Mohon tunggu...
muhammad nuralawi
muhammad nuralawi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Kedokteran hewan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Pecinan di Surabaya

7 November 2024   15:03 Diperbarui: 2 Desember 2024   17:44 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada masa perjuangan, etnis Tionghoa ikut serta dalam melawan para penjajah dalam serangkaian agresi militer oleh Inggris dan NICA, dimana orang Tionghoa mereka sudah sepenuhnya memihak pada Indonesia untuk meraih kemerdekaan.

Pasca tragedi G30SPKI 1965, etnis Tionghoa mendapat stigma negatif dari masyarakat sehingga mereka mendapat keterbatasan sosialisasi, kesenian, dan peribadatan di Klenteng, setelah keluarnya Inpres No.14/1967. Yang berdampak besar pada masyarakat Tionghoa.

Selanjutnya saat kerusuhan 1998 yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, dimana etnis Tionghoa menjadi sasaran dari kerusuhan tersebut yang membuat banyak orang Tionghoa kehilangan harta benda dalam tragedi tersebut.

Pasca reformasi, tepatnya saat Abdurrahman Wahid menjabat sebagai presiden, Inpres No.14/1967. Resmi dicabut yang mengakhiri pengekangan sosial bagi etnis Tionghoa dalam menjalani kehidupan mereka..

 Peninggalan Historis

Selain berdampak dalam menggerakkan roda perekonomian di Surabaya, Pecinan juga menyuguhkan tempat-tempat peninggalan historis, diantaranya adalah peninggalan bangunan tua yang ada di Jalan Karet dan Jalan Gula, Klenteng Boen Bio, Klenteng Hong Tiek Hian, dan Restoran Kiet Wan Kie, dan masih banyak lagi.

Upaya Revitalisasi Daerah Pecinan

Upaya yang dapat kita lakukan untuk menjaga keberlanjutan Pecinan yang ada di Surabaya khususnya di Kembang Jepun, diantaranya adalah.

1.Membangun atau menjadikan suatu bangunan menjadi sebuah museum yang digunakan untuk menampung dan mempublikasikan mengenai sejarah pecinan.

2.Memanfaatkan media sosial sebagai media promosi mengenai wisata historis yang ada di Pecinan. Dapat berupa video tour, narasi, dan lainnya.

3.Mengadakan suatu pertunjukan atau festival kebudayaan tonghoa, sehingga masyarakat umum dapat datang dan melihat tentang kebudayaan dan sejarah Pecinan di Surabaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun