Saat ini cerita fabel sudah jarang diminati lagi. Peradaban zaman menuntut warganya untuk lebih mengikuti perkembangan zaman. Teknologi yang semakin berkembang membuat sesuatu yang kolot semakin ditinggalkan. Sebagai contohnya cerita fabel.
Alkisah di sebuah kampus hidup 2 orang binatang yang sangat menonjol. Pertama, macan, dan yang kedua, kucing. Keduanya hidup berdampingan di dalam kampus dengan sifat yang melekat berbeda-beda.
Kehidupan mereka sehari-harinya berada di kampus. Kedua binatang tersebut merupakan sosok yang senang berkumpul dengan orang lain. Kenalan mereka sesama binatang di dalam kampus juga banyak.
Macan lebih senang bergaul dengan teman-teman yang sehaluan dengannya. Seperti kancil, singa, jerapah, dan banteng. Sedangkan kucing sendiri Lebih menyenangi berkumpul dengan kawan-kawan yang lebih kecil. Tak jarang kucing berkumpul dengan tikus, hamster, tupai, ataupun marmut.
Kehidupan para binatang di dalam kampus cukup harmonis. Tidak pernah terjadi pergesekan yang menyebabkan mereka harus terluka. Begitupun saat berada di dalam kelas, canda tawa juga sering terdengar dari mulut mereka. Meskipun mereka berada dalam satu kelas saat keluar dari ruang lingkup kelas keakraban mereka tidak terjalin.
Kucing yang menjadi dedengkot hewan-hewan kecil selalu punya perbedaan pendapat dengan macan yang mewakili hewan-hewan besar. Ada satu kesamaan yang menonjol dari kedua hewan tersebut. Ambisius. Keduanya ambisius menjadi seorang pemimpin di kelas.
Memang dalam waktu dekat akan diadakan pemilihan Ketua kelas binatang yang baru untuk menggantikan ketua yang lama. Tersiar kabar yang menjadi kandidat utama adalah macan dan kucing. Sebab keduanya menjadi role model di dalam kelas.
Saat bursa pemilihan ketua dibuka, kedua-duanya tak segan untuk mendaftarkan diri kepada panitia. Para panitia berkomposisikan seperti : semut, nyamuk, dan lalat.
Sesuai dengan prediksi yang mendaftar menjadi ketua adalah macan dan kucing. Sampai hari terakhir pembukaan bursa calon ketua tidak ada calon lagi yang mendaftarkan diri.
Tahapan selanjutnya adalah prosesi debat kandidat. Saat debat kandidat keduanya melontarkan argumen yang sangat kuat untuk menjatuhkan lawannya. Hingga penonton pun dibuat geleng-geleng kepala pertunjukan atraksi yang dipertontonkan.
Seusai debat, tahapan selanjutnya adalah proses pemilihan ketua. Sebab keduanya saling kuat, tim pemenangan dari kedua tim berusaha melakukan kelicikan untuk memenangkan calonnya. Cara yang mereka lakukan adalah melakukan suap terhadap para peserta yang mengikuti pemilihan.
Berhubung tim macan adalah binatang yang lihai dalam mencari mangsa, ia berani menggelontorkan suap berupa makanan dengan jumlah yang sangat besar. Sedangkan kucing tidak berani melakukan hal serupa karena keadaannya yang tidak memadai.
Akhirnya yang melakukan kecurangan adalah hanya dari pihak macan. Sedangkan dari kucing urung melakukannya sebab terdesak kebutuhan.
Tim macan membuat sebuah posko bawah tanah untuk melakukan tindakan curangnya. Posko itu dibuat seaman mungkin agar tidak ada yang mengetahui. Di dalamnya nanti akan terjadi proses suap menyuap yang sangat besar. Dalam hal ini makanan yang dibagikan.
Dalam peraturan terdapat aturan yang melarang setiap tim untuk melakukan kecurangan. Ketahuan melakukan kecurangan maka akan didiskualifikasi.
Naas, bagi tim macan perbuatan jahatnya terlihat oleh penyelenggara pemilihan. Singkatnya : digrebek.
Waktu itu saat melakukan transaksi suap menyuap. Ada kelalaian yang dilakukan oleh tim macan. Mereka tidak menutup rapat rapat celah untuk penutup masuknya semut, nyamuk dan lalat. Akhirnya saat mereka melakukan pesta makan-makan banyak sekali ketiga binatang tersebut yang datang. Karena penciuman mereka yang peka.
Andaikan tim macan peka untuk melakukan penyeterilan maka kegiatan jahat mereka tidak akan pernah ketahuan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI