Mohon tunggu...
Muhammad Nauval
Muhammad Nauval Mohon Tunggu... Perawat - Perawat | Aceh Tulen

Pecinta Kopi Hitam Tanpa Gula

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Front of The Class", Film Inspiratif Perjalanan Penderita Tourette Syndrom untuk Menjadi Seorang Guru

1 Mei 2023   18:41 Diperbarui: 4 Mei 2023   19:25 3618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cohen mulai mengajar, Sumber [FE-UNY]

Belakangan ini saya suka menonton film-film bernilai edukatif dan sarat pesan moral. Banyak sekali pesan positif yang bisa kita ambil dari sebuah film. Karena bukan hanya sebagai hiburan, dari film kita juga bisa belajar banyak hal.

Front of the class merupakan salah satu film favorit saya. Film Hollywood ini termasuk salah satu film lama. Film ini mengisahkan tentang seorang pria bernama Brad Cohen yang menderita Tourette Syndrom dan ia bercita-cita ingin menjadi seorang guru.

Tourette Syndrom adalah penyakit yang membuat seseorang mengalami tic, yaitu gerakan atau ucapan berulang yang tidak terkendali. Ini termasuk dalam gangguan neurologis dimana otak mengirimkan sinyal kepada tubuh sehingga secara refleks kepada tubuh sehingga membuat mulut menjadi tak tertahankan untuk mengeluarkan suara-suara aneh.

Brad Cohen menderita Tourette Syndrom sejak umur 6 tahun. Masa kecilnya penuh dengan penderitaan. Menjadi seorang siswa yang mengidap syndrom membuat hari-hari Cohen menjadi sulit. Dia tidak diterima dalam lingkungannya. Bahkan Cohen harus pindah sekolah akibat teman-teman dan gurunya tidak mau memaklumi kelainan yang diderita Cohen.

Cohen kecil sering dikucilkan, Sumber [Emlak Broker]
Cohen kecil sering dikucilkan, Sumber [Emlak Broker]

Guru menganggap Cohen sengaja mengeluarkan suara-suara aneh sehingga membuat suasana kelas menjadi gaduh. Bahkan Cohen disuruh maju ke depan kelas untuk meminta maaf dan berjanji tidak akan mengeluarkan suara-suara aneh tersebut. Namun, apalah daya, Cohen hanya bisa berusaha semampunya, suara aneh tersebut tetap saja keluar dari mulutnya tanpa bisa dibendung.

Motivasi Menjadi Guru

Orangtua Cohen sudah berpisah. Ibu Cohen sangat peduli pada dirinya. Sudah banyak sekali usaha yang dilakukan oleh ibunya untuk menyembuhkan penyakit Cohen. Namun tetap saja gagal. Pernah suatu hari ayah Cohen kesal dengan tingkah anaknya tersebut. Ia cukup frustasi dan meminta Cohen agar tidak mengeluarkan lagi suara-suara aneh. Namanya juga penyakit, Cohen tetap tak berdaya. Ia hanya berharap suatu saat nanti semua orang akan mampu memahaminya.

Front of the class, Sumber [Okul Haberleri]
Front of the class, Sumber [Okul Haberleri]
Cohen kecil hanya bisa berpasrah. Ia benci pada dirinya sendiri, sekarang ia hanya bisa pindah ke sekolah baru. Awalnya hal yang sama juga dialami Cohen. Tidak diterima dan banyak guru yang mengeluh dengan suara-suara aneh yang keluar dari mulut Cohen.

Hingga suatu hari, Kepala Sekolah datang menemui Cohen. Ia menyuruh Cohen untuk menghadiri sebuah pertunjukan orkestra yang diadakan oleh sekolah pada sore hari. Cohen menolak, ia takut suara anehnya akan membuat semua orang disana terganggu. Namun, Kepala Sekolah tetap bersikeras agar Cohen datang kesana. Akhirnya ia pun setuju untuk menghadiri acara tersebut.

Memang seperti dugaan Cohen, disana ia tidak hentinya mengeluarkan suara-suara aneh sehingga membuat semua orang yang hadir merasa terganggu. Kemudian selesai pertunjukan, Kepala Sekolah memanggil Cohen untuk naik ke atas panggung.

Kepala Sekolah : Apakah kau suka membuat suara-suara dan membuat jengkel orang-orang, Brad ?

Cohen : Tidak, Pak

Kepala Sekolah : Lalu mengapa kamu melakukannya ?

Cohen : Karena aku mengidap syndrom tourette Pak

Kepala Sekolah : Apa itu ?

Cohen : Berasal dari otakku yang menyebabkan aku mengeluarkan suara-suara aneh. Aku tidak suka membuat suara-suara aneh lagi lebih dari kalian semua yang mendengarkan

Kepala Sekolah : Apa yang bisa kami lakukan untuk membantumu, Brad ?

Cohen : Aku hanya ingin diperlakukan seperti orang lain.

Kemudian Kepala Sekolah menyuruh Cohen untuk kembali ke tempat duduk. Tanpa disangka, semua orang di ruangan tersebut memberi tepuk tangan yang meriah untuk Cohen. Mereka terlihat kagum dan tersentuh dengan semua kejujuran Cohen.

Berawal dari inilah kemudian kehidupan Cohen kecil berubah. Seakan ada dunia baru yang didapat Cohen. Ini tidak terlepas dari peran Kepala Sekolah yang memberi kesempatan Cohen untuk menjelaskan kondisinya pada semua orang.

Cohen pun bertekad, ia akan mengubah semua pandangan miring tentang dirinya. Ia akan menjadi guru, dan ia optimis akan sukses bahkan dengan kekurangannya sekalipun.

Film Front of the class, Sumber [E-Motivasyon]
Film Front of the class, Sumber [E-Motivasyon]

Perjalanan Menjadi Guru

Cohen sudah dewasa, dan sekarang ia sedang berusaha menggapai cita-citanya. Perjalanan Cohen untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah. Tentu saja semua itu karena penyakit yang dideritanya.

Bisa Anda bayangkan, bagaimana seorang guru bisa mengajar jika semua murid menganggap dia aneh karena terus menerus mengeluarkan suara aneh dari mulutnya. Cohen tentu saja tidak menyerah begitu saja.

Berbagai sertifikat mengajar telah didapat oleh Cohen. Sebagai penderita penyakit Tourette Syndrom, Cohen juga mendapat beberapa perlindungan dan jaminan dari Pemerintah. Ia tetap bisa mengajar dan menjadi guru asal semua syarat untuk menjadi guru telah ia dapatkan. Ia juga mendapat keistimewaan bisa menggunakan ruangan khusus ketika sedang mengikuti ujian. Karena dikhawatirkan jika ia satu ruangan dengan banyak orang malah akan menganggu konsentrasi semua orang yang sedang ujian.

Cohen melamar pekerjaan hampir di semua Sekolah. Ia sangat bersemangat menunggu panggilan untuk wawancara. Namun karena penyakitnya, lagi-lagi ia harus menelan pil pahit. Ia dianggap aneh dan banyak orang menganggap syndrom yang dialaminya akan menganggu proses belajar siswa nantinya.

Bahkan ayah Cohen juga tidak sepenuhnya yakin dengan keputusannya untuk menjadi guru. Ayahnya selalu menawarkan opsi pekerjaan lain untuk Cohen jika ia berubah pikiran. Meski begitu, Cohen tetap tidak menyerah.

Support Terbaik

Dalam perjalanannya, Cohen banyak mendapat support dari keluarga, terutama ibunya. Ia selalu yakin jika suatu saat Cohen pasti berhasil menjadi seorang guru yang hebat. Ayah Cohen sebenarnya juga sangat peduli padanya. Namun, cara yang ditunjukkan ayahnya berbeda dari ibunya. Ia terkesan cuek dan meremehkan, tapi nyatanya ia hanya takut jika Cohen putus asa. Makanya ia selalu menyiapkan opsi pekerjaan lain untuk Cohen.

Cohen juga mempunyai adik laki-laki. Ia juga sangat mendukung Cohen. Namun, mereka hidup berpisah, adiknya tinggal bersama keluarga ibu mereka di Kota lain.

Kehidupan asmara Cohen juga cenderung sulit. Ia sering melakukan kencan buta dengan beberapa wanita. Namun banyak yang gagal. Hingga akhirnya Cohen menemukan seorang wanita yang benar-benar dapat memahami keadaan Cohen seutuhnya. Ia juga menjadi support terbaik Cohen dalam menggapai impiannya menjadi seorang guru.

Menjadi Seorang Guru

Setelah berbagai macam penolakan ia terima, akhirnya pada lamaran yang ke-25, Cohen diterima mengajar pada sebuah Sekolah bernama "Mountain View Elementary School".

Cohen mulai mengajar, Sumber [FE-UNY]
Cohen mulai mengajar, Sumber [FE-UNY]

Cohen mengajar di kelas anak-anak. Pada awal perkenalan, ia menjelaskan detail penyakitnya pada semua murid. Cohen juga membuka sesi pertanyaan yang memungkinkan semua siswanya tersebut dapat menanyakan segala hal tentang Tourette Syndrom yang dideritanya.

Setelah selesai mengatasi siswa-siswanya. Cobaan lainnya datang dari wali siswa. Ada yang menganggap Cohen aneh. Bahkan ada yang meminta Kepala Sekolah agar memindahkan anaknya ke kelas guru yang lain. Karena ditakutkan cara mengajar Cohen membuat anaknya sulit berkonsentrasi.

Cohen tidak terlalu peduli dengan semua itu. Kini ia hanya fokus mengajar siswa dengan cara ia sendiri. Kelas Cohen memang sedikit terlihat berbeda. Ia mengajar dengan kreatif. Ia sangat totalitas dalam mengajar, tidak kaku sehingga membuat siswa sangat senang berada di kelas Cohen.

Puncaknya adalah, Cohen akhirnya berhasil mendapatkan predikat " Teacher of The Years" dari Sallie Mae, Georgia. Pihak sekolah dan pengawas sangat senang serta puas dengan cara mengajar Cohen.

Brad Cohen mendapat penghargaan, Sumber [Emlak Broker]
Brad Cohen mendapat penghargaan, Sumber [Emlak Broker]

Dalam pidato kemenangannya, Cohen mengungkapkan bahwa Tourette Syndrom yang ia miliki adalah guru terbesar dalam hidupnya. Ia belajar banyak hal dari penyakit yang ia idap. Bagi sebagian orang mungkin menganggap dengan kondisinya seperti itu, ia bahkan tidak bisa menjadi seorang guru. Namun, Cohen berbeda,  ia tetap optimis dan melakukan yang terbaik untuk membuktikannya.

Pelajaran untuk Kita 

Cohen sejatinya membuat kita berpikir bahwa segala sesuatu tidak ada yang mustahil untuk didapatkan. Hanya butuh usaha yang lebih keras dari semestinya. Menyerah itu bukan pilihan.

Film ini juga menyiratkan bahwa semua manusia itu sama. Mereka yang mengalami kondisi berbeda dengan orang normal bukanlah suatu hal yang mesti kita kucilkan. Berikan ruang untuk mereka dan berikan kesempatan.

Tidak ada manusia yang ingin terlahir berbeda dari orang lain. Hargai dan beri kesempatan yang sama untuk mereka. Karena pada dasarnya, semua orang akan merasa bahagia jika ia dihargai.

Maka untuk siapa saja diluar sana yang terlahir istimewa, jangan pernah putus asa. Jangan takut untuk bermimpi, tidak ada kata mustahil jika kita berani mencoba.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun