Mohon tunggu...
Muhammad Nauval
Muhammad Nauval Mohon Tunggu... Perawat - Perawat | Aceh Tulen

Pecinta Kopi Hitam Tanpa Gula

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dunia Perlu Belajar dari Kesalahan Penduduk Damaskus Atasi Wabah Tho'un, Kala Cemas Lebih Berbahaya dari Wabah Itu Sendiri

1 Oktober 2020   12:57 Diperbarui: 1 Oktober 2020   13:03 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami memang diperintah Allah SWT untuk merenggut seribu orang, namun empat puluh sembilan ribu lainnya, meninggal akibat panik dan khawatir berlebihan yang meliputi pikiran dan benak mereka ".

Begitulah sekilas cuplikan percakapan antara seorang Waliyullah dengan wabah tho'un yang tertuang dalam Kitab Hilyatul Auliya' fi Thabaqat al-Asfiya' karya Abu Nu'aim al-Ashfani.

Wabah Tho'un di Negeri Syam ( Damaskus dan Sekitarnya )

Wabah tho'un yang menyerang Damaskus pada 746 Hijriah ( Dalam AL-Manbaji, 749 atau 764 Hijriah ) memakan korban kurang lebih lima puluh ribu orang. Dalam kitabnya, Abu Nu'aim al-Ashfani turut menyertakan percakapan seorang waliyullah dengan wabah tho'un yang hendak memasuki Kota Damaskus.

Dalam percakapannya, wabah tho'un mengaku diperintahkan Allah SWT akan merenggut seribu orang korban dalam jangka waktu dua tahun. Namun, setelah dua tahun berlalu ternyata jumlah korban melebihi dari apa yang dikatakan wabah tho'un dulu.

Pada satu kesempatan, waliyullah tersebut bertemu lagi dengan wabah tho'un. Sang waliyullah mempertanyakan soal jumlah korban yang tidak sesuai dengan yang dia dengar dulu dari wabah tho'un. Lalu wabah tho'un mengatakan, benar jika ia diperintahkan Allah merenggut seribu korban dalam dua tahun, namun empat puluh sembilan ribu korban lainnya meninggal akibat khawatir berlebihan dalam menghadapi wabah tersebut.

Padahal pada awalnya, jumlah korban masih sangat sedikit dan dalam waktu hampir setahun wabah tho'un sudah mulai mereda. Namun, karena mereka tidak dapat mengontrol rasa panik dan khawatir yang sangat berlebihan, maka jumlah korban pun semakin meningkat setiap waktunya.

Covid-19 Saat Ini

Benar, tidak disangkal sedikitpun jika pandemi atau wabah Covid-19 saat ini terus saja merenggut korban setiap harinya. Jika bicara dunia, jumlah korban sudah mencapai angka jutaan. Namun, dalam hal ini mari kita perkecil ruang lingkup pembahasan dengan mengambil contoh satu Negara saja, Indonesia.

Hingga kemarin 30 September 2020, jumlah korban meninggal dunia di Indonesia akibat Covid-19  mencapai 10.740 orang. Ini merupakan jumlah kematian yang sangat besar dan memukul batin setiap orang.

Sebagai orang yang beriman, kita tentu percaya Covid-19 adalah sebagai satu ujian Tuhan bagi kita semuanya. Jika kita kembali ke masa lalu, mungkin kita bisa belajar dari kesalahan penduduk Damaskus dalam mengatasi wabah tho'un.

Kita tentu ingat, pada awal-awal Covid-19 terdeteksi di Indonesia bagaimana paniknya masyarakat. Sembako dan kebutuhan sehari-hari habis diborong di mall-mall dan lapak penjualan lainnya. Belum lagi yang menimbun masker, membeli dalam jumlah banyak, menyimpan stok di rumah masing-masing. Perilaku seperti ini tentu memperlihatkan bagaimana panik dan khawatirnya masyarakat saat itu.

Selang beberapa bulan kemudian, rasa panik masyarakat mulai berkurang. Ada yang memasrahkan diri dan menganggap ini semua bagian dari rencana Allah SWT. Ada juga yang mulai termakan isu jika Covid-19 cuma akal-akalan Pemerintah. Berangkat dari alasan itu, masyarakat pun mulai tidak peduli, kerja seperti biasanya, protokol kesehatan diabaikan.

Saban hari berjalan waktu, jumlah korban yang terpapar hingga meninggal terus semakin meningkat. Masyarakat yang dulu tidak percaya virus itu nyata, sekarang mulai mawas diri. Setiap berangkat kerja di luar memakai masker, cuci tangan, hingga mulai peduli tentang protokol kesehatan.

Ini merupakan satu peningkatan perilaku yang cukup baik. Tetapi, disaat masyarakat mulai percaya virus itu nyata, gelombang panik dan khawatir itu kembali muncul. Misalnya, saat seseorang divonis positif Covid-19, persoalan lain yang utama  harus diatasinya ialah mengatasi rasa panik. Banyak kasus yang kita lihat, padahal usianya masih sangat muda, peluang sembuh dari Covid-19 terbilang cukup besar, namun ujung-ujungnya karena rasa panik yang berlebihan, nyawanya pun terancam.

Begitu juga dengan masyarakat lainnya. Ditengah kondisi seperti ini, masyarakat mulai takut berobat ke Rumah Sakit. Apalagi jika gejalanya demam dan batuk. Mereka takut akan di vonis mengidap Covid. Dari sinilah pergolakan batin dimulai, terus dibawa pikiran hingga akhirnya khawatir berlebihan.

Maka penting rasanya jika kita mengetahui kiat-kiat mengatasi rasa khawatir dan panik berlebihan ditengah kondisi wabah Covid-19 saat ini.

Sibukkan Diri

Menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan positif akan sangat berguna pada saat ini. Dalam hal ini, mari sibukkan diri dengan kegiatan yang dapat di lakukan di rumah. Mulai dari mengasah hobi, berkebun di depan rumah, atau menghabiskan waktu bersama keluarga.

Batasi Akses Media Sosial

Media sosial kadang bisa menjadi berguna bagi kita, kadang pula juga bisa merugikan kita. Ditengah kondisi pandemi ini, cobalah batasi mengakses informasi menyangkut covid-19 sesering mungkin. Beruntung jika kita bisa memilah mana berita hoaks dan mana yang benar. Jika sampai termakan berita hoaks soal Covid-19, rasa panik dan cemas kita tentu akan semakin meningkat.

Meningkatkan Ketakwaan Kepada Allah SWT

Sebagai muslim, segala sesuatu yang terjadi diyakini tidak terlepas dari kehendak Allah SWT. Sangat penting ditengah kondisi sekarang ini kita perlu meningkatkan iman kita kepada Allah SWT. Pendekatan-pendekatan spiritual bisa menjadi cara ampuh untuk menekan rasa khawatir dan cemas berlebihan.

Mencari Kawan Curhat

Ini mungkin terdengar sangat sepele. Namun, pada kebanyakan kasus, orang-orang akan mudah tenang jika berbagi kisahnya dengan orang-orang terdekatnya. Jadi, tidak sepenuhnya salah dengan menjadikan curhat sebagai salah satu cara untuk mengatasi rasa khawatir tadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun