Mohon tunggu...
Muhammad Labib
Muhammad Labib Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjalanan Hidup dan Kontribusi Luar Biasa K.H. Muslich: Ulama, Pejuang, dan Pendidik yang Sederhana

10 Desember 2023   20:44 Diperbarui: 10 Desember 2023   22:57 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Biografi Singkat K. H. Muslich

K.H muslich merupakan sosok tokoh ulama' yang dilahirkan pada bulan Februari tahun 1910, di Desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Beliau adalah putra dari pasangan yang ayahnya bernama Rilam dengan nama tuanya San Besari (Hasan Besari) yang berprofesi sebagai Petani. Sedangkan ibunya bernama Sri Inten (Rinten) yang keshariannya bukan hanya sebagai Ibu Rumah Tangga, melainkan sebagai penjual batik terkadang juga emas. 

 Beliau dididik oleh orang tuanya untuk senantiasa mengingat dari mana Ia berasal hingga menjadi orang besar yang dikenal oleh masyarakat. Sejak kecil K. H. Muslich sudah dibiasakan mengaji oleh orang tuanya, hampir setiap hari beliau dan teman-temannya mengaji dan menghafal dan membaca Al-Qur'an. 

Beliau memiliki budi pekerti yang baik, suka menolong masyarakat yang bawah, dan suka bersedekah. Selain dikenal sebagai seorang kyai atau tokoh agama, beliau juga dikenal sebagai wirausahawan yang baik beliau dikenal  sebagai wirausahawan yang tidak mementingkan keuntungan untuk diri sendiri, beliau juga pernah menjadi tentara, pegawai pemerintahan,  dan ia juga pernah terjun ke dalam beberapa partai politik, menjadi anggota DPR RI dan DPR-GR dan merintis beberapa kantor Agama di Indonesia.

2. Riwayat pendidikan K.H muslich

Dalam islam Allah mewajibkan hamba-Nya untuk selalu mencari ilmu dan juga sudah dijelaskan dalam hadits. Sesibuk apapun dirinya, seorang muslim tetap saja menambah, mengasah dan meningkatkan ilmunya. Prinsip selalu menuntut ilmu terus dipraktekan oleh K. H. Muslich. Dalam memperdalam ilmu agama selain belajar dengan tokoh agama beliau juga belajar otodidak dengan cara membaca kitab-kitab agama dari berbagai bidang. 

Semasa menuntut ilmu ia selalu berlatih, semasa di Surakarta ia tidak hanya belajar di madrasah atau pesantren saja, melainkan di tempat pengajian. Dan diberikan kepada beberapa tokoh Muhammadiyah seperti Kyai Muchtar Buchori Kaumanis, Kyai Mohammad Edris Balai Sontohartanan dan Muljadi Djojo Martono. Ketiga guru tersebut merupakan tokoh Muhammadiyah di Surakarta. Kyai Muchtar adalah pendiri Muhammadiyah di Surakarta yang resmi berdiri pada tahun 1926 (Kyai Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta) dan KH Mohammad Edris adalah presiden pertama Muhammadiyah Surakarta.

Beliau juga pernah belajar di pondok Jamsaren Seragen Surakarta dan di beberapa pondok pesantren Boganging (Sumpiuh), Leler (Kebasen), Tebu Ireng (Jombang) dan Krapyak (Yogyakarta).

KH. Muslich juga merupakan sosok pejuang pendidikan yang tidak kenal lelah. Saat beliau berusia 60-an tahun beliau sudah merasa  cukup dengan kesibukannya selama ini di dunia dan lebih fokus dengan urusan akhirat.  Beliau memiliki cita-cita yang sangat mulia yaitu membangun lembaga pendidikan dan lembaga kesehatan, dan di umur 60 tahun ini barulah beliau dapat mewujudkan cita-citanya tersebut. Lembaga pendidikan yang beliau dirikan yaitu madrasah dan sekolah dan untuk lembaga kesehatan beliau mendirikan rumah untuk bersalin. Untuk lembaga pendidikan ada dua versi sekolah yang beliau dirikan yaitu sekolah umum dan sekolah madrasah, untuk sekolah umum beliau menggunakan nama sekolah Diponegoro dan untuk madrasah menggunakan nama Al-Hidayah. Selain di Purwokerto beliau juga mendirikan sekolah dan rumah bersalin di Jakarta, namun beliau tidak mendirikan rumah bersalin di Purwokero.

3. Ilmu Kehidupan K. H. Muslich

Dalam riwayat kehidupan K.H Muslich dari kecil sampai meninggal beliau selalu menerapkan kehidupan yang sederhana dari segala sisi kehidupan baik ketika menjabat sebagai DPR, kementrian agama, menjadi kapten pertempuran bersama jendral sudirman dan sampai sukses mendirikan lembaga pendidikan diponegoro. K.H muslich tidak pernah yang berpenampilan berlebihan walaupun pangkatnya banyak dan karir yang bergelimpang. 

Dari sejarah singkat kehidupan beliau ada satu sisi kehidupan yang sangat perlu kita contoh sebagai calon orang tua yaitu belia tidak pernah memanjakan anaknya baik dalam finansial, materi dan lain-lain. Seorang ayah yang mengiginkan anaknya dewasa dan berkembang dengan caranya sendiri alhasil sekarang anak-anaknya sukses tanpa diarahin sama orang tua. Ada satu kisah dari anaknya beliau yang bernama bapak beni pada saat sekolah tidak pernah dikasih uang saku yang berlebih dan ketika kurang bapak beni mencari tambahan sendiri, hal itu dilakukan oleh K. H Muslich karena mengiginkan anaknya yang mandiri dan siap menghadapi zaman kedepanya. K.H Muslich yang juga sebagai kyai dalam pengajaranya kepada santri dan jamaahnya selalu menentramkan karena untaian perkataan beliau yang tidak pernah mengadu domba antar kelompok dan yang terpenting jangan sampai ada perpecahan dalam negara indonesia. 

Pada suatu ketika K.H Muslich pernah menasehati putra putrinya untuk hidup sederhana. Hiduplah kalian dengan sederhana maka kalian akan menemukan kemulian, jangan menuruti hawa nafsu dan jangan hidup dalam kemewahan duniawi. K. H Muslich adalah salah satu tokoh negara dan agama yang salalu memerhatikan bangunan beribadahan seperti masjid, beliau ngga akan bangun rumahnya sendiri sampai bagus sebelum masjid yang disekitarnya itu bagus dan mewah.  Hal yang terpenting dan perlu kita teladani dan contoh dari kisah beliau adalah tentang kesederhaan beliau, pribadi yang selalu mengutamakan umat serta rakyat dan pengabdian yang luar biasa kepada negara agama dan bangsa. Kerelaan dan keihklasan beliau mengurusi umat menjadi hal yang diutamakan, beliau berprinsip kuat apabila mengurusi umat maka kelurga, anak-anaknya akan diurusi oleh allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun