Mohon tunggu...
mohammadmiefthaismail
mohammadmiefthaismail Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan

Saya adalah seorang mahasiswa UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam program studi Ekonomi Syariah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Inflasi terhadap Pengangguran di Indonesia

19 Desember 2024   18:10 Diperbarui: 19 Desember 2024   18:06 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengaruh Inflasi terhadap Pengangguran di Indonesia: Sebuah Analisis Ekonomi

Membahas tentang inflasi dan pengangguran, pastinya kita tidak bisa lepas dari para ekonom, pemerintah, dan masyarakat umum yang sering kali memiliki dua perhatian utama: inflasi dan pengangguran. Interaksi keduanya sangat rumit, dan perubahan pada salah satunya dapat berdampak pada yang lain. Seperti halnya di banyak negara lain, Indonesia sering mengalami pola rumit yang saling terkait antara pengangguran dan inflasi. Mengendalikan kedua kejadian ini sangat sulit bagi Indonesia sebagai negara berkembang, terutama mengingat ekonomi global yang sedang berantakan dan bahkan sedikit lesu di semua negara kecuali Cina di Asia Barat dan Asia Timur.

Artikel ini akan membahas hubungan antara inflasi dan tingkat pengangguran di Indonesia dengan mengacu pada teori-teori ekonomi relevan yang saya baca mengenai situasi ekonomi Indonesia saat ini.

Inflasi dan Pengangguran: Hubungan Teoretis

Inflasi, apa sih inflasi? kenapa inflasi selalu ada dalam setiap negara? Inflasi pada dasarnya didefinisikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara keseluruhan di dalam perekonomian dari waktu ke waktu. Di sisi lain, pengangguran mengacu pada jumlah pekerja yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi tidak dapat memperolehnya. Pengangguran biasanya disebabkan oleh kurangnya kesempatan kerja, posisi yang tidak sesuai, atau bahkan penghasilan yang dianggap terlalu rendah. Dalam teori ekonomi, keduanya saling berhubungan meskipun berbeda.

1. Teori Kurva Phillips

Ketika memeriksa hubungan antara pengangguran dan inflasi, tentunya Kurva Phillips adalah salah satu hipotesis yang paling terkenal. A. W. Phillips pertama kali mengemukakan ide ini pada tahun 1958, dan mengusulkan pertukaran jangka pendek antara pengangguran dan inflasi. Dengan argumen ini, tekanan inflasi naik ketika tingkat pengangguran turun dan sebaliknya. Dengan kata lain, tingkat pengangguran yang rendah meningkatkan permintaan akan pekerja, yang dapat menghasilkan gaji yang lebih tinggi. Inflasi terjadi karena harga-harga barang dan jasa dinaikkan sebagai respons terhadap kenaikan upah ini.
Sangat penting untuk diingat bahwa ini adalah hubungan sementara. Karena faktor-faktor lain, seperti ekspektasi inflasi, dapat memengaruhi dinamika pasar tenaga kerja, hipotesis ini sering diperdebatkan sepanjang waktu.

2. Teori Monetaris

Nah, yang berikutnya ada perspektif yang berbeda ditawarkan oleh teori monetaris Milton Friedman. Teori ini menyatakan bahwa jumlah uang yang berlebihan yang beredar di masyarakat adalah penyebab inflasi, yang selalu merupakan fenomena moneter. Dalam hal ini, pengangguran tidak akan secara langsung dipengaruhi oleh inflasi dari waktu ke waktu. Pengangguran jangka panjang akan kembali ke tingkat normal, terlepas dari seberapa tinggi inflasi.
Namun, kenaikan inflasi dalam jangka pendek dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi yang dapat menyebabkan pengangguran. Penurunan permintaan agregat dapat terjadi karena daya beli masyarakat menurun ketika harga produk dan jasa meningkat. Akibatnya, perusahaan-perusahaan akan terdorong untuk memangkas jumlah karyawan, yang akan meningkatkan tingkat pengangguran.

Pengaruh Inflasi Terhadap Pengangguran di Indonesia

Dinamika pengangguran dan inflasi, yang berdampak pada stabilitas sosial dan ekonomi, sangat erat kaitannya dengan Indonesia, negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Di Indonesia, pengangguran secara umum dapat dipengaruhi oleh inflasi dengan berbagai cara.

1. Dampak Inflasi terhadap Daya Beli Masyarakat

Penurunan daya beli individu adalah salah satu dampak utama inflasi. Naiknya harga produk dan layanan membuat pelanggan tidak mungkin membeli barang dan layanan yang sama dalam jumlah yang sama. Masyarakat berpenghasilan rendah mungkin akan merasakan hal ini sebagai beban yang signifikan. Salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah konsumsi domestik, yang mungkin akan menurun sebagai akibat dari penurunan daya beli ini.
Permintaan akan barang dan jasa akan terpengaruh oleh rendahnya konsumsi. Pada akhirnya, perusahaan-perusahaan dapat menurunkan produksi dan memberhentikan karyawan sebagai akibat dari penurunan permintaan ini. Fenomena ini berpotensi meningkatkan pengangguran, terutama di industri seperti manufaktur, perdagangan, dan restoran yang mengandalkan konsumsi rumah tangga.

2. Pengaruh Inflasi Terhadap Investasi

Selain itu, ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh inflasi yang tinggi dapat memengaruhi pilihan investasi. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena mereka tidak yakin dengan stabilitas ekonomi dan potensi keuntungan, investor-baik asing maupun domestik-cenderung ragu-ragu untuk melakukan investasi di negara-negara dengan inflasi tinggi. Hal ini dapat mempersulit terciptanya lapangan kerja baru, yang akan meningkatkan pengangguran.
Begitupun dengan sebaliknya, inflasi yang stabil dan terkendali dapat menjadi indikasi bahwa investor harus optimis. Jadi, apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Karena harga yang stabil memudahkan investor untuk menghitung kemungkinan imbal hasil dari investasi mereka dan membuat strategi jangka panjang. Lapangan kerja baru dapat tercipta sebagai hasilnya, yang dapat menurunkan tingkat pengangguran.

3. Inflasi dan Biaya Produksi

Perusahaan dapat mengalami peningkatan biaya produksi karena inflasi. Inflasi dapat meningkatkan, misalnya, biaya energi, upah tenaga kerja, dan bahan baku. Karena biaya produksi yang meningkat ini, perusahaan tidak akan dapat terus berproduksi pada tingkat yang tinggi atau bahkan mungkin harus menaikkan harga barang mereka. Produk yang terlalu mahal tidak akan populer, dan bisnis mungkin akan memangkas staf untuk menghemat uang.
Pendekatan ini dapat mengakibatkan siklus yang berisiko di mana inflasi menaikkan harga, menyebabkan hilangnya pekerjaan, dan mungkin meningkatkan pengangguran. Untuk mencegah ketidakstabilan pasar tenaga kerja, sangat penting bagi pemerintah untuk menjaga kendali atas inflasi.

4. Inflasi dan Sektor Formal vs Sektor Informal

Perekonomian Indonesia sangat bergantung pada sektor informal, terutama bagi mereka yang tidak memiliki pendidikan formal. Industri ini biasanya lebih rentan terhadap perubahan harga. Dampaknya apa? Yang pasti mereka yang kehilangan pekerjaan di sektor formal dapat beralih ke sektor informal ketika inflasi tinggi, meskipun pekerjaan di sektor ini biasanya tidak menjamin pendapatan tetap. Akibatnya, meskipun tingkat pengangguran di sektor formal menurun, kualitas pekerjaan di sektor informal dapat memburuk karena ketidakstabilan ekonomi.

Kebijakan Pemerintah untuk Menanggulangi Pengangguran dan Inflasi

Pemerintah Indonesia harus menerapkan langkah-langkah kebijakan yang masuk akal dan praktis untuk memerangi pengangguran yang disebabkan oleh inflasi. Di antara kebijakan-kebijakan yang mungkin dilakukan adalah:

1. Kebijakan Moneter yang Bijak

Otoritas moneter, Bank Indonesia (BI), memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas inflasi. BI dapat membantu menjaga agar inflasi tidak naik terlalu tinggi dengan mengendalikan suku bunga dan kebijakan moneter lainnya, yang akan mengurangi dampak buruk terhadap pengangguran.

2. Program-program untuk Perlindungan Sosial

Bagi mereka yang berpenghasilan rendah yang secara langsung terkena dampak inflasi, pemerintah juga dapat meningkatkan program-program perlindungan sosial. Langkah-langkah jaminan sosial seperti subsidi bahan bakar dan bantuan langsung tunai dapat meringankan beban individu dan mencegah mereka meninggalkan dunia kerja karena kesulitan keuangan.

3. Meningkatkan Infrastruktur dan Investasi

Investasi di bidang-bidang produktif seperti pendidikan, teknologi, dan infrastruktur dapat mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan menciptakan lapangan kerja baru. Agar pemerintah Indonesia dapat menurunkan tingkat pengangguran dan membangun ekonomi yang lebih inklusif, sektor-sektor ini harus terus diperkuat.

Di Indonesia, hubungan antara pengangguran dan inflasi adalah hubungan yang rumit dan timbal balik. Pengangguran meningkat sebagai akibat dari inflasi yang tinggi karena menurunkan daya beli masyarakat, menghambat investasi, dan meningkatkan biaya produksi. Oleh karena itu, untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran, kebijakan yang mendorong ekonomi riil, mendorong investasi, dan memastikan stabilitas inflasi sangatlah penting. Demi kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Indonesia harus terus berupaya untuk mencapai keseimbangan antara stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun