Masyarakat Tidak Takut
Tujuan WHO meminta itu (kematian) dilaporkan karena kapasitas tes yang sangat terbatas. Namun pemerintah beralasan jangan menakuti masyarakat. Karena tak boleh menakuti maka akibatnya masyarakat tidak takut. Tidak ada sense of crisis. Tiap hari pada berusaha mudik, berkumpul kumpul di jalan yang padat karena dan lainnya, seperti tidak ada apa-apa.Â
Di anggapnya semua ini berjalan seperti biasa padahal wabah berkembang terus, sehingga kita tidak tahu sampai dimana penyebarannya. Yang dikhawatirkan WHO pada saat semua negara lain Covid19 nya sudah reda, Indonesia yang menjadi satu titik yang berbahaya. Disana sudah selesai disini belum selesai. Sehingga Indonesia bisa menjadi sumber Covid19 untuk nanti Gelombang berikutnya di dunia.
Kebijakan yang Keliru
Satu hal lagi. Pemerintah mengejar laporan harian untuk mengetahui jumlah pasien yang sembuh. Apa ini artinya ? Pengalaman saya untuk mencapai hasil negatif saya ditest berkali-kali. Sebelum diberitahu positif dua kali test. Dua minggu kemudian setelah di isolasi dites ulang sampai 3 kali. Karena sekali negatif, kedua ragu-ragu terus di ulang ketiga. Total saya 5 kali tes. Yang ketiga adalah test untuk mengkonfirmasi bahwa saya sudah negatif.
Saya baca tulisan di Bali ada orang yang butuh sampai 11 kali di tes baru diketahui hasilnya bisa negatif. Di dalam rombongan teman saya sendiri ada yang dites swab 6 kali baru bisa dinyatakan negatif. Ini untuk apa? Untuk bisa diumumkan sebagai jumlah yang sembuh.
Pemerintah Inggris dan Pemerintah Belanda, coba perhatikan. Mereka tidak pernah mengumumkan jumlah yang sembuh karena mereka sudah memberitahu rakyatnya bahwa mereka tidak melakukan tes ulang karena alat tes terbatas. Padahal kemampuan mereka lebih dari kita. Mereka lebih mengutamakan test untuk kelompok ODP dan PDP yang lebih membutuhkan.
Kalau Pemerintah kita kapasitasnya terbatas untuk apa mengumumkan tiap hari yang sembuh sekian? Hanya untuk menenteramkan hati? Tidak diumumkan juga tidak apa-apa asal saya di isolasi dua minggu tidak ketemu orang dan tetap sehat. Terus saya balik ke rumah dan di tambah isolasi dua minggu di rumah dan itu artinyasudah aman. Tanpa harus di tes negatif lagi. Menurut saya sebaiknya begitu.
Jadi banyak yang salah disini. Tapi Pemerintah kita, kita tahu mereka tidak mendengarkan IDI, FKM UI. Malah yang tiap hari konsultasi adalah Gubernur DKI. Lihat saja kenapa Gubernur DKI selalu berbeda langkah, berbeda pendapat dengan Gugus Tugas Covid karena Pemerintah DKI tiap hari mendengarkan pendapat ilmuwan, pendapat ahli ilmu Epidemologi. Tetapi disisi lain Gugus Tugas anti-sains. Faktanya seperti itu.
Apa Yang Dapat Kita Lakukan
1. Contact Tracing