Dinamika sebuah kerangka kerja
Pada tahun 2019, Bazan mengusulkan suatu cara dengan menggabungkan praktik terbaik (best practices) dari kerja tim riset, manajemen proyek penelitian, pengembangan produk baru, pengembangan bisnis, dan manajemen kekayaan intelektual yang sudah mapan. Penggabungan semua praktik terbaik tersebut akan menghasilkan suatu kerangka kerja yang kuat dan terstruktur (mungkin sejenis Technology Transfer Offices (TTO)) . Krangka kerja inilah yang dapat membantu peneliti universitas membawa hasil-hasil riset mereka ke pasar.
Menurut laporan Bazan, kerangka kerja ini juga relevan dengan peneliti universitas yang mungkin tidak berniat untuk mengubah inovasi mereka menjadi bisnis. Para peneliti yang ingin inovasi mereka hanya sampai pada prototipe yang memberikan daya tari khusus bagi pihak industri. Pihak industrilah yang melanjutkan mengembangkan prototype itu menjadi inovasi yang layak komersial dan dibutuhkan pasar (Carlos Bazan, 2019).
Penguatan Universitas Riset dan Teaching Industry
Usulan Bazan untuk menggabungkan praktik terbaik (best practices) dari kerja tim riset, manajemen proyek penelitian, pengembangan produk baru, pengembangan bisnis, dan manajemen kekayaan intelektual yang sudah mapan dalam suatu kerangka kerja mamanglah usulan yang sangat ideal. Praktik terbaik yang mapan tak mudah mambangunnya. Apalagi menggabungkan semua komponen tersebut dengan keharmonisan tinggi.
Dalam kondisi yang belum ideal ini mungkin skema Teaching Industry bisa menjadi alternatif, sambil memperbaiki terus komponen yang disyratkan Bazan. Skema Teaching Industry telah dijalankan beberapa tahun terakhir oleh kementerian riset dan teknologi. Universitas Diponegoro  dimana saya bekerja telah menjalankan skema Teaching Industry pada tahun 2017 dan berakhir pada tahun 2019. Program ini telah menghasilkan dua produk komersial yang dilesensikan dengan perusahaan mitra.
Skema teaching industry memungkinkan komponen seperti tim riset, manajemen proyek penelitian dan kekayaan intelektual, pengembangan produk baru dan aspek bisnisnya bisa disinergikan dalam satu atap. Konsep ini mampu membantu hilirisasi hasil-hasil riset kampus yang terstandard dan diuji cbakan dalam lingkungan pengguna sesungguhnya.
Teaching Industry jika dijalankan dengan baik dan benar akan dapat melahirkan para pengusaha yang handal berbasis inovasi kampus. Selama 3 tahun Teaching Industry Undip telah menghasilkan 2 produk unggulan berbasis pada inovasi teknologi plasma.
Satu produk terkait pembersih udara dalam ruangan dan mampu menghilangkan kontaminasi mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan virus. Di tengah konsisi pandemic sekarang ini produk berbasis teknologi plasma dingin tersebut dapat diharapkan mengurangi transmisi Covid-19. Produk kedua adalah generator ozon dan ruang pendingin berdedikasi ozon yang dapat diimplementasikan dalam memperpanjang masa simpan produk hortikultura.
Sebuah metoda yang dikembangkan selama program Teaching Industry dan menghasilkan SNI 8759:2019. Metoda penyimpanan aplikasi teknologi plasma ozon ini telah menjadi harapan pengelolaan pasca panen produk hortikultura (Nur dkk, 2019 ; Susan, 2018).
Kesiapan memperoleh praktik terbaik komponen-komponen yang diusulkan Bazan perlu ditingkatkan terus menerus, namun secara paralel skema Teaching Industry selayaknya juga menjadi perhatian dalam tahapan Penguatan Universitas Riset dari milestone pengembangan Universitas Diponegoro.