Mohon tunggu...
jaenujis
jaenujis Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Generasi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Islam Nusantara Dalam Perspektif Ke-Azharan

5 September 2015   20:15 Diperbarui: 6 September 2015   03:28 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk konteks Nusantara lebih di anjurkan mamakai batik dari pada jubah, bahkan itulah kesunahannya. Karena menyesuaikan tradisi setempat dengan catatan tidak bertentangan dengan Syariat sendiri merupakan bagian jiwa keberagamaan ala Nabi SAW.

Bukan berarti Islam Nusantara anti Arab, sudah jelas al-Qur`an berbahasa Arab, dan Nabi Muhammad berasal dari Arab, tapi Islam itu bukan Arab sentris, Islam berdasarkan al-Qur`an dan Hadits. Tidak semua budaya Arab kita telan, sebab ada budaya Arab yang bertentangan dengan ajaran Islam . contohnya, minum khamar di zaman Nabi, beristri 4.

Islam melebur dengan budaya tersebut karena pendekatan dakwah di Nusantara ini . bagaimana sunan kalijaga, salah satu dari Wali Songo, menyebarkan agama Islam melalui pendekatan budaya. Menurutnya, kebudayaan memiliki tiga aspek. Yaitu, ekspresi (permukaan), substansi, dan nilai. Bukan hanya Wali Songo saja (antara abad XI-XIV M), Syekh Abdurrauf Singkil, Aceh (1615-1693), Syekh Yusuf al-Makassari (1626-1699), Kiai Ahmad Khatib Sambas (1803-1875), Kiai Nawawi al-Bantani (1813-1897), Kiai Mahfudz at-Termasi (1868-1920), Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi (1860-1916), Kiai Kholil Bangkalan al-Maduri (1820-1925), Muhammad Yasin al-Fadani (1917-1990), Kiai Ahmad Dahlan (1868-1923), Kiai Hasyim Asy`ari (1875-1947), dan masih banyak lagi. Mereka semua tokoh Muslim Nusantara yang berhasil mendialogkan risalah Islam dengan tradisi kenusantaraan.

Lebih jauh lagi, para wali bahkan menghormati pemeluk agama lain. Terbukti dengan kesedian mereka yang bermukim di kawasan Utara Jawa tengah, untuk tidak menyembelih dan atau mengonsumsi daging sapi atau kerbau dengan alasan agar tidak menyakiti hati masyarakat yang waktu itu masih banyak yang memeluk agama lain (Hindu).

Tradisi dan norma yang berkembang di masyarakat Indonesia, seperti mencintai keturunan Rasulullah, para wali dan orang saleh, serta mengharapkan berkah dari pada mereka, termasuk menghormati dan mencintai keturunan Rasulullah SAW, ziarah kubur, menempuh perjalan dari yang terdekat hingga ratusan kilometer, bahkan ribuan kilometer melewati sekat negara hanya untuk berziarah ke makam para ulama, sahabat, puncaknya ke makam rasulullah SAW. Termasuk yang ditunjukan KH Hasyim Asy`ari adalah tradisi men-talqin mayit, sedekah untuk mayit, meyakini adanya syafaat (pertolongan), bermanfaatnya doa, tawasul, dan lainnya.

Kepribadian Islam Nusantara erat sekali dengan ke-Azharan, pertama: menerima pluralitas dalam pemahaman yang berbeda, baik dalam satu topik maupun dalam dalam topik yang bermacam-macam, menghadapi dengan pendapat dan hujjah (argumentasi) dengan hujjah. Kedua: bersikap moderat dalam menyikapi berbagai pendapat yang berbeda dan berusaha untuk mempertemukan semuanya. Dari komponen tersebut sangat jelas sekali jauh dari sikap takfir, karna takfir sumber dari perpecahan, perselisihan antar umat Islam.

Praktik Islam Nusantara ini tercermin dalam ke-Azharan, berwajah tasamuh (toleran), tawassuth  (moderat) di garis tengah, tidak berada dalam kutub ekstrem dalam pemahaman dan pengamalan, menciptakan perdamaian dengan pertimbangan, hidup rukun dengan Agama lain dan berakulturasi dengan budaya lokal., tawazun (seimbang), dan i`tidal (berpihak pada kebenaran dan keadilan). terlebih, Islam di indonesia berdampingan dengan demokrasi, yang merupakan pilar dari Islam Nusantara adalah Nahdlatul Ulama atau disingkat NU.

Perilaku sosial budaya Muslim Indonesia yang Moderat (tawassuth),  menjaga keseimbangan (tawazun), dan toleran (tasamuh). Ketiga sikap ini pijakan masyarakat pesantren untuk mencari solusi problem sosial akibat liberalisme, kapitalisme, sosialisme, termasuk radikalisme agama-agam (Said Aqil Siroj, 1999)

Di samping itu juga dari sisi manhaj, Hadratussyeikh KH Hasyim Asyari pernah menggambarkan keislaman negeri Jawa pada awal abad ke-20 dalam kitabnya, Risalatu Ahlissunnah wal Jamaah, sebagai masyarakat yang memiliki pandangan dan mazhab serta referensi dan kecenderungan yang sama. Yaitu, pengikut mazhab Imam Muhammad bin Idris as-Syafi’i, alur pikir Imam Abu Hasan al-‘Asy’ari, dan corak tasawuf konsep Imam al-Ghazali dan Imam Abi al-Hasan al-Syadzili (Hasyim Asyari, 1912).

Bagi mahasiswa al-Azhar sudah pasti mengenal manhaj al-Azhar, yaitu manhaj berbasis bangunan keilmuan yang kokoh, dijalankan dengan sikap moderat, dan dihiasi dengan akhlak yang mulia, mengajarkan kepada para pelajarnya, baik materi akidah, fikih, maupun tasawuf. Di ranah akidah, al-Azhar mengajarkan sunni Asy`ari dan Maturidi, di ranah fikih mengajarkan empat mazhab sunni; Hanafi, Maliki, Syafi`i, dan Hambali, dan di ranah akhlak mengajarkan tasawuf sunni. Dari aspek tasawuf lah, Islam di Nusantara berhubungan, menjadi corak Islam memiliki nilai-nilai kebathinan dan keyakinan masyarakat lokal Nusantar tercermin dari akhlak umat Islam di Nusantara.

Beberapa komponen Islam Nusantara dalam ke-Azharan. Komponen Pertama, menyambung mata rantai keilmuan hingga kepada Rasulullah SAW. Misalnya, Kiai Ahmad Khatib Sambas, Kiai Nawawi al-Bantani, dan Kiai Mahfudz tremas. Ketiga kiai ini lahir di Indonesia, tapi menetap di mekkah sampai batas hidup yang telah ditentukan-Nya. Kiai Nawawi al-Bantani berguru kepada Syekh as-Syarwani, murid Syekh al-Baijuri yang berguru kepada Syekh as-Syarqawi, dan seterusnya hingga Rasulullah SAW. Dan setiap generasi mengambil dari generasi sebelumnya dengan sanad yang bersambung dan pemahaman yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun