Lalu toxic parenting bisa kita artikan sebagai sebuah pola asuh dan perilaku orangtua yang buruk, baik itu buruk untuk kesehatan fisik ataupun kesehatan mental anak-anaknya.
Toxic parenting biasanya dilakukan oleh orangtua dengan dalih ingin yang terbaik untuk anaknya. Meski kemudian yang terjadi adalah anaknya tidak bahagia dan bahkan ia tersakiti dengan sikap orangtuanya sendiri. Ingin memberikan yang terbaik namun malah menyakiti.
Sebelum jauh kita membahas kedepan, ada baiknya kita kenali dulu beberapa tanda pola asuh toxic parenting.
Pertama, Mengontrol dengan Sangat Ketat
Tanda yang pertama adalah orangtua akan terkesan lebih sering mengontrol anaknya dengan ketat. Segala aktivitas anaknya akan diatur sedemikian rupa.Â
Orangtua sering beranggapan semua yang dilakukannya itu adalah upaya terbaik untuk anak-anaknya. Namun, nyatanya mengontrol dengan sangat ketat bisa membuat anak-anak menjadi semakin memberontak.
Sebagian anak pasti akan merasa tidak nyaman jika dikontrol secara berlebihan. Meski sebenarnya peran orangtua termasuk juga dalam mengontrol. Namun tidak juga terlalu berlebihan. Karena itu bisa membuat sang anak merasa dia kurang dipercayai oleh orangtuanya.
Kedua, Egois
Tanda kedua jika orangtua termasuk toxic adalah sering bersikap menekan dan mengekang anak-anaknya. Misalnya anak harus menjadi seorang dokter atau seorang polisi, maka anak tersebut akan digiring sedemikian rupa menuju ke jalan tersebut. Padahal sebagai orangtua sebaiknya kenali dulu potensi anaknya itu mengarah kemana.
Diskusi adalah langkah yang harus dilakukan orangtua dalam mengasuh anak-anaknya. Ketika orangtua hanya memikirkan apa yang ia mau saja, maka sadar atau tidak mereka sudah bersikap egois pada anak-anaknya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!