Mohon tunggu...
Muhammad Nur Hasan
Muhammad Nur Hasan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Muhammad Nur Hasan Mahasiswa Hukum Tata Negara Fakultas Syariah di Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Menulis bagiku suatu kebutuhan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran. Filsafat dan hukum menjadi genre keilmuan yang saya minati. Diskusi dan kajian adalah kegiatan yang menarik untuk mempertajam pola pikir kritis dan harus dilestarikan di lingkungan akademisi. Terus berproses dan mengembangkan kualitas intelektual menjadi fokus utama yang harus saya lakukan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjuangan "Karenanya Aku Menjadi Sadar"

3 Juli 2022   02:05 Diperbarui: 3 Juli 2022   05:59 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya betul pak, ada apa ya?". Jawab Nursan dengan muka sedih.

"Kamu ingat ketika kamu di rumah sakit? ketika kamu kritis dan harus dioperasi dengan biaya operasi yang sangat banyak, perjuangan nenekmu sangat luarbiasa, ia rela menjual ginjal demi menyelamatkan nyawamu, sebelum nenek Rumi meninggal, ia memberikan wasiat untuk disampaikan kepadamu sebagai cucu tersayang nenek Rumi. Ingat !!! nenek Rumi sangat sayang kepadamu, ia ingin kamu untuk berubah menjadi lebih baik, ia ingin kamu untuk terus melakukan kebaikan, untuk terus beribadah kepada Allah , dan yang terpenting jangan lupa doakan nenekmu itu."   Ujar orang itu dengan nada yang sedih.

Air mata pun tidak bisa terbendung, Nursan kembali membayangkan perjuangan nenek Rumi. Dari menyiapkan sarapan, bekerja membanting tulang untuk makan dan lain-lain. Namun, apa yang ia berikan ke nenek Rumi sangat jauh berbeda dengan perbuatan nenek Rumi kepadanya. Ia mencuri tabungan nenek Rumi, Ia membantah setiap perkataan nenek Rumi. Dia sungguh menyesal, karena nenek yang sangat berjasa dalam hidupnya telah tiada.  

Hal itu membuat Nursan merasa sangat bersalah, karena perbuatannya nenek Rumi harus menjual ginjal. Karena perbuatannya nenek Rumi harus merasakan pahitnya dunia. Karena perbuatannya nenek Rumi harus pergi untuk selamanya......

Semoga dari cerita di atas kita bisa mengambil hikmahnya. Selagi kita punya orang yang berjasa di hidup kita. Ntah itu orang tua , sahabat, kakek ataupun nenek. Jangan sampai kita melukai hati mereka. Karena do'a mereka, perjuangan mereka, dan hadirnya mereka dalam hidup kita, membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik sampai saat ini.

Sekian dan terimakasih.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun