Gejala pertama adalah kesulitan membuang barang. Seperti halnya yang telah kita bahas diatas, ketika ingin membuang sebuah barang, ada perasaan mungkin suatu saat nanti barang tersebut akan kembali dipakai. Baik itu pakaian, mainan rusak bahkan alat makanan sekali pakai.
Perilaku seperti ini jika terus dibiarkan seiring dengan bertambahnya usia akan sulit dihilangkan. Karena perilaku yang dilakukan terus berulang-ulang sehingga membuat kondisi semakin parah.
Kedua, Memiliki Kecenderungan Keragu-raguan akan Suatu Hal
Gejala selanjutnya adalah memiliki keraguan akan suatu hal. Penderita hoarding disorder sering ragu ketika melakukan suatu hal. Apalagi jika berhubungan dengan kehidupannya. Sering menunda berbagai pekerjaan dan cenderung menutup diri dari lingkungan luar.
Ketiga, Kesulitan Berpisah dengan Barang-barangnya
Gejala ketiga adalah kesulitan jika berpisah dengan barang-barangnya. Apalagi jika disuruh membuang, maka dia akan dilema dan sangat sulit membuat sebuah keputusan. Penderita hoarding disorder cenderung merasa nyaman ketika dikelilingi dengan barang-barangnya. Ada perasaan puas dan merasa tenang jika dekat dengan barang yang telah dia simpan.
Pengidap gangguan mental ini juga akan merasa sangat marah kalau ada orang yang membuang barang-barangnya. Maka kita harus mampu bersabar menghadapi orang-orang yang mengidap hoarding disorder.
Tidak ada sebuah penyakit tanpa penyebab. Begitupun juga dengan gangguan mental hoarding disorder. Ada penyebab atau faktor yang membuat seseorang mengidap gangguan mental ini.
Pertama adalah kepribadian. Memiliki kepribadian plin-plan alias ragu-ragu menjadi salah satu faktor penyebabnya. Kemudian adalah faktor keluarga. Ini juga bisa dikatakan penyakit turun temurun. Jika ada anggota keluarga yang mengalami hal ini, kemungkinan besar hal yang sama akan dialami oleh anggota keluarga lainnya. Kemudian terakhir adalah karena faktor stres dalam kehidupan.
Menghadapi kehidupan yang penuh dengan tekanan juga akan memantik gangguan hoarding disorder. Misalnya ketika mengalami sebuah kejadian besar, ditinggal oleh anggota keluarga yang dicintai, menumpuknya pekerjaan atau kehilangan harta benda.
Meski begitu, gangguan kesehatan mental ini juga masih bisa disembuhkan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menyembuhkan gangguan mental ini hingga ke akar-akarnya.
Konsultasi dengan DokterÂ
Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan psikoterapi. Ini merupakan terapi bicara yang dilakukan oleh psikolog atau terapis. Psikoterapi adalah salah satu intervensi klinis dengan mengembangkan kesadaran dari penyebab masalah.