Mohon tunggu...
Muhammad Nauval
Muhammad Nauval Mohon Tunggu... Perawat - Perawat | Aceh Tulen

Pecinta Kopi Hitam Tanpa Gula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengulik Nilai-nilai Pancasila dalam Adat Meugoe di Aceh

4 Juli 2023   11:11 Diperbarui: 5 Juli 2023   19:01 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meu ue atau Membajak Sawah, Sumber [Suara Merdeka]

Meu ue atau Membajak Sawah, Sumber [Suara Merdeka]
Meu ue atau Membajak Sawah, Sumber [Suara Merdeka]

Kenapa harus kompak? karena pekerjaan meugoe memang harus dilakukan demikian. Jika ada satu saja petani yang tidak sabaran , misalnya dia mau lebih cepat melakukan penyemaian benih padi, maka hal itu nantinya akan mempengaruhi pada keberhasilan panennya. Karena proses pengaliran air juga harus disepakati oleh semua orang. Jangan sampai ketika padi kita membutuhkan banyak air, kesediaan air tidak ada. Karena para petani lain masih dalam belum membutuhkannya.

Maka dalam adat meugoe ini, kekompakan dan persatuan sangat dibutuhkan. Misalnya lagi adalah, sebagai pemilik salah satu lahan sawah, kita memutuskan untuk tidak meugoe. Lahan sawah mau kita biarkan kosong begitu saja.

Sedangkan lokasi sawah kita berada di tengah-tengah antara sawah petani yang lain. Maka hal ini juga tidak dibenarkan. Ini akan membuat lahan sawah yang kosong tersebut menjadi sarang tikus dan berbagai hama. Itu akan berdampak buruk untuk para petani di sampingnya. Padi mereka akan menjadi sasaran tikus dan bisa membuat gagal panen.

Selanjutnya adalah sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Pengamalan sila keempat, dalam adat meugoe juga sudah dilakukan sejak dulu. Semua hal yang dilakukan pasti akan diputuskan melalui musyawarah dan mufakat. Kejruen blang mempunyai peran penting dalam hal ini.

Kejruen blang selaku lembaga adat yang bertugas mengurusi pertanian tidak hanya mengurus hal-hal teknis saja. Misalnya ketika ada persoalan antara petani, jika konteksnya berhubungan dengan persoalan sawah, maka tanggungjawab kejruen blang untuk menyelesaikannya.

Maka poin penting dalam memilih seorang kejruen blang adalah kemampuannya untuk memimpin. Kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan, bukan semata-mata hanya karena keilmuan pertaniannya saja. Semua aspek harus dilihat dan dijadikan rujukan ketika memilih seorang kejruen blang.

Penyelesaian juga dilakukan dengan musyawarah, dibicarakan baik-baik. Jika kejruen blang tidak mampu menyelesaikannya, maka selanjutnya akan diserahkan pada aparat Gampong. Ada Keuchiek sebagai pemimpin Gampong yang bertanggungjawab atas penyelesaian.

Pengamalan sila keempat dalam hal ini rasanya lebih mengacu pada sistem musyawarah antara kejruen blang dan para petani. Serta kearifan seorang kejruen blang dalam menyikapi berbagai permasalahan yang terjadi di sawah.

Selanjutnya ada sila kelima yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada konteks ini, petani yang melakukan meugoe, ketika sudah mulai turun ke sawah salah satu hal yang paling dibutuhkan adalah adanya air untuk sawahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun