Mohon tunggu...
Muhammad Karim
Muhammad Karim Mohon Tunggu... Konsultan - Investment Banker, Business Shariah Consultant, Portfolio Management Specialist and Financial Planner

Suka dengan ekonomi, politik, pemerintahan, corporate finance, investment banking, capital market, financial planning, business shariah dan strategy serta spiritual quotient (SQ). Hobi traveling, boxing, swimming dan jogging.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Cara Menilai Track Record Management dan Pemegang Saham Pengendali Emiten dalam Memilih Investasi Saham Terbaik

12 Maret 2024   15:33 Diperbarui: 12 Maret 2024   15:34 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Laporan keuangan emiten yang telah listed di BEI, diolah

Selanjutnya bandingkan antara arus kas masuk dari operasi dengan modal kerja. Perusahaan yang bagus selain memiliki arus kas masuk dari operasional yang positif juga seharusnya bisa memelihara modal kerja yang positif pula. Apabila modal kerja, yang merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar negatif, menandakan bahwa perusahaan dalam jangka pendek memerlukan cukup banyak dana, dimana jika tidak bisa dicukupi dari kas internal maka perusahaan akan memperbesar utang jangka pendek. 

Sedangkan jika terdapat perusahaan yang memiliki arus kas operasional positif, namun memiliki modal kerja yang negatif menandakan bahwa perusahaan tersebut sedang dalam tahap recovery. Perlu dianalisa yang mendalam terhadap perusahaan jenis ini. 

Sebaiknya pilihlah emiten yang memiliki arus kas masuk dan modal kerja yang positif. Lebih baik lagi jika emiten yang diincar berhasil membukukan arus kas bersih dan operasional yang positif setiap tahunnya.

Rasio keuangan ICR dan DSCR juga perlu menjadi perhatian. Jangan sampai perusahaan tidak mampu membayar beban utang serta outstanding utang yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek. ICR adalah interest coverage ratio yang merupakan ebitda dibagi dengan beban bunga. Sedangkan DSCR adalah debt service coverage ratio yang merupakan ebitda dibagi dengan total beban bunga ditambah pokok pinjaman dalam jangka pendek. Idealnya ICR adalah lebih dari 1 x, sedangkan DSCR min 0,5 x.

Perusahaan yang bisa menghasilkan laba selayaknya juga bisa membagikan dividen yang merupakan hak investor untuk mendapatkan bagi hasil atas keuntungan perusahaan. 

Besarnya laba yang dibagikan sebagai dividen tergantung dengan rencana ekspansi usaha perusahaan. Biasanya yang dibagikan sebagai dividen adalah 25%-35% dari laba. Ini karena ekspansi usaha bisa dilakukan dengan menambah modal melalui penerbitan surat utang, melakukan pinjaman ke bank atau right issue, asalkan rasio net gearing, ICR dan DSCR aman.

Disclaimer : Tulisan ini bukan bermaksud untuk memprovokasi maupun suatu rekomendasi beli maupun jual suatu instrument investasi tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun