7. Munsif Nahrawi (Yogyakarta)
8. Nuril Huda Suaidy HA (Surakarta)
9. Laily Mansur (Surakarta)
10. Abd. Wahab Jailani (Semarang)
11. Hisbullah Huda (Surabaya)
12. M. Cholid Narbuko (Malang)
13. Ahmad Husain (Makassar).Â
Dari pertemuan tersebut, lahirlah PMII sebagai wadah bagi mahasiswa NU untuk menyuarakan aspirasi mereka di tingkat perguruan tinggi.
PMII memang memiliki kesamaan dalam kegiatan dan struktur organisasi dengan organisasi mahasiswa lainnya seperti HMI, IMM, GMNI, KAMMI, dan sebagainya. Namun, meskipun kegiatan serupa dilakukan, setiap organisasi memiliki tujuan dan ideologi yang berbeda.
Tujuan utama PMII adalah membentuk pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap, dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indoenesia. Ideologi PMII didasarkan pada Islam Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) yang menjadi landasan pemikiran (manhaj al-fikr) organisasi ini.
Motto sangatlah krusial dalam membantu kita mempertahankan semangat untuk mencapai tujuan hidup. Dalam konteks Tri Motto PMII, yakni dzikir, fikir, dan amal saleh, kader PMII diharapkan mampu menjalankan prinsip-prinsip ini tidak hanya dalam lingkup organisasi, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Dzikir, sebagai upaya untuk terus mengingat Allah, perlu terus dipupuk agar semakin kuat. Fikir, kemampuan untuk berpikir secara kritis dan tajam, harus diimplementasikan dalam setiap tindakan, dengan memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada pengetahuan dan prinsip yang benar serta sesuai dengan hukum yang berlaku. Dan akhirnya, amal saleh, yang merupakan wujud nyata dari iman dan pengabdian kepada Allah, harus dijalankan dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan kebaikan dalam masyarakat dan organisasi.