Keheningan malam membuat suara itu semakin sombong,
Pening semakin merajuk di kelopak yang mencoba pejam,
"Hai orang bodoh. Sudah bisa tidur malam ini?"
Tidak,
Belum,
Kenapa tidur di siang hari lebih mudah dibanding tidur di malam hari?
"Jangan tanyakan itu padaku. Coba pikir saja,
Semua yang terjadi sehari tadi, tidak penting bukan? Tidak ada yang bermakna juga.
Seharimu habis untuk itu?
Mau jadi apa terus?
Mengurus diri saja sudah kelimpungan," suara itu menggema
Setanda hitam itu bersarang di bawah mataku, menarik-narik aku ke ujung bantal untuk segera menutup pintu mata.
Kuping-kuping itu sudah aku sumbat,
Tapi suara-suara itu tak henti-henti menyalak
"Hei bodoh, mau ke mana?"
Biarkan aku pejam sebentar, aku penat
Energi ini sudah terbuang sia-sia, kamu tahu?
Hampir aku melukis diri,
Mencari kanvas yang paling semu di antara lengan dan kaki,
Atau mungkin perut
Kumohon, biarkan aku baring dan lelap sejenak
ya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H