Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Human Resources - Researcher / Paradigma Institute

Membaca dunia adalah membuka cakrawala pengetahuan, dan melalui hobi menulis, kita menorehkan jejak pemikiran agar dunia pun membaca kita.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bogor Kota Sejuta Angkot, Potret Kemacetan dan Peluang Transformasi Transportasi

18 Januari 2025   10:42 Diperbarui: 18 Januari 2025   10:42 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertigaan Pasar Parung Bogor sebagai Salah Satu Titik Kumpul Angkot Lintas Trayek (Sumber: rumahparung.com)

Pemerintah dapat memberikan insentif untuk kendaraan listrik atau berbahan bakar ramah lingkungan guna mengurangi polusi udara akibat tingginya jumlah kendaraan bermotor di Bogor. Langkah itu dilakukan dengan pelibatan masyarakat dalam setiap langkah reformasi, baik melalui kampanye kesadaran akan pentingnya transportasi publik maupun dengan mendengar aspirasi para pengemudi angkot dan pengguna transportasi.

Transformasi sistem transportasi di Bogor membutuhkan keberanian untuk berinovasi dan ketegasan dalam implementasi kebijakan. Dengan perencanaan yang matang dan eksekusi yang terintegrasi, Bogor dapat beralih dari kota sejuta angkot yang semrawut menjadi kota dengan transportasi massal yang modern dan efisien. Pada akhirnya, hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup warganya, tetapi juga memperkuat peran Bogor sebagai penyangga vital bagi Jakarta dan pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah Jabodetabek. Di tengah kesemrawutan Kota Sejuta Angkot, tersimpan peluang besar untuk menciptakan transportasi yang lebih manusiawi, efisien, dan berkelanjutan. Karena setiap kekacauan adalah awal dari perubahan yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun