Mohon tunggu...
Muhammad Nauval
Muhammad Nauval Mohon Tunggu... Perawat - Perawat | Aceh Tulen

Pecinta Kopi Hitam Tanpa Gula

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Menikah Itu Bukan Hanya tentang Pilihan, tapi Juga Kesiapan

6 Februari 2021   19:13 Diperbarui: 8 Februari 2021   04:53 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menikah. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Bagi saya topik pilihan Kompasiana minggu ini cukup menarik, yaitu tentang persiapan menikah. Setidaknya bagi seorang jomlo seperti saya ini membahas topik pernikahan tentunya akan menjadi sebuah tantangan yang tidak biasa.

Pasalnya, bagi saya menikah itu bukanlah hal yang mudah. Tidak mudah membuat keputusan untuk menikah. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Makanya saya sampai hari ini masih memikirkan matang-matang sebelum memilih untuk menikah.

Silakan berbeda pendapat dengan saya dalam hal ini. Sebab menikah itu adalah pilihan. Jika sudah merasa siap, maka tanpa disuruh pun saya akan menikah. Hehe

Sebagai seorang jomlo, sebelum benar-benar memutuskan untuk menikah, menyiapkan berbagai persiapan sangat wajib untuk dilakukan. Jika ditanya, persiapan apa yang akan saya siapkan sebelum menikah, maka jawabannya begini,

Pertama, Memperdalam Ilmu

Sebagai seorang muslim, salah satu syarat yang harus dipenuhi ketika mau menikah adalah mendalami ilmu agama. Seorang lelaki kodratnya adalah sebagai pemimpin. Menjadi pemimpin rumah tangga salah satunya.

Sudah semestinya jika seorang pemimpin mempunyai ilmu untuk memimpin. Mampu mengambil keputusan dengan bijak. Berpikir secara dewasa dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil sikap.

Jika dalam memimpin sebuah rumah tangga tidak didasari oleh ilmu yang mumpuni, besar kemungkinan rumah tangga tersebut akan terus dilanda permasalahan. Meski memang tidak ada rumah tangga yang berjalan mulus seperti yang diharapkan. Tapi setidaknya dengan adanya bekal ilmu cara memimpin, kita bisa meminimalisir masalah yang akan terjadi.

Maka saya secara pribadi, sebelum benar-benar akan menikah saya akan lebih dulu memperdalam pengetahuan secara agama dan hal lainnya. Bersosial dalam masyarakat, memimpin komunitas dan juga belajar berpikir secara terbuka.

Saya juga belajar bekerja di perantauan, meski hanya di lintas Kabupaten saja, tapi saya belajar cara beradaptasi dengan masyarakat. Memahami adatnya, dengan harapan jika saya menikah nanti, saya mudah dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Sebab saya yakin jika jodoh memang rahasia Tuhan, saya tidak tahu kemana arah terakhir hati saya akan berlabuh.

Kedua, Memantaskan Diri dalam Hal Finansial

Sudah menjadi rahasia umum jika menikah tanpa persiapan finansial yang cukup akan menambah list permasalahan baru ketika berumah tangga nanti. Jumlah angka perceraian semakin meningkat salah satu penyebabnya adalah soal finansial.

Meski begitu, ada juga hubungan yang adem-adem saja meski tidak didukung finansial yang cukup. Ini membuktikan bahwa  cukup secara finansial saja belum  menjamin bisa membina rumah tangga dengan baik.

Akan tetapi, secara pribadi saya merasa kecukupan finansial sangat berpengaruh dalam membina rumah tangga. Sebelum saya menikah, saya tanyakan dulu kepada diri saya sendiri, jika menikah nanti apa yang akan saya berikan kepada istri dan anak-anak saya ? apakah dengan penghasilan dan pekerjaan saya saat ini sudah bisa membuat mereka bahagia ?.

Saya akan merasa bersalah jika pada kemudian hari istri dan anak-anak saya menderita karena saya tidak mampu menafkahi mereka dengan layak. Sebab saya yakin, jika " cinta " itu tidak bisa dimakan.

Belum lagi sebagai lelaki saya harus menyiapkan mahar sebelum menikah. Apalagi jika saya ingin menikahi gadis asal Provinsi Aceh tempat saya tinggal. Mahar yang harus disiapkan setidaknya 15 mayam emas. Kalau kita rupiahkan mungkin sekitar 45 juta. Belum lagi jika ingin membuat resepsi, tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Kesimpulannya bukan tentang banyak atau sedikit biaya yang dikeluarkan ketika menikah. Tapi yang ingin saya sampaikan adalah menikah itu perlu biaya, dan kecukupan secara finansial menjadi salah satu pondasi agar kehidupan rumah tangga bertahan lama.

Ketiga, Mencari Calon Istri

[ Sumber : Mojok.co ]
[ Sumber : Mojok.co ]
Jika dua hal diatas sudah dipenuhi. Langkah selanjutnya adalah mencari calon istri. Karena jika tidak punya calon, mustahil pernikahan bisa diwujudkan. Hehe

Mungkin ada yang berpikir mengapa saya tidak mencari calon lebih dulu baru kemudian menyiapkan hal yang lain. Atau dalam bahasa lain, kenapa tidak pacaran dulu  baru kemudian menyiapkan pernikahan. Entahlah, saya juga tidak punya jawaban khusus mengenai hal ini.

Karena mungkin seperti pengalaman yang lalu, percuma juga pacaran jika kemudian harus putus karena tidak siap menikah. Ujung-ujungnya sakit hati. Mungkin karena hal itulah yang mendorong saya menyiapkan dua hal diatas lebih dulu sebelum benar-benar mencari pasangan untuk saya nikahi.

Keempat, Mendapat Restu Orangtua

Benar seperti yang orang katakan, menikah itu bukan cuma soal kehidupan dua orang. Menikah itu tentunya melibatkan dua keluarga antara  lelaki dan perempuan. Jadi mendapat restu dari kedua pihak keluarga menjadi hal yang sangat penting.

Bagi saya, restu orangtua menjadi salah satu faktor  penting sebelum saya menikah. Tentunya juga mendapat restu dari keluarga calon istri. Karena saya lebih mengutamakan kenyamanan, apalagi ini merupakan pernikahan yang kita harapkan cuma sekali seumur hidup. Jangan sampai setelah menikah kita harus putus hubungan dengan keluarga karena tidak direstui.

Kelima, Belajar dari Pengalaman Orang Lain

" Pengalaman adalah guru yang terbaik ".  

Tidak ada salahnya jika kita sering berbagi pengalaman dengan orang lain. Bagi yang ingin menikah, saya sarankan sering-seringlah berkaca dari pengalaman orang lain. Orang lain disini bisa saja kakak, saudara, sahabat atau siapa saja.

Tujuannya adalah sebagai pembelajaran untuk kita kedepan. Meski sebenarnya kehidupan setiap orang itu berbeda-beda dan tidak ada yang sama. Tapi bagi saya, tidak ada salahnya jika kita bisa mengambil hikmah dari pengalaman orang lain agar kita bisa memantapkan diri setelah menikah nanti.

Nah itu dia lima persiapan menikah yang ingin saya terapkan kedepan. Saya tidak menyarankan kalian mengikuti langkah-langkah saya ini. Sebab saya yakin setiap orang punya cara sendiri dalam menyiapkan pernikahannya masing-masing.

Maka bagaimanapun cara yang akan kalian lakukan. Jalankanlah dengan niat yang tulus. Sebab pada dasarnya pernikahan itu adalah ibadah. Sudah semestinya dalam setiap ibadah yang akan dilakukan perlu dipersiapkan lebih dulu adalah niat yang tulus.   

Semoga Bermanfaat,

Jomlo Syariat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun