Banyak pengguna merasa sulit untuk memisahkan diri dari media sosial karena sifat adiktifnya. Algoritma dirancang untuk menjaga keterlibatan pengguna, sehingga mereka terus menggulir layar tanpa henti. Ketergantungan ini dapat mengurangi produktivitas, mengganggu pola tidur, memicu kecemasan jika seseorang merasa “ketinggalan” dari lingkungannya (FOMO)
4. Paparan Konten Negatif
Konten yang tidak sesuai seperti kekerasan, berita hoaks, atau diskusi toksik dapat memengaruhi suasana hati dan kesehatan mental pengguna. Paparan konten negatif ini seringkali memperburuk kondisi stres dan kecemasan
5. Kurangnya Interaksi Sosial Nyata
Meskipun media sosial mempermudah komunikasi, pengguna yang terlalu fokus pada dunia maya sering mengalami penurunan kualitas interaksi sosial di dunia nyata. Hal ini dapat menyebabkan rasa kesepian, isolasi sosial, dan berkurangnya dukungan emosional yang sebenarnya.
Platform seperti Instagram dan Tiktok memiliki dampak buruk pada kesehatan mental remaja. Pengguna remaja sering merasa tertekan karena tuntutan untuk terlihat sempurna, memiliki gangguan tidur, dan menghadapi bullying online.
Di sisi lain, media sosial juga memiliki manfaat seperti memberikan dukungan emosional melalui komunitas daring, terutama bagi mereka yang merasa terisolasi. Namun, manfaat ini sering kali kalah oleh dampak negatif jika penggunaan media sosial tidak diawasi atau dikelola dengan baik.
Solusi:
1. Peningkatan kesadaran : Edukasi mengenai dampak media sosial perlu ditingkatkan, terutama di kalangan anak muda.
2. Batasan Penggunaan : Membatasi screen time dapat membantu mengurangi dampak negatifnya
3. Memilah Konten : Pengguna dan platform perlu mempromosikan konten yang positif yang mendukung kesehatan mental dan menghindari penyebaran konten negatif