Maka nasehati dan arahkan dia pada arah yang benar. Terkadang ketika orangtua suka mengungkit kesalahan anak, itu akan membuat anak malah merasa tidak dipercayai oleh orangtuanya. Maka jika anak melakukan kesalahan, selesaikan saat itu juga. Nasehati dia dan jangan ungkit lagi kedepannya.
Kelima, Lembut Ketika Menasehati
Nah ini yang sering diabaikan, kebanyakan oleh lelaki. Tanpa disadari, kita sering terjebak dengan istilah jika seorang ayah itu harus keras dalam mendidik anaknya. Maka biasanya kaum lelaki akan bersikap galak pada anaknya. Padahal tidak demikian.
Sebagai orangtua, tidak mesti menjadi ayah atau ibu yang galak agar membuat anak menjadi hormat dan segan kepada kita. Kita hanya harus bersikap lembut kepadanya. Apalagi ketika menasehati, jangan galak-galak. Namanya juga nasehat, sampaikan dengan lembut.
Nasehat yang lembut akan mudah diterima oleh seorang anak. Ia juga akan tersentuh dengan pembawaan yang lembut. Jangan jadi orangtua yang keras, tapi jadilah orangtua yang tegas.
Keenam, Pahami Perbedaan Kritik dan Mengkoreksi
Langkah terakhir adalah sebagai orangtua kita harus memahami apa itu kritik dan koreksi. Anak yang sering dikritik akan cenderung memiliki mental dan rasa percaya diri yang rendah. Namun sebaliknya, jika seorang anak melakukan kesalahan bukan kritikan yang kita berikan melainkan adalah koreksi. Perbaiki kesalahan dan cari solusi atas semua permasalahan yang ada.
Maka jadi orangtua itu sebenarnya adalah tanggungjawab yang besar. Pola asuh orangtua akan membentuk seorang anak menjadi seperti apa kelak ketika ia dewasa. Apalagi jika yang digunakan adalah toxic parenting, maka akan sangat berbahaya bagi masa depan anak kedepannya.
Terakhir, jangan jadi orangtua yang terlalu mengekang, egois dan membuat hari-hari seorang anak menjadi berat. Jadilah kawan, bimbing dia, dan arahkan dia pada hal positif yang ia senangi. Lalu nasehati dia dengan kata-kata yang memotivasinya agar menjadi orang yang lebih baik setiap harinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H