"Iya betul pak, ada apa ya?". Jawab Nursan dengan muka sedih.
"Kamu ingat ketika kamu di rumah sakit? ketika kamu kritis dan harus dioperasi dengan biaya operasi yang sangat banyak, perjuangan nenekmu sangat luarbiasa, ia rela menjual ginjal demi menyelamatkan nyawamu, sebelum nenek Rumi meninggal, ia memberikan wasiat untuk disampaikan kepadamu sebagai cucu tersayang nenek Rumi. Ingat !!! nenek Rumi sangat sayang kepadamu, ia ingin kamu untuk berubah menjadi lebih baik, ia ingin kamu untuk terus melakukan kebaikan, untuk terus beribadah kepada Allah , dan yang terpenting jangan lupa doakan nenekmu itu." Â Ujar orang itu dengan nada yang sedih.
Air mata pun tidak bisa terbendung, Nursan kembali membayangkan perjuangan nenek Rumi. Dari menyiapkan sarapan, bekerja membanting tulang untuk makan dan lain-lain. Namun, apa yang ia berikan ke nenek Rumi sangat jauh berbeda dengan perbuatan nenek Rumi kepadanya. Ia mencuri tabungan nenek Rumi, Ia membantah setiap perkataan nenek Rumi. Dia sungguh menyesal, karena nenek yang sangat berjasa dalam hidupnya telah tiada. Â
Hal itu membuat Nursan merasa sangat bersalah, karena perbuatannya nenek Rumi harus menjual ginjal. Karena perbuatannya nenek Rumi harus merasakan pahitnya dunia. Karena perbuatannya nenek Rumi harus pergi untuk selamanya......
Semoga dari cerita di atas kita bisa mengambil hikmahnya. Selagi kita punya orang yang berjasa di hidup kita. Ntah itu orang tua , sahabat, kakek ataupun nenek. Jangan sampai kita melukai hati mereka. Karena do'a mereka, perjuangan mereka, dan hadirnya mereka dalam hidup kita, membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik sampai saat ini.
Sekian dan terimakasih. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H