Selang beberapa detik, tiba-tiba sms ridwan masuk di handphoneku seperti biasa.
“maksud kamu apa?, honey untuk siapa itu?, apa dugaanku benar?, tolong katakan padaku kalau sms yang kamu kirim untuk lelaki lain?. Ujar ridwan dalam pesan singkat.
“Oh my God.. aku salah kirim. Harusnya pesan yang ku kirim tadi untuk revan, bagaimana ini?” ujarku dengan perasaan kaget. Alasan apa yang harus ku katakan, ia sudah terlanjur tau. Oh, cinta ini membunuhku.
Tiba-tiba ridwan menelponku, dengan nada keras ia berkata kepadaku.
“maksud kamu apa? Coba jelaskan!” ujarnya membuatku semakin takut. Tak dirasa tiba-tiba kata-kata yang keluar dari ridwan membuat air mataku terjatuh membasahi pipi dan bajuku.
“oh ternyata benar, siapa dia? Kenapa kamu tega menghianatiku? Ucapannya semakin keras dan lantang membuatku semakin sakit di hati.
Dengan nada rendah aku menjawab semua yang ia tanyakan kepadaku.
“di, di, dia revan teman kecilku, maafkan aku”. Jawabku. Lidahku begitu sulit untuk berkata.
“kenapa kamu seperti ini sayang?, kenapa kamu harus menodai cinta kita?”Terdengar bersedu, nafasnya terdengar pilu seakan dia sedang menangis.
“sayang pliss, kamu jangan nangis aku minta maaf. Pliss maafkan aku” ujarku mencoba meredakan kesedihannya.
“oke, sekarang pilih dia atau aku?, aku beri kamu waktu satu jam untuk memikirkan itu”, tuut, tuut, tuuuut... terdengar suara handphope yang di matikan. Ternyata dia mematikan telponnya tiba-tiba.