Di tengah perkembangan teknologi yang pesat dan kemajuan media massa, pembelajaran akhlak semakin sulit. Dulu, pendidikan akhlak erat kaitannya dengan pengajaran agama serta nilai-nilai moral di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Namun, dengan munculnya berbagai jenis media massa seperti TV, internet, dan media sosial, nilai-nilai moral dan etika yang selama ini diterima sebagai pedoman hidup masyarakat mulai dipertanyakan. Banyak konten yang disajikan oleh media massa memiliki nilai-nilai yang bertentangan dengan prinsip-prinsip moral yang selama ini dianggap sebagai standar.
Pembelajaran akhlak yang seharusnya menjadi dasar dalam membentuk karakter suatu bangsa kini menghadapi tantangan serius dari media massa. Isi yang disebarkan oleh media ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki pesan yang dapat mempengaruhi cara pandang dan perilaku masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda.
Realitas Dampak Media Massa pada Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak merupakan alat yang penting dalam membangun karakter seseorang, terutama bagi generasi muda. Proses pendidikan ini meliputi pelajaran mengenai etika, moral, dan prinsip-prinsip yang mendasari interaksi antar manusia, baik dalam hubungan pribadi maupun sosial. Pendidikan akhlak telah lama diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia melalui berbagai mata pelajaran, seperti Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan pelajaran PPKn yang mengajarkan tentang nilai-nilai moral.
Dewasa ini, dampak media massa terhadap pengembangan akhlak menjadi sangat penting. Media massa yang mencakup televisi, radio, surat kabar dan sekarang media sosial mempunyai dampak yang cukup signifikan atas perubahan pola hidup masyarakat. Penelitian yang dilakukan berbagai lembaga menunjukkan bahwa media massa khususnya media sosial, memiliki pengaruh besar dalam membentuk cara berpikir dan perilaku seseorang, terutama di kalangan remaja. Misalnya televisi yang merupakan salah satu jenis media massa yang telah ada sejak lama, telah berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Program-program yang ditayangkan, baik itu hiburan, berita, atau iklan, sering kali menyampaikan nilai-nilai yang dapat berdampak pada moral dan sikap penontonnya. Contohnya, banyak program yang menampilkan kekerasan, budaya konsumsi, atau ketidakpedulian terhadap norma sosial yang berlaku di masyarakat. Hal ini sering kali menciptakan pandangan yang salah di kalangan generasi muda.
Terlebih media sosial yang kini semakin berkembang, membawa tantangan baru dalam pengajaran moral. Platform media sosial seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan YouTube memberikan kesempatan bagi orang untuk berbagi ekspresi, tetapi juga sering kali menyebarkan konten yang tidak mendidik. Konten yang menjadi viral kadang-kadang mempromosikan gaya hidup hedonis, budaya konsumtif, atau perilaku negatif lainnya yang dapat memengaruhi cara berpikir dan moral para pengikutnya. Dampak besar dari media massa ini mengharuskan adanya upaya untuk menyaring dan menyesuaikan nilai-nilai yang ada dalam media dengan prinsip-prinsip moral yang selama ini dijunjung dalam pendidikan akhlak.
Tantangan Pendidikan Akhlak di Era Media Massa
Pentingnya pendidikan akhlak tidak bisa diabaikan, karena akhlak merupakan dasar utama dalam menciptakan peradaban yang lebih baik. Akan tetapi, di zaman digital dan kemajuan teknologi informasi saat ini, pendidikan akhlak menghadapi banyak rintangan. Salah satu isu utama adalah dampak negatif media massa terhadap pembentukan karakter, terutama di kalangan generasi muda.
Salah satu masalah yang paling terlihat adalah banyaknya konten yang tidak sejalan dengan nilai moral yang seharusnya diusung dalam pendidikan akhlak. Konten yang mendukung perilaku negatif, seperti kekerasan, kebohongan, atau ketidakjujuran, mudah ditemukan di berbagai platform media. Seringkali, tayangan-tayangan ini menarik perhatian besar dari pemirsa, khususnya anak muda yang cenderung mudah terpengaruh. Dengan demikian, media massa bisa berperan dalam memperkenalkan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai akhlak yang diajarkan dalam keluarga atau sekolah.
Di zaman media sosial, salah satu fenomena yang sering muncul adalah terpampangnya gaya hidup hedonistik dan konsumtif. Banyak selebriti dan influencer di media sosial menunjukkan kehidupan mewah, perjalanan ke luar negeri, atau pembelian barang-barang mahal yang bisa membentuk standar hidup yang tidak realistis bagi banyak orang. Hal ini sering kali mempengaruhi cara pandang generasi muda terhadap kehidupan, sehingga mereka lebih mengutamakan materi dibandingkan pada nilai-nilai moral dan etika.
Media massa juga bisa memunculkan perbedaan pandangan antara generasi muda dengan orang tua atau pendidik berkaitan dengan moralitas. Apa yang dianggap baik oleh generasi muda kerap kali berbeda dengan sudut pandang generasi yang lebih tua. Media sosial dan televisi sering kali memperkenalkan konsep baru yang tidak sejalan dengan ajaran tradisional atau nilai-nilai agama yang terdapat dalam pendidikan akhlak.
Aturan: Panduan dalam Pendidikan Moral
Pendidikan moral harus terus menjadi komponen penting dalam kurikulum sekolah. Ini tidak hanya melalui mata pelajaran agama, tetapi juga dalam pelajaran umum seperti PPKn, Pendidikan Kewarganegaraan, dan lainnya. Materi ini harus mendidik siswa mengenai nilai-nilai seperti etika, empati, kejujuran, dan tanggung jawab.
Keluarga memiliki peranan vital dalam membentuk karakter anak. Orang tua perlu lebih aktif dalam mengawasi pilihan media yang diakses oleh anak-anak mereka. Ini mencakup memfilter program televisi dan menetapkan batasan waktu untuk penggunaan media sosial. Diskusi antara orang tua dan anak tentang apa yang mereka tonton di media juga penting agar anak-anak dapat memahami dari perspektif moral yang tepat.
Pemerintah dan organisasi relevan harus mengambil tindakan yang lebih tegas dalam mengatur konten yang dapat diakses oleh masyarakat, terutama para remaja. Melalui regulasi yang jelas, seperti larangan terhadap konten yang tidak mendidik atau yang merusak moral, media massa dapat berperan sebagai sarana yang mendukung pendidikan moral. Dengan kemajuan teknologi, pengawasan terhadap media sosial juga perlu ditingkatkan agar anak-anak dan remaja tidak terpapar konten yang berbahaya.
Media massa juga dapat memberikan kontribusi besar untuk mendidik masyarakat, terutama dengan memanfaatkan konten yang bersifat edukatif. Acara televisi atau saluran media sosial yang menyajikan nilai-nilai positif, seperti kepedulian terhadap orang lain, pentingnya berbuat baik, atau cerita inspiratif, bisa menjadi alternatif yang sangat baik dalam pendidikan moral.
Sekolah sebagai institusi edukasi diharapkan lebih aktif dalam menerapkan pendidikan akhlak. Salah satu caranya adalah dengan menggabungkan pendidikan moral dalam setiap mata pelajaran. Contohnya, dalam pelajaran matematika atau ilmu pengetahuan alam, guru dapat menyampaikan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah juga sebaiknya menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang menekankan pada pengembangan karakter. Orang tua perlu lebih memperhatikan penggunaan media oleh anak-anak mereka dan membantu mereka dalam mengakses konten yang positif. Diskusi dalam keluarga yang membahas nilai-nilai moral juga sangat penting untuk memperkuat pendidikan akhlak yang diambil oleh anak.
Kesimpulan
Pendidikan akhlak merupakan hal yang fundamental dalam pembentukan karakter suatu bangsa. Namun, tantangan besar datang dari media massa yang seringkali menyajikan konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang selama ini diajarkan. Oleh sebab itu, kolaborasi antara keluarga, lembaga pendidikan, dan pemerintah sangat diperlukan untuk mengoptimalkan pendidikan akhlak di era digital saat ini.
Catatan Kaki
"Dampak Media Sosial terhadap Pendidikan Karakter Siswa," Jurnal Pendidikan, Vol. 12, No. 2, 2022.
Ibid., halaman 34.
"Peran Orang Tua dalam Pendidikan Akhlak," Artikel Pendidikan Keluarga, 2023.
Komisi Penyiaran Indonesia, "Regulasi Media Massa di Indonesia," 2021.
"Pendidikan Karakter di Era Digital," Jurnal Ilmu Sosial, 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H