Kurikulum berdasarkan kompetensi
Fokus pada softskill dan pengembangan karakter
Transisi yang mulus dari PAUD ke SD
SISTEM PENILAIAN
Penilaian bersifat sumatif/ menghukum
Penilaian bersifat formatif/mendukung
 Sumber : HTTP://GTKDIKDAS.KEMDIKBUD.GO.ID
Bedasarkan fakta yang dikemukakan di atas, setidaknya dapat dilakukan sebuah pembelajaran yang menghamba pada siswa, memberikan peluang kepada siswa untuk tumbuh kembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, perkenalkan teknologi, bahkan dorong agar para siswa menjadi seorang yang mampu menganlisis kesenjangan dalam kehidupan sosial mereka, merancang solusi, melakukan eksperimen dan kerj nyata, dan menguji atas apa yang dikerjakan. Pendekatan STEM adalah jawaban atas tantangan Abad 21.
Mengapa STEM diyakini untuk mewujudkan kompetensi Abad 21 (4C), tentu berdasarkan konteks yang dilakukan dalam pendekatan STEM. Â Pendidikan STEM memberi pendidik peluang untuk menunjukkan kepada peserta didik betapa konsep, prinsip, dan teknik dari STEM digunakan secara terintegrasi dalam pengembangan produk, proses, dan sistem yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, definsi STEM diadopsi sebagai pendekatan interdisiplin pada pembelajaran (Reeve, 2013).
Pembelajaran yang berbasis STEM akan merangkai sains, teknologi enginering (rekayasa), matematikadalam konteks nyata yang mengoneksikan sekolah, dunia kerja, dan dunia global guna mengembangkan literasi STEM yang memungkinkan peserta didik mampu bersaing dalam Abad 21. Seberapa pentingkah pembelajaran berbasis STEM?, kita akan menelisik berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan.
Transformasi proses pendidikan