Mohon tunggu...
Muhammad Muallifi
Muhammad Muallifi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung | 08562256418 | Ig : muallifi11 | Twitter : @mmuallifi | Fb : Muhammad Muallifi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penyesalan

2 Juli 2015   21:40 Diperbarui: 2 Juli 2015   21:40 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selang beberapa detik, tiba-tiba sms ridwan masuk di handphoneku seperti biasa.

“maksud kamu apa?, honey untuk siapa itu?, apa dugaanku benar?, tolong katakan padaku kalau sms yang kamu kirim untuk lelaki lain?. Ujar ridwan dalam pesan singkat.

“Oh my God.. aku salah kirim. Harusnya pesan yang ku kirim tadi untuk revan, bagaimana ini?” ujarku dengan perasaan kaget. Alasan apa yang harus ku katakan, ia sudah terlanjur tau. Oh, cinta ini membunuhku.

Tiba-tiba ridwan menelponku, dengan nada keras ia berkata kepadaku.

“maksud kamu apa? Coba jelaskan!” ujarnya membuatku semakin takut. Tak dirasa tiba-tiba kata-kata yang keluar dari ridwan membuat air mataku terjatuh membasahi pipi dan bajuku.

“maafkan ku,... sekali lagi maafkan aku sayang”ujarku dengan suara menangis.

“oh ternyata benar, siapa dia? Kenapa kamu tega menghianatiku? Ucapannya semakin keras dan lantang membuatku semakin sakit di hati.

Dengan nada rendah aku menjawab semua yang ia tanyakan kepadaku.

“di, di, dia revan teman kecilku, maafkan aku”. Jawabku. Lidahku begitu sulit untuk berkata.

“kenapa kamu seperti ini sayang?, kenapa kamu harus menodai cinta kita?”Terdengar bersedu, nafasnya terdengar pilu seakan dia sedang menangis.

“sayang pliss, kamu jangan nangis aku minta maaf. Pliss maafkan aku” ujarku mencoba meredakan kesedihannya.

“oke, sekarang pilih dia atau aku?, aku beri kamu waktu satu jam untuk memikirkan itu”, tuut, tuut, tuuuut... terdengar suara handphope yang di matikan. Ternyata dia mematikan telponnya tiba-tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun