Mohon tunggu...
Muhammad Mulky Al Haramein
Muhammad Mulky Al Haramein Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi Bersarung

Usaha Tidak Pernah Mengkhianati Hasil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Harlah PMII ke-64: Mengukir Sejarah dan Menatap Masa Depan

18 April 2024   21:32 Diperbarui: 18 April 2024   21:52 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan PMII, merupakan sebuah organisasi mahasiswa Islam yang berdiri di berbagai kampus di Indonesia. Mayoritas anggotanya adalah muslim yang berhaluan ajaran Ahlus Sunnah wal Jama'ah atau sejalan dengan ideologi Nahdlatul Ulama (NU). Perjalanan lahirnya PMII tidaklah mudah, dengan berbagai rintangan dan hambatan yang harus dihadapi, namun organisasi ini tetap esksis hingga saat ini.

Pada tanggal 17 April 1960 Masehi atau 21 Syawal 1379 Hijriah, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir dari rahim Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Saat itu, belum ada wadah organisasi yang khusus menampung aspirasi mahasiswa Nahdlatul Ulama di perguruan tinggi Islam maupun umum kecuali IPNU. 

Jika mendirikan organisasi NU baru dikhawatirkan agak susah untuk mengelola dan mengurus kedua organisasi yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama, sedangkan berdirinya IPNU masih terbilang sangat muda pada waktu itu yaitu 24 Februari 1954, oleh karenanya sekian beberapa tahun mahasiswa NU selalu mengalami proses dan dinamika sampai berdirinya PMII.

Sebanyak 13 mahasiswa Nahdlatul Ulama dari berbagai wilayah di Indonesia berkumpul di Surabaya untuk membahas pembentukan organisasi tersebut. Di antara 13 mereka adalah

1. Cholid Mawardi (Jakarta)

2. Said Budairy (Jakarta)

3. M. Sobich Ubaid (Jakarta)

4. M. Makmun Syukri, BA (Bandung)

5. Hilman (Bandung)

6. H. Ismail Makky (Yogyakarta)

7. Munsif Nahrawi (Yogyakarta)

8. Nuril Huda Suaidy HA (Surakarta)

9. Laily Mansur (Surakarta)

10. Abd. Wahab Jailani (Semarang)

11. Hisbullah Huda (Surabaya)

12. M. Cholid Narbuko (Malang)

13. Ahmad Husain (Makassar). 

Dari pertemuan tersebut, lahirlah PMII sebagai wadah bagi mahasiswa NU untuk menyuarakan aspirasi mereka di tingkat perguruan tinggi.

PMII memang memiliki kesamaan dalam kegiatan dan struktur organisasi dengan organisasi mahasiswa lainnya seperti HMI, IMM, GMNI, KAMMI, dan sebagainya. Namun, meskipun kegiatan serupa dilakukan, setiap organisasi memiliki tujuan dan ideologi yang berbeda.

Tujuan utama PMII adalah membentuk pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap, dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indoenesia. Ideologi PMII didasarkan pada Islam Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) yang menjadi landasan pemikiran (manhaj al-fikr) organisasi ini.

Motto sangatlah krusial dalam membantu kita mempertahankan semangat untuk mencapai tujuan hidup. Dalam konteks Tri Motto PMII, yakni dzikir, fikir, dan amal saleh, kader PMII diharapkan mampu menjalankan prinsip-prinsip ini tidak hanya dalam lingkup organisasi, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Dzikir, sebagai upaya untuk terus mengingat Allah, perlu terus dipupuk agar semakin kuat. Fikir, kemampuan untuk berpikir secara kritis dan tajam, harus diimplementasikan dalam setiap tindakan, dengan memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada pengetahuan dan prinsip yang benar serta sesuai dengan hukum yang berlaku. Dan akhirnya, amal saleh, yang merupakan wujud nyata dari iman dan pengabdian kepada Allah, harus dijalankan dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan kebaikan dalam masyarakat dan organisasi.

PMII dengan tegas menegaskan komitmennya untuk menjaga dan memelihara ajaran Islam Ahlusunnah wal Jamaah. Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa aspirasi mahasiswa dari NU sebelumnya kurang terakomodasi dalam organisasi mahasiswa Islam yang sudah ada sebelumnya. 

Dengan demikian, PMII berusaha menjadi wadah yang inklusif bagi mahasiswa yang menganut ajaran Islam Ahlusunnah wal Jamaah, dengan memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan dan aspirasi mereka. Melalui pendekatan ini, PMII berharap dapat memberikan ruang yang lebih luas bagi mahasiswa NU dan memastikan bahwa ajaran dan nilai-nilai mereka dihargai dan dipromosikan dalam lingkungan organisasi.

Berikut adalah ketua umum PB PMII dari masa ke masa:

1. Mahbub Djunaidi (1960-1967)

2. Mohammad Zamroni (1967-1973)

3. Abduh Paddare (1973-1977)

4. Ahmad Bagja (1977-1981)

5. Muhyiddin Arubusaman (1981-1984)

6. Suryadharma Ali (1985-1988)

7. M Iqbal Assegaf (1988-1991)

8. Ali Masykur Musa (1991-1994)

9. Muhaimin Iskandar (1994-1997)

10. Syaiful Bahri Anshori (1997-2000)

11. Nusron Wahid (2000-2003)

12. Abdul Malik Haramain (2003-2005)

13. Herry Azzumi (2005-2008)

14. Muhammad Rodli Kaelani (2008-2011)

15. Addin Jauharuddin (2011-2014)

16. Aminuddin Ma'ruf (2014-2017)

17. Agus Herlambang (2017-2021)

18. Muhammad Abdullah Syukri (2021-2024)

Tanggal 17 April 2024, PMII sudah berumur 64 tahun. Sudah banyak sekali gerakan yang diberikan pada pendidikan, pengembangan, pengabdian dari awal organisasi ini didirikan hingga saat ini. Sebenarnya PMII sudah menjalankan apa yang diharapkan Tridarma Perguran Tinggi. Sebagai kader PMII harus bisa mengimplementasikan apa yang sudah ditetapkan di organisasi ini,

Waktu terus berganti bumi terus berputar selamanya. Masa depan PMII ada ditangan kader-kader yang ingin terus mengabdi memperjuangkan hak-hak rakyat, mengembangkan inovasi-inovasi yang bermanfaat, mencerdaskan bangsa Indonesia, kader pun harus andil dalam memnuhi semua kebutuhan warga NKRI untuk negara Indoensia. Tidaklah mudah memperjuangkan dan mempertahnkan cita-cita pendiri organisasi PMII untuk diraih ibarat mudahnya membalikkan telapak tangan. niscaya bagi kader yang tidak merasa lelah mengabdi dan putus asa, waktu keberhasilan akan berpihak kepadanya.

Jadilah pohon cemara, ia tegak berdiri tinggi menjulang menantang langit, tidak gentar ketika disambar petir, tidak geming ketika disengat terik matahari, tidak goyah ketika hujan angin badai menghantamnya.

Semoga PMII diumur ke-64 tahun ini menjadi organisasi yang berdedikasi tinggi dan diakui sebagai organisasi yang baik akan kebermanfaat yang luas terhadap bangsa dan negara Indoseia, serta semua cita-cita para pendiri oganisasi ini selalu terwujud di masa akan datang. Teruslah menjadi yang terbaik dari sebelum-sebelumnya.

Ilmu dan bakti, kuberikan

Adil dan makmur, kuperjuangkan

Untukmu satu tanah airku, untukmu satu keyakinanku

Tumbuh subur, tumbuh subur kader PMII

Bersemilah, bersemilah tunas PMII

Sumber: https://www.nu.or.id/fragmen/sejarah-lahirnya-pmii-q8TLb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun