Mohon tunggu...
Muhammad Nauval
Muhammad Nauval Mohon Tunggu... Perawat - Perawat | Aceh Tulen

Pecinta Kopi Hitam Tanpa Gula

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengenal Toxic Parenting, Pola Asuh Buruk yang Berdampak Negatif untuk Anak

9 Mei 2023   11:31 Diperbarui: 10 Mei 2023   07:40 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toxic Parenting, Sumber [Klik Dokter]

Maka nasehati dan arahkan dia pada arah yang benar. Terkadang ketika orangtua suka mengungkit kesalahan anak, itu akan membuat anak malah merasa tidak dipercayai oleh orangtuanya. Maka jika anak melakukan kesalahan, selesaikan saat itu juga. Nasehati dia dan jangan ungkit lagi kedepannya.

Kelima, Lembut Ketika Menasehati

Nah ini yang sering diabaikan, kebanyakan oleh lelaki. Tanpa disadari, kita sering terjebak dengan istilah jika seorang ayah itu harus keras dalam mendidik anaknya. Maka biasanya kaum lelaki akan bersikap galak pada anaknya. Padahal tidak demikian.

Sebagai orangtua, tidak mesti menjadi ayah atau ibu yang galak agar membuat anak menjadi hormat dan segan kepada kita. Kita hanya harus bersikap lembut kepadanya. Apalagi ketika menasehati, jangan galak-galak. Namanya juga nasehat, sampaikan dengan lembut.

Nasehat yang lembut akan mudah diterima oleh seorang anak. Ia juga akan tersentuh dengan pembawaan yang lembut. Jangan jadi orangtua yang keras, tapi jadilah orangtua yang tegas.

Keenam, Pahami Perbedaan Kritik dan Mengkoreksi

Langkah terakhir adalah sebagai orangtua kita harus memahami apa itu kritik dan koreksi. Anak yang sering dikritik akan cenderung memiliki mental dan rasa percaya diri yang rendah. Namun sebaliknya, jika seorang anak melakukan kesalahan bukan kritikan yang kita berikan melainkan adalah koreksi. Perbaiki kesalahan dan cari solusi atas semua permasalahan yang ada.

Maka jadi orangtua itu sebenarnya adalah tanggungjawab yang besar. Pola asuh orangtua akan membentuk seorang anak menjadi seperti apa kelak ketika ia dewasa. Apalagi jika yang digunakan adalah toxic parenting, maka akan sangat berbahaya bagi masa depan anak kedepannya.

Terakhir, jangan jadi orangtua yang terlalu mengekang, egois dan membuat hari-hari seorang anak menjadi berat. Jadilah kawan, bimbing dia, dan arahkan dia pada hal positif yang ia senangi. Lalu nasehati dia dengan kata-kata yang memotivasinya agar menjadi orang yang lebih baik setiap harinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun