Keempat Pemecahan masalah, dalam RP (Role Playing), pemain sering dihadapkan pada situasi yang memerlukan pemecahan masalah. Ini melatih pemain dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan strategi, dan mengambil keputusan yang efektif.
Dampak Negatif
Ada beberapa dampak negatif dari RP (Role Playing) yang perlu diketahui oleh orang tua guna memfasilitasi pengalaman bermain yang sehat bagi anak-anak.
1. Kesulitan membedakan antara realitas dan fantasi
Salah satu dampak negatif RP (Role Playing) adalah adanya risiko anak-anak kesulitan membedakan antara realitas dan fantasi. Ketika terlalu sering terlibat dalam peran yang fiktif, anak-anak dapat mengalami kesulitan membedakan dunia nyata dengan dunia imajinatif mereka. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi mereka tentang kenyataan dan menyebabkan kebingungan dalam memahami norma sosial yang berlaku.
2. Pengaruh negatif dari karakter fiktif
Dalam RP (Role Playing), anak-anak sering kali mengadopsi karakter fiktif dengan kekuatan dan sifat yang unik. Namun, terlalu banyak terlibat dalam karakter ini dapat berdampak negatif terhadap perilaku dan sikap anak-anak di dunia nyata. Mereka mungkin mencoba meniru perilaku yang tidak pantas atau agresif dari karakter mereka, yang dapat mempengaruhi hubungan sosial dengan teman sebaya dan mengganggu proses pembelajaran di sekolah.
3. Ketergantungan pada dunia maya
Dalam era digital ini, RP (Role Playing) sering kali terjadi dalam bentuk permainan online atau melalui platform media sosial. Anak-anak yang terlalu banyak terlibat dalam RP (Role Playing) online dapat mengembangkan ketergantungan pada dunia maya. Ini dapat mengarah pada isolasi sosial, gangguan tidur, penurunan kinerja akademik, dan berkurangnya waktu yang dihabiskan untuk berinteraksi secara langsung dengan teman sebaya atau berpartisipasi dalam kegiatan fisik.
4. Gangguan emosional dan psikologis
Pada beberapa kasus, anak-anak yang sangat terlibat dalam RP (Role Playing) dapat mengalami gangguan emosional dan psikologis. Terlalu banyak bermain peran fiktif dapat memengaruhi stabilitas emosi mereka, menyebabkan kecemasan, depresi, atau bahkan masalah identitas. Anak-anak mungkin mengalami kesulitan memisahkan diri dari karakter mereka dan merasa kesulitan dalam mengatasi situasi dunia nyata.