Mimpi dunia untuk mewujudkan kesejahteraan yang merata dan adil di berbagai aspek kehidupan menjadi alasan terciptanya rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia yaitu SDGs (Sustainable Development Goals) yang memiliki 17 tujuan dengan 169 target dengan harapan dapat tercapai pada tahun 2030. Aspek kesehatan dan kesejahteraan hidup (good health and well being) berada pada poin tujuan ke 3 yang menjadi sorotan untuk mendapatkan perhatian khusus. Kesehatan yang baik dan kesejahteraan hidup adalah modal utama terwujudnya mimpi dunia. Kesehatan yang tidak baik dan kesejahteraan hidup yang tidak terwujud akan mempersulit perjalanan manusia dalam mewujudkan mimpi dunia.
Terkait dengan penularan HIV di Indonesia, sebagian besar terkonsentrasi pada kelompok populasi kunci, yaitu wanita pekerja seks (WPS), pengguna NAPZA suntik (penasun), laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), transgender, dan tahanan (Kemenkes RI, 2017). Selain itu, terdapat juga infeksi baru yang sebagian besar berasal dari populasi kunci dan pasangan seksual mereka.
Epidemi HIV/AIDS di Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang baik. Namun masih diperlukan upaya keras pada sistem kesehatan, khususnya yang menyasar pada populasi kunci agar epidemi HIV mampu mencapai getting to zero yang juga merupakan target SDGs di tahun 2030. Program getting to zero ini mencakup zero new infection, zero related deaths, dan zero discrimination.Â
Sebagai upaya untuk mencapai tujuan mengakhiri epidemi AIDS di tahun 2030, negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat kesepakatan yang dikenal dengan The Fast-track Commitments (Strategi Fast Track). Adapun jalur cepat yang ditargetkan meliputi mengurangi jumlah infeksi baru HIV hingga kurang dari 500.000, mengurangi jumlah kematian karena AIDS hingga kurang dari 500.000, dan menghapus stigma dan diskriminasi karena AIDS pada tahun 2020.
Program untuk meralisasikan Fast Track Strategy di Indonesia Untuk mempercepat program UNAIDS yaitu pencapaian target fast track strategy di Indonesia melalui Rencana Aksi Nasional Pengendalian HIV 2015 -- 2019 dengan strategi meningkatkan cakupan layanan HIV/AIDS dan Inveksi Menular Seksual melalui LKB (Layanan Komprehensif HIV dan Iinveksi Menular Seksual yang Berkesinambungan) dan memperkuat sistem kesehatan nasional dalam pelaksanaan LKB (Layanan Komprehensif Berkesinambungan) HIV/AIDS dan Inveksi Menular Seksual. Untuk mempercepat tercapainya zero new infection HIV di Indonesia telah banyak rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan  lainnya yang tersedia layanan pengobatan ARV dan konseling HIV.
"Artikel ini sebagai salah satu syarat Tugas II Mata  kuliah Aktor Non Negara (Non State Actor) dengan Dosen Pengampu: Fadlan Muzakki, S.IP., M.Phil., LLM."
Sumber Referensi :
Nanda Putri Amalia (2022), Upaya Pencegahan HIV/AIDS Dalam Mencapai Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs)
Febby Regina Rista Manopo (2019), UPAYA UNITED NATIONS PROGRAMME ON AIDS (UNAIDS) DALAM MENGAKHIRI EPIDEMI HIV/AIDS DI INDONESIA MELALUI FAST TRACK STRATEGY TAHUN 2015-2018
Sri Utami (2018), HIV/AIDS DALAM SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs): INSIDEN, PERMASALAHAN, DAN UPAYA KETERCAPAIAN DI INDONESIA
Tim Medis Siloam Hospitals (2023), HIV dan AIDS - Faktor Risiko, Gejala, dan Penanganannya di akses melalui https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-hiv