Memang sudah lazim jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia, keluarga atau ahli warislah yang akan mengurusi segala macam persoalan almarhum. Misalnya ketika semasa hidup almarhum pernah berhutang, maka yang akan melunasi adalah keluarga dan ahli warisnya.
Begitu juga dengan samadiah. Ahli waris yang akan mengurusi segala hal mulai dari persiapan hingga selesai samadiah ini dilaksanakan.
Kunjungan Besan dan Masyarakat dari Kampung Sebelah
Samadiah dilakukan oleh orang dalam jumlah yang banyak. Selain dihadiri oleh keluarga, tetangga dan orang yang tinggal satu kampung dengan kita. Samadiah juga turut melibatkan orang-orang dari kampung lain.
Jika keluarga almarhum banyak sanak saudaranya. Maka banyak pula kunjungan orang yang akan samadiah ke rumah kita.
Misalnya sanak saudaranya tinggal di kampung yang berbeda-beda. Kemudian dia mengajak masyarakat di kampung tempat ia tinggal untuk bertakziah ke rumah sanak saudaranya tadi yang sudah meninggal. Hal ini sudah menjadi tradisi yang terus dilakukan oleh masyarakat Aceh.
Lalu, begitu pula dengan besan. Mereka juga akan melakukan hal yang sama. Mengajak masyarakat di tempat ia tinggal untuk pergi takziah ke rumah besannya. Jumlahnya pun biasanya mencapai 20 hingga 50 orang sekali takziah.
Ibu-ibu Membawa Kue Ketika Bertamu
Sebagian orang pasti bertanya-tanya, apakah samadiah dengan mengundang banyaknya orang tidak akan merepotkan pihak keluarga?
Yuk mari saya jelaskan.
Kebiasaan samadiah yang berlaku di Aceh begini, ada waktu yang berbeda-beda ketika bertakziah antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, ketika kampung A ingin melakukan takziah dan samadiah ke rumah almarhum. Pada siang hari ibu-ibu lebih dulu datang membawa kue. Lalu pada malam harinya barulah giliran bapak-bapak melakukan takziah dan samadiah di rumah almarhum.