas lahan baku sawah di Indonesia. Data terakhir masih berbasis kepada Keputusan Menteri ATR/BPN Nomor 686/SK-PG.03.03/XII/2019 tentang Penetapan Luas Lahan Baku Sawah Nasional Tahun 2019.

Alih fungsi lahan akan terus terjadi yang disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan lahan seperti, pemukiman, industri, perkantoran, tempat wisata, jalan raya dan infrastruktur lain untuk menunjang perkembangan masyarakat.

Kondisi Positif Ketahanan Pangan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang kaya, termasuk berbagai jenis tanaman pangan. Potensi ini menjadi modal dasar untuk mencapai ketahanan pangan. 

Pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi pangan, seperti program intensifikasi pertanian dan diversifikasi komoditas. Selain itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan lokal semakin meningkat, mendorong minat untuk mengonsumsi produk pertanian dalam negeri. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat ekonomi lokal.

Kondisi Negatif Ketahanan Pangan Indonesia Meskipun memiliki potensi besar, ketahanan pangan Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Perubahan iklim yang ekstrem, seperti banjir, kekeringan, dan peningkatan suhu, mengancam produktivitas pertanian. Alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan permukiman dan industri juga mengurangi luas lahan produktif. 

Selain itu, infrastruktur pertanian yang belum memadai, seperti irigasi dan jalan desa, menghambat distribusi hasil pertanian. Ketergantungan pada pupuk dan pestisida kimia juga menjadi masalah lingkungan dan kesehatan.

Untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan, Indonesia perlu mengatasi berbagai tantangan yang ada. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain: meningkatkan investasi di sektor pertanian, mengembangkan teknologi pertanian yang ramah lingkungan, memperkuat sistem distribusi pangan, serta mendorong konsumsi pangan sehat dan bergizi.

Selain itu, pemerintah perlu melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk petani, pengusaha, dan masyarakat, dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional. Dengan kerja sama yang baik, Indonesia dapat memastikan ketersediaan pangan yang cukup, aman, dan bergizi bagi seluruh masyarakat.

solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia

Peningkatan Produksi

Salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah dengan meningkatkan produksi pertanian. Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, seperti Pengembangan teknologi pertanian, Penggunaan teknologi modern seperti sistem irigasi tetes, sensor tanah, dan drone dapat meningkatkan efisiensi produksi pertanian.

Pengembangan varietas unggul,Pengembangan varietas tanaman yang tahan terhadap hama, penyakit, dan perubahan iklim dapat meningkatkan hasil panen.Pemberian dukungan kepada petani, Pemerintah perlu memberikan dukungan kepada petani dalam bentuk penyediaan bibit unggul, pupuk, pestisida, serta akses ke kredit.

Peningkatan Distribusi

Setelah produksi meningkat, langkah selanjutnya adalah memastikan distribusi pangan berjalan lancar. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain Peningkatan infrastruktur, Pembangunan jalan, jembatan, dan gudang penyimpanan dapat mempermudah distribusi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit.

Pengembangan pasar lokal, Pembentukan pasar-pasar lokal dapat memperpendek rantai pasok dan mengurangi biaya distribusi.Koperasi pertanian, Koperasi dapat membantu petani dalam memasarkan produk pertanian mereka secara kolektif dan memperoleh harga yang lebih baik.

Peningkatan Konsumsi

Selain meningkatkan produksi dan distribusi, upaya meningkatkan konsumsi pangan yang sehat dan bergizi juga penting. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain Edukasi gizi, Masyarakat perlu diberikan edukasi tentang pentingnya gizi seimbang dan cara memilih makanan yang sehat. 

Skor Pola Pangan Harapan 2023 : 94,1% (Target RPJMN 2023: 94,0%)Kelompok padi-padian, minyak dan lemak, dan panganhewani melebihi skor PPH ideal. Kelompok umbi-umbian, biji/ buah berminyak, kacang-kacangan, gula, dan pangan lain-lain belum mencapai skor PPH ideal Hampir 50% masyarakat tidak mampu

membeli diet sehat. Diet masyarakat Indonesiadidominasi pangan sumber karbohidrat danrendah pangan hewani, sayuran, buah,kacang-kacangan sumber zat gizi mikro.Promosi pangan lokal, Pemerintah dan pelaku usaha perlu mempromosikan konsumsi pangan lokal yang beragam dan bergizi.

Program bantuan pangan,Pemerintah dapat memberikan bantuan pangan kepada masyarakat yang kurang mampu untuk memastikan akses mereka terhadap makanan yang cukup. Dengan menerapkan berbagai solusi di atas secara terpadu, diharapkan ketahanan pangan Indonesia dapat ditingkatkan secara signifikan. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.

Peran berbagai pihak dalam mengamankan masa depan pangan Indonesia

Peran Pemerintah

Pemerintah memiliki peran yang sangat krusial dalam menjaga ketahanan pangan. Beberapa peran penting yang dapat dilakukan pemerintah antara lain Penyusunan kebijakan, 

Pemerintah perlu menyusun kebijakan yang mendukung sektor pertanian, seperti pemberian subsidi, bantuan benih, dan pupuk berkualitas. Selain itu, kebijakan terkait tata ruang wilayah juga penting untuk memastikan ketersediaan lahan pertanian.

Pengembangan infrastruktur, Pembangunan infrastruktur seperti irigasi, jalan desa, dan gudang penyimpanan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan memperlancar distribusi hasil pertanian.Penelitian dan pengembangan, Pemerintah perlu mendukung penelitian dan pengembangan teknologi pertanian yang inovatif, seperti varietas tanaman unggul, sistem pertanian organik, dan pemanfaatan teknologi informasi.

Peran Petani

Petani sebagai pelaku utama dalam produksi pangan memiliki peran yang sangat strategis. Beberapa hal yang dapat dilakukan petani antara lain Adopsi teknologi modern, Petani perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Penerapan praktik pertanian berkelanjutan, Penggunaan pupuk organik, rotasi tanaman, dan pengendalian hama secara hayati dapat menjaga kesuburan tanah dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.Pembentukan kelompok tani, Dengan bergabung dalam kelompok tani, petani dapat memperoleh akses informasi, teknologi, dan pasar yang lebih luas.

Peran Masyarakat

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan. Beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat antara lain Konsumsi pangan lokal, Dengan mengonsumsi produk pertanian lokal, masyarakat dapat mendukung petani dan mengurangi ketergantungan pada impor. 

Pengelolaan sampah organik, Pengelolaan sampah organik secara benar dapat menghasilkan kompos yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah.Partisipasi dalam program pemerintah, Masyarakat dapat berpartisipasi dalam program-program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan, seperti program kawasan pertanian organik dan program pengembangan desa.

Dengan adanya kerja sama yang baik antara pemerintah, petani, dan masyarakat, diharapkan ketahanan pangan Indonesia dapat terjamin dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.

Ketahanan pangan merupakan isu krusial yang dihadapi Indonesia saat ini. Tantangan seperti perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, dan alih fungsi lahan mengancam ketersediaan pangan. Namun, Indonesia juga memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Untuk mengamankan masa depan pangan, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak.

Beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan antara lain Meningkatkan produktivitas pertanian melalui penerapan teknologi modern, pengembangan varietas unggul, dan pemberian dukungan kepada petani, Memperkuat sistem distribusi dengan membangun infrastruktur yang memadai, mengembangkan pasar lokal, dan memperkuat koperasi pertanian, Mendorong konsumsi pangan sehat dan bergizi melalui edukasi gizi dan promosi pangan lokal, Melindungi lahan pertanian dari alih fungsi dan memastikan kelestarian sumber daya alam.

Pemerintah perlu terus berkomitmen dalam meningkatkan investasi di sektor pertanian, memberikan insentif kepada petani, serta menyusun kebijakan yang mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan. Selain itu, kerja sama lintas sektor dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan sangat penting untuk mencapai tujuan ketahanan pangan.

Ketahanan pangan bukan hanya masalah sektoral, tetapi juga masalah nasional yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, menjaga ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama. Setiap individu, mulai dari petani, pengusaha, hingga konsumen, memiliki peran penting dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Mari kita bersama-sama menjaga ketahanan pangan untuk generasi mendatang.

Tautan Artikel :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun