Mohon tunggu...
Muhammad KhobirAbimanyu
Muhammad KhobirAbimanyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

hobi fotografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

3 Hal yang Dapat Membantu Kita Menciptakan Tatanan Masyarakat Sesuai Syariat Islam

25 Juli 2022   00:57 Diperbarui: 25 Juli 2022   01:12 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam adalah agama rahmatan lil alami. Rahmat bagi seluruh alam. Hal ini menunjukkan bahwa dalam Islam, kesejahteraan sosial suatu umat adalah hal yang penting. Dalam Al Qur’an dijelaskan secara lengkap, maksud kesejahteraan sosial, definisinya, dan cara melakukannya.

Berkaitan dengan upaya mewujudkan kesejahteraan sosial dalam kehidupan kemasyarakatan, Islam bukan saja memiliki perangkat etik, tetapi juga dilengkapi dengan sejumlah instrumen. Adapun instrumen itu antara lain ialah zakat, infak, dan shadaqah. Khusus mengenai zakat, intrumen ini mendapat tempat khusus dalam al-Qur’an. Ia disebut secara sendirian sebanyak 10 kali, dan disebut bersama-sama shalat sebanyak 82 kali, sehingga secara keseluruhan zakat disebut sebanyak 112 kali. 

Ini menandakan bahwa Islam sangat memperhatikan kesejahteraan sosial dalam kehidupan kemasyarakatan. Hal ini tergambar dari ‎antusiasme ajaran Islam yang mempunyai keberpihakan kepada kelompok lemah ‎‎(mustadh‘afîn) lewat program zakat. 

Program zakat merupakan program yang ‎bermuatan ritual dan sosial. Sebagai program ritual, zakat adalah implementasi ‎dari rasa syukur individu atas karunia (kekayaan) yang diberikan oleh Allah. ‎Sedangkan sebagai program sosial, zakat berfungsi sebagai program aksi ‎pemerataan distribusi dalam rangka mengurangi jumlah kemiskinan.

Kesadaran akan nilai membawa pengaruh kepada umat Islam bahwa mereka lebih peka terhadap pelanggaran ninai dan norma daripada ketimpangan sosial. Misalnya, apabila ada pelanggaran norma moral, secara antusias meraka memperhatikan dan membicarakannya, namun apabila ada berita tentang kelaparan, bencana alam, dan sebagainya, perhatian mereka kurang. Masalah ketimpangan sosial, dianggapnya suatu yang biasa, dan telah menjadi suratan takdir Tuhan.

Masyarakat mempunyai peranan yang sangat besar untuk pembentukan karakter individu-individu didalam masyarakat tersebut. Setiap individu akan terpola dalam masyarakat dan terpengaruh oleh apa yang ada di dalamnya, baik berupa pemikiran maupun tingkah lakunya. Apabila masyarakat berpola jahiliyah maka tiap tiap individu yang ada didalamnya akan berperilaku dan berpikiran jahiliyah pula. Apabila masyarakat mencerminkan nilai islami maka tiap tiap individu yang ada didalamnya berperilaku dan berpikiran islami pula.

Manusia adalah mahluk sosial, yang harus hidup bersama manusia yang lain. Sudah barang tentu tiap individu yang satu akan mempengaruhi individu yang lain. Sebagaimana yang kita fahami bahwa hubungan individu satu dengan yang lain dalam bermasyarakat harus mencerminkan nilai-nilai islami, islam sebagai idiologi dalam pembentukan tatanan masyarakat. Disini perlu adanya konsep yang jelas terkait dengan pembentukan masyarakat yang islami tersebut.

Ibnu Qoyyim al-Jauzy mengatakan bahwa pembentukan masyarakat islami bertujuan membangun hubungan yang kuat antara individu sebuah masyarakat dengan menerapkan sebuah ikatan yang terbangun diatas kecintaan sebagai realisasi sabda Rasulullah yang berbunyi ”Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari)

Pembentukan masyarakat yang memiliki jiwa membangun menurut ibnu Qoyyim ialah yang mampu menghasilkan individu masyarakat yang saling mencintai sebagian dengan sebagian yang lain, dan saling mendo’akan walaupun mereka saling berjauhan. Dan sebagai buah dari do’a ini malaikat akan mengaminkan do’a seseorang untuk saudaranya yang lain yeng telah dido’akannya.

Termasuk dari buah kecintaan seseorang kepada saudaranya adalah bahwa kecintaan tersebut akan menghantarkan kebaikan kepadanya, baik dalam hidupnya didunia maupun setelah kematiannya.
Akhlak Islam Dalam Masyarakat sebagaimana masyarakat Islam itu memiliki keistimewaan di bidang aqidah, ibadah dan pemikiran, maka ia juga memiliki keistimewaan dalam masalah akhlaq.Akhlaq merupakan bagian penting dari eksistensi masyarakat Islam. 

Mereka adalah masyarakat yang mengenal persamaan keadilan, kebajikan dan kasih sayang, kejujuran dan kepercayaan, sabar dan kesetiaan, rasa malu dan kesetiaan, 'izzah dan ketawadhu'an, kedermawanan dan keberanian, perjuangan dan pengorbanan, kebersihan dan keindahan, kesederhanaan dan keseimbangan, pemaaf dan penyantun, serta saling menasihati dan bekerjasama (ta'awun). 

Mereka beramar ma'ruf dan nahi munkar, melakukan segala bentuk kebaikan dan kemuliaan, keutamaan akhlaq, semua dengan niat ikhlas karena Allah, bertaubat dan bertawakal kepada-Nya, takut menghadapi ancaman-Nya dan mengharap rahmat-Nya. Memuliakan syiar-syiarNya, senang untuk memperoleh ridhaNya, menghindari murka-Nya, dan lain-lain dari nilai-nilai Rabbaniyah yang telah banyak dilupakan oleh manusia. 

Ketika kita berbicara tentang akhlaq, maka bukanlah akhlaq itu hanya menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia saja, akan tetapi ia mencakup hubungan manusia dengan penciptannya juga. Dalam menjalin hubungan antara individu satu dengan individu yang lain perlu adanya perilaku yang membuat hubungan tersebut menjadi harmonis. Hubungan yang mampu menjadikan individu yang ada didalam masyarakat merasa tenteram, tidak ada yang membuat resah. 

Akhlak islami mempunyai peranan yang penting dalam menciptakan hubungan tersebut. Akhlak islami bisa kita lihat dari tiap-tiap individu dengan melihat perilaku kesehariannya. Perilaku yang merupakan spontan tanpa ada rekayasa atau dengan dibuat-buat.

Kita banyak mendapatkan teori tentang akhlak islam, baik pelajaran agama disekolah, pengajian dimasjid, dan masih banyak lagi. Tapi ketika ilmu yang kita dapatkan tadi tanpa ada realisasi maka akhlak islami tersebut tidak akan muncul dalam diri kita. 

Akhlak islami banyak didapatkan ketika kita berinteraksi dengan masyarakat. Dekat dengan orang sholeh, agar kita bisa belajar akhlak islam yang mulia. Sebagai perumpamaan, apabila kita dekat dengan penjual minyak wangi maka kita akan tertular bau wangi. Begitu juga kita ketika dekat dengan kebaikan maka akan tertular juga dengan hal yang baik.

Surat An Nahl ayat 90 menyebutkan bahwa terdapat tiga hal yang dapat membantu kita menciptakan tatanan masyarakat yang baik serta tiga hal yang dapat merusak tatanan masyarakat. Pertama, Allah SWT memerintahkan kita untuk selalu berlaku adil kepada siapa saja. Adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya.

Prinsip keadilan menjadi prinsip pertama dalam membentuk tatanan masyarakat yang baik. Islam mengajarkan bahwa kita mesti berlaku adil terhadap siapa saja dan kapan saja tanpa membeda-bedakan sesorang berdasarkan agama, status sosial, suku dan lain sebagainya. 

Adil juga bermakna seimbang dalam seluruh aspek kehidupan. Rasulullah SAW berpesan,"Wahai sahabatku, sesungguhnya badanmu memiliki hak yang harus engkau tunaikan, demikian pula keluargamu memiliki hak atas dirimu, demikian pula tamumu memiliki hak atasmu."

Prinsip kedua adalah ihsan. Ihsan bermakna melakukan sesuatu yang paling baik dan memiliki makna yang lebih tinggi daripada keadilan. Misalnya, ketika kita ditampar oleh seseorang sebanyak satu kali, maka kita diizinkan untuk membalas tamparan tersebut sebanyak satu kali juga dan itu bermakna adil. Akan tetapi, jika kita tidak membalas dan memberi maaf, maka itulah yang disebut sebagai ihsan. Orang yang berhasil berbuat ihsan dinamakan orang yang muhsin. 

Nabi Muhammad ketika pamannya Hamzah mati syahid saat perang dan melihat Hindun membelah dada Hamzah kemudian memakan hatinya, Nabi bersumpah bahwa beliau akan membalas kekejaman yang dilakukan oleh Hindun lebih kejam dari yang pernah dilakukan, sehingga tidak ada satu pun manusia yang bisa membayangkan kekejaman yang akan dilakukan oleh nabi. Pada saat itu Allah mengatakan bahwa jika nabi ingin membalas maka balaslah sesuai perbuatan yang dilakukan, tetapi jika nabi memaafkan, maka itulah yang lebih baik.

Coba kita lihat bagaimana sikap Rasulullah SAW ketika menyuapi wanita tua yang buta beragama Yahudi di sebuah sudut pasar. Setiap nabi menyuapi wanita tua tersebut selalu cacian dan makian kepada Nabi Muhammad yang keluar dari mulutnya. Namun, Nabi Muhammad tidak pernah membalas cacian dan makian tersebut dan tetap menyuapi wanita tua yang buta dengan baik dan makanannya dihaluskan agar terasa lezat di lidahnya.

Hal itu dilakukan sampai nabi wafat yang kemudian dilanjutkan oleh Abu Bakar. Ketika Abu Bakar menyuapi wanita tua tadi, wanita tersebut mengetahui bahwa Abu Bakar bukanlah orang yang biasa menyuapinya, karena makanan yang diberikan oleh Abu Bakar terasa kasar di lidahnya dan kemudian ia bertanya di manakah orang yang biasa menyuapinya. Abu Bakar sambil menangis mengatakan bahwa orang yang biasa menyuapi wanita tua tersebut adalah Nabi Muhammad dan beliau sudah meninggal dunia. Ketika mendengar hal tersebut wanita tua tadi langsung meminta maaf dan langsung masuk Islam. Inilah sikap dan akhlak yang dicontohkan oleh teladan kita Rasulullah SAW.

Prinsip ketiga adalah berbuat baik kepada kaum kerabat. Tujuan terdekat manusia diciptakan di muka bumi adalah untuk berbuat baik kepada manusia yang lain dan dengan itu tatanan masyarakat akan menjadi baik.

Dalam surat an-Nahl ayat 90, Allah SWT juga menyebutkan tiga hal yang dapat merusak tatanan masyarakat, yakni segala bentuk perbuatan al-Fahsya Wal munkar wal bagh. Al-Fahsya, kata ulama berarti sesuatu yang sangat keji. Jadi, apabila Allah SWT di dalam Alquran menggunakan kata al-Fahsya berarti perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang sangat keji.

Wal munkar wal bagh adalah segala macam kemungkaran yang melampaui batas, seperti terorisme, korupsi, dan merusak keadilan dalam masyarakat. Itulah tiga macam perbuatan yang dilarang oleh Allah. Marilah kita jauhi dan hindari semua larangan Allah supaya tercipta tatanan masyarakat yang baik untuk Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun