Sejak awal, filsafat telah dipandang sebagai disiplin ilmu yang eksklusif, hanya bisa dipahami oleh mereka yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi. Persepsi ini muncul karena filsafat seringkali diasosiasikan dengan pemikiran yang sangat abstrak dan kompleks. Dikalangan masyarakat Indonesia, istilah " filsafat " mungkin memiliki reputasi yang kurang baik. Filsafat juga sering dipandang sebelah mata, banyak dari kalangan orang Indonesia menganggap ilmu filsafat merupakan ilmu yang membuat kita salah paham. Padahal di satu sisi, filsafat merupakan induk dari berbagai jenis pengetahuan yang saat ini tersedia.Â
Filsafat Sebagai Alat untuk Berpikir Kritis
Banyak orang belum memahami apa itu filsafat dan bahkan ada yang kurang tertarik. Padahal, filsafat adalah upaya manusia untuk mencari jawaban mendalam tentang segala sesuatu di dunia ini. Filsafat juga mengajarkan kita tentang nilai-nilai moral yang baik dan memberikan panduan hidup. Karena filsafat menyentuh berbagai aspek kehidupan, wajar jika terkadang dianggap rumit. Terlebih lagi, filsafat ilmu seringkali menghadirkan banyak pertanyaan dan jawaban yang kompleks.
Filsafat adalah sebuah cara berpikir yang mendalam tentang kehidupan, alam semesta, dan segala hal yang ada. Tujuannya adalah untuk mencari pemahaman yang lebih baik tentang diri kita dan dunia di sekitar kita. Meskipun terdengar rumit, filsafat sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Filsafat membantu kita untuk:
Mencari makna hidup: Filsafat mengajak kita untuk merenungkan tujuan hidup dan mencari arti keberadaan kita di dunia.
Membentuk nilai-nilai: Filsafat membantu kita untuk mengembangkan nilai-nilai moral dan etika yang baik.
Memecahkan masalah: Filsafat melatih kita untuk berpikir kritis dan logis, sehingga kita dapat menghadapi berbagai masalah dalam hidup dengan lebih baik.
Bagaiman Filsafat Berkembang dari Zaman ke ZamanÂ
Filsafat itu seperti cermin yang merefleksikan bagaimana manusia berpikir dan memandang dunia di berbagai zaman. Perubahan cara pandang manusia ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perkembangan ilmu pengetahuan, perubahan sosial, dan tantangan-tantangan pemikiran yang muncul.
Sejarah filsafat dimulai dari Yunani Kuno, di mana para filsuf seperti Thales, Socrates, Plato, dan Aristoteles mulai bertanya tentang alam semesta, kehidupan yang baik, cara mengatur negara, dan bagaimana kita bisa tahu sesuatu. Mereka menggunakan akal dan logika untuk mencari jawaban.
Setelah masa Yunani Kuno, filsafat terus berkembang. Pada Abad Pertengahan, filsafat lebih terikat dengan agama Kristen. Para filsuf mencoba memadukan ajaran agama dengan pemikiran rasional.
Zaman Pencerahan membawa angin segar bagi filsafat. Para filsuf seperti Descartes, Kant, dan Voltaire menekankan pentingnya akal sehat, kebebasan berpikir, dan kemajuan ilmu pengetahuan. Mereka menantang tradisi dan otoritas yang sudah ada.
Filsafat modern semakin beragam. Ada yang fokus pada kesadaran dan ide-ide besar (idealisme Jerman), ada yang menekankan pengalaman dan manfaat (empirisme dan utilitarisme), ada yang lebih memperhatikan penggunaan bahasa dan praktik (pragmatisme dan aliran analitik).
Sampai sekarang, filsafat terus berkembang dengan berbagai aliran seperti fenomenologi, eksistensialisme, hermeneutika, dan strukturalisme. Masing-masing aliran memiliki cara pandang yang unik dalam memahami dunia dan manusia.Â
Cabang-Cabang Filsafat
Ilmu filsafat juga dibagi menjadi beberapa cabang yakni:
Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti kata, pikiran, dan ilmu. Bila digabungkan, epistemologi berarti cabang filsafat yang membahas pengetahuan.
Logika
Logika adalah cabang filsafat yang menyusun, mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan formal, dan prosedur normatif. Logika berasal dari pandangan Aristoteles yang disebut sebagai filsafat analitika.
Etika
Cabang selanjutnya adalah etika. Cabang ini seringkali dinamakan filsafat moral karena membahas baik dan buruk tingkah laku manusia. Dalam filsafat ini, manusia dipandang dari segi perilakunya.
Metafisika
Cabang satu ini berasal dari kata Yunani metaphysika yang berarti setelah fisika. Cabang ini diperkenalkan oleh Andronikos dan Rhodes dan menjelaskan bahwa realitas sesungguhnya bukan tampak oleh kita dalam dunia kenyataan, melainkan tidak tampak dan berada dalam dunia ide.
Estetika
Estetika merupakan cabang filsafat yang membahas keindahan. Keindahaan tersebut dapat berupa kaidah ataupun sifat hakiki. Cara mengujinya adalah dengan perasaan dan pikiran manusia, seperti penilaian dan apresiasi terhadap keindahan.
Filsafat ilmu
Filsafat ini dianggap sebagai filsafat khusus yang membahas hakikat ilmu, penerapan berbagai metode filsafat dalam upaya mencari akar persoalan dan menemukan asas realitas yang dipersoalkan oleh bidang ilmu tersebut untuk mendapatkan kejelasan yang lebih pasti.
Cara Belajar Filsafat untuk Pemula
Beberapa dari kita pasti pernah mengalami kesulitan selama belajar filsafat, terlebih lagi saat kita awal mengenal filsafat. Hal ini tentunya disebabkan oleh banyak hal, contohnya saja, saat kita awal mendengar istilah yang sulit dipahami atau bahkan terdengar asing bagi kita. Berikut langkah yang bisa kalian lakukan supaya bisa belajar dengan mudah :Â
Belajar secara historis kronologis
Hal pertama yang bisa dilakukan bagi pelajar filsafat pemula yakni mempelajari dari historis sampai ke kronologisnya. Melalui cara ini diharapkan kalian bisa mengetahui akar permasalahan dari setiap tema yang sedang dipelajari. Misalnya dari sosiokultur yang sedang dihadapi setiap filsuf.
Belajar secara tematik
kalian bisa mulai memahami dan mendalami setiap tokoh filsafat dan pemikirannya. Tapi kadang juga masih timbul permasalahan terkait asing dan sulitnya memahami bahasa di setiap penyampaiannya. Tentu ini bisa menjadi hambatan kalian untuk memahami materi filsafat yang sedang dibahas.
Sering ikut forum diskusi filsafat
Belajar tidak hanya melalui buku filsafat saja, namun kadang kalian juga kurang memahami tema yang sedang dipelajari. Dengan sering mengikuti diskusi dimanapun tidak hanya menambah pengetahuanmu tentang filsafat, namun juga bisa melatih public speakingmu juga. Jangan sampai kalian sudah merasa puas dengan ilmu yang sudah didapatkan. Kalian bisa eksplor dengan diskusi.
Demikian penjelasan dari artikel ini, tujuan utama menulis artikel ini untuk berpikir kritis adalah untuk mendorong pembaca agar turut serta dalam proses berpikir mendalam dan sistematis tentang berbagai isu dan permasalahan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H