Setelah semua persiapan selesai. Proses memasak kanji pun dimulai. Memasak kanji ini dilakukan secara gotong royong. Pemuda kampung baik yang terlibat dalam kegiatan Masjid atau tidak, semuanya ikut membantu.
Nostalgia Masa Ramadan
Setelah kanji selesai dimasak, kemudian oleh panitia Masjid memberi pengumuman untuk masyarakat agar datang untuk mengambil kanji yang telah dimasak. Inilah salah satu momen yang sangat saya rindukan. Ketika saya kecil, di awal tahun 2000-an saya sering datang ke Masjid untuk antri mengambil kanji rumbi.
Karena memang biasanya yang mengantri ini adalah anak-anak. Datang dengan membawa satu gayung besar yang kemudian nanti akan di isi penuh dengan kanji rumbi oleh panitia. Menariknya, memasak kanji rumbi bukan hanya dilakukan satu hari saja melainkan setiap harinya selama bulan Ramadan.
Kanji rumbi ini juga disajikan di dalam masjid diperuntukkan untuk masyarakat yang berbuka puasa disana. Momen-momen ini sekarang sudah sangat jarang saya temui di perantauan. Tradisi seperti ini sudah mulai tergerus dan mulai sedikit memudar mengikuti zaman yang modern ini.
Maka sudah semestinya kita sebagai generasi muda mulai menggerakkan kembali adat-adat yang seperti ini. Karena ini merupakan adat yang baik dan tidak merugikan orang lain. Besar harapan jika adat ini terus dijaga, bukan hanya adat memasak ie bu kanji selama Ramadan, melainkan termasuk semua adat lainnya.
Muhammad Nauval
Aceh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H