Kultum ini merupakan acara yang sangat disukai kakek saya. Jadi menjelang berbuka puasa, saya sering menonton acara tersebut bersama dengannya. Hampir setiap Ramadan kultum selalu menghiasi sore dalam hidup saya.
Tapi sekarang kebiasaan itu sudah tidak saya lakukan. Entah kenapa dan sejak kapan saya mulai tidak menonton program ini lagi. Â Padahal jika diingat, kultum yang disampaikan Quraish Shihab begitu bagus dan menenangkan hati.
Kebiasaan Menunggu Bedug
Menunggu suara bedug menjadi sebuah suasana yang begitu saya rindukan. Meski sampai sekarang masih sama saja. Pada setiap berbuka, bedug ataupun sirine selalu dihidupkan.
Tapi yang membedakan masa kecil dan sekarang adalah, ketika kecil rasanya waktu itu sangat terasa lama berjalan. Meski hanya tinggal menunggu lima menit saja, rasanya seperti menunggu satu jam. Hehe
Akhirnya, mata tidak lepas dari jam yang tergantung di dinding. Setiap detiknya terasa begitu lama. Sesekali mata kembali menengok jadwal berbuka. Mungkin bilal masjid lupa membunyikan sirine berbuka, begitulah saya menduga-duga.
Dan ketika beberapa detik menjelang waktu berbuka, semuanya hening tidak bersuara. Semuanya fokus menunggu suara sirine atau bedug berbunyi. haha
Nah, begitulah sedikit nostalgia saya dengan suasana Ramadan ketika kecil. Mengingat suasana seperti ini menimbulkan kerinduan yang begitu dalam bagi saya. Andai masa-masa seperti itu masih bisa saya rasakan lagi saat ini, tentu akan menjadi sebuah kesenangan yang luar biasa untuk saya.
Namun, sebagai manusia saya juga sadar. Waktu tidak akan pernah bisa terulang. Maka, sekarang saya jadikan semua pengalaman yang ada untuk saya simpan sebagai kenangan yang akan terus saya kenang hingga masa depan.
Semoga bermanfaat
Aceh