Mohon tunggu...
muhammadmuharrikmaulana
muhammadmuharrikmaulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Humanisasi dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi dan Teknologi

24 Desember 2024   01:17 Diperbarui: 24 Desember 2024   01:17 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Ilustrasi Peran Teknologi pada Pendidikan (Sumber: PID Polda Kepri - Porli))

Salah satu efek besar dari globalisasi adalah dorongan untuk mengatur sistem pendidikan dan kurikulum di berbagai negara secara bersamaan. Standarisasi ini bertujuan untuk menyediakan individu dengan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja global. Namun, standar yang konsisten ini seringkali mengabaikan faktor sosial, budaya, dan keuangan lokal. Sebagai contoh, kurikulum yang dibuat untuk memenuhi permintaan industri negara maju mungkin tidak sesuai dengan permintaan negara berkembang. Akibatnya, nilai-nilai budaya dan karakteristik lokal mungkin terlupakan, sementara sistem pendidikan berkonsentrasi pada kemampuan kognitif dan teknis. Karena itu, banyak negara sekarang menyadari pentingnya pendidikan karakter sebagai cara untuk mengatasi efek buruk dari sistem pendidikan yang terlalu terfokus pada prestasi akademik.

Selain itu, kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi telah membuka kesempatan bagi orang-orang di seluruh dunia untuk bersaing secara langsung. Ini karena teknologi ini memungkinkan siswa dan guru dari berbagai negara berinteraksi dengan cepat, yang pada gilirannya meningkatkan persaingan baik di tingkat individu maupun antarnegara. Dalam situasi seperti ini, sistem pendidikan harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat bersaing secara global. Hal ini berarti pendidikan harus memprioritaskan keterampilan kognitif selain keterampilan sosial dan praktis, seperti kemampuan berkomunikasi lintas budaya, kreativitas, dan kemampuan bekerja dalam tim multinasional. Namun, terlalu berfokus pada pencapaian global dapat mengabaikan perkembangan pribadinya. Pendidikan yang berfokus pada prestasi akademik tanpa mempertimbangkan keseimbangan emosional dan sosial dapat menghasilkan siswa yang tidak siap untuk menghadapi kesulitan kehidupan sehari-hari.

Dalam era globalisasi, ketimpangan dalam akses ke pendidikan juga merupakan masalah utama. Teknologi digital mempermudah pembelajaran dan informasi, tetapi tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menggunakannya. Problem infrastruktur seperti akses internet yang terbatas, fasilitas pendidikan yang tidak memadai, dan kekurangan perangkat teknologi adalah kendala utama di banyak negara berkembang. Hal ini membuat perbedaan pendidikan antara negara maju dan negara berkembang semakin besar. UNESCO melaporkan bahwa ketidaksetaraan akses terhadap pendidikan menyebabkan kurangnya peluang bagi orang-orang dari kelompok ekonomi kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tinggi. Pada akhirnya, hal ini menyebabkan perbedaan sosial dan ekonomi antara negara menjadi lebih besar.

Selain dampak-dampak tersebut, globalisasi memiliki efek yang lebih besar pada budaya dan prinsip masyarakat yang sudah ada. Melalui media massa, internet, dan media sosial, pengaruh budaya asing dapat merusak nilai-nilai lokal yang menjadi identitas suatu negara. Budaya konsumtif dan materialisme semakin mendominasi di kalangan generasi muda, sementara nilai-nilai seperti gotong royong, kesederhanaan, dan penghormatan terhadap orang tua mulai hilang. Sangat sulit untuk menggabungkan nilai-nilai global yang baik dengan kearifan lokal yang sudah ada dalam pendidikan. Selain membantu melestarikan warisan budaya lokal, pendidikan juga harus membantu siswa memahami perubahan dunia yang terus berkembang. Oleh karena itu, untuk menjaga nilai-nilai budaya lokal di tengah pengaruh kuat globalisasi, pendidikan yang mengutamakan penguatan karakter dan identitas bangsa sangat penting.

Peran Teknologi

(Foto Ilustrasi Peran Teknologi pada Pendidikan (Sumber: PID Polda Kepri - Porli))
(Foto Ilustrasi Peran Teknologi pada Pendidikan (Sumber: PID Polda Kepri - Porli))

Teknologi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam sektor pendidikan. Inovasi teknologi menawarkan berbagai keuntungan, seperti kemudahan akses informasi, menciptakan metode pembelajaran yang lebih interaktif, serta mempermudah komunikasi dan kolaborasi antara siswa dan pengajar. Namun, meskipun teknologi membawa banyak manfaat, ia juga menghadirkan tantangan besar dalam konteks pendidikan humanisasi, yang berfokus untuk mendidik individu yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki nilai-nilai moral, etika, dan keterampilan sosial yang baik.

Kemampuan untuk memberikan akses yang cepat dan mudah ke berbagai data merupakan salah satu keuntungan utama teknologi. Siswa dapat memperoleh berbagai materi pembelajaran dari berbagai sumber yang tidak terbatas melalui internet dan perangkat digital. Ini meningkatkan pengalaman belajar mereka dan memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi secara mandiri. Sebaliknya, jumlah informasi yang sangat besar ini juga menimbulkan kesulitan bagi pendidikan humanisasi. Jika siswa tidak memahami etika digital dengan baik, mereka berisiko terjebak dalam perilaku yang merugikan seperti menyebarkan informasi palsu, terlibat dalam cyberbullying, atau menjadi ketergantungan pada teknologi yang mengganggu keseimbangan sosial dan emosional mereka.

Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran juga memberikan banyak manfaat, seperti menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan dinamis. Dengan bantuan teknologi, pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu melalui berbagai platform pembelajaran online, aplikasi instruksional, dan simulasi virtual. Alat-alat ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan memudahkan pemahaman konsep yang sulit. Namun, teknologi tidak boleh menggantikan peran guru sebagai motivator dan pengarah. Untuk menjaga interaksi sosial yang positif dan membantu perkembangan karakter siswa, peran guru masih sangat penting. Dalam pendidikan humanisasi, teknologi harus digunakan untuk mendukung pembelajaran yang inklusif, berbasis nilai, dan memperhatikan perkembangan intelektual dan emosional siswa.

Salah satu tantangan besar di era digital adalah berkurangnya interaksi sosial tatap muka, yang mempengaruhi perkembangan keterampilan sosial siswa. Siswa mungkin tidak dapat berinteraksi secara langsung karena penggunaan media sosial, aplikasi pesan instan, dan pembelajaran daring. Kemampuan sosial seperti komunikasi, empati, dan kerja sama sangat penting untuk pengembangan. Untuk memperoleh keterampilan sosial yang relevan dalam kehidupan sehari-hari, interaksi tatap muka sangat penting. Oleh karena itu, penting bagi pendidikan humanisasi untuk terus menekankan betapa pentingnya membangun keterampilan social (bukan menggantikan), teknologi harus digunakan untuk meningkatkan interaksi sosial. Sebagai contoh, platform pembelajaran kolaboratif daring dapat mendorong siswa untuk bekerja sama dalam tim secara virtual, yang dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk berinteraksi dan bekerja sama. Agar keterampilan sosial dan emosional peserta didik tetap terjaga dengan baik, penggunaan teknologi harus diimbangi dengan kesempatan untuk berinteraksi secara langsung dalam konteks sosial.

Langkah-langkah Menuju Pendidikan Humanisasi

(Foto Ilustrasi Menuju Pendidikan Humanisasi di Era Globalisasi dan Teknologi (Sumber: PKBI DIY))
(Foto Ilustrasi Menuju Pendidikan Humanisasi di Era Globalisasi dan Teknologi (Sumber: PKBI DIY))

Pendidikan harus dapat beradaptasi dengan perkembangan globalisasi dan teknologi, yang memberikan dampak besar pada kehidupan manusia. Agar pendidikan tetap relevan, berkelanjutan, dan mampu menghadapinya secara efektif, perlu dilakukan sejumlah langkah komprehensif dan mendalam. Pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip humanisasi sangat penting untuk menghasilkan siswa yang tidak hanya memiliki kemampuan akademik tetapi juga memiliki karakter yang kuat, empati, dan mampu berkontribusi pada masyarakat dunia yang berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun