Mohon tunggu...
Muhammad Ikhsan
Muhammad Ikhsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Sosiologi Universitas Lambung Mangkurat

Hobi saya bermain games, memancing, jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Berbasis Teknologi di Indonesia

27 Juni 2024   13:28 Diperbarui: 27 Juni 2024   13:33 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

          Gerakan multikultural pada awalnya diprakarsai oleh John Stuart Mill dan kemudian dilanjutkan oleh Charles Taylor di bidang politik dan kebudayaan. Indonesia merupakan negara yang sangat beragam baik dari segi suku, ras, sosial budaya dan agama, hal ini patut disyukuri oleh seluruh warga negaranya. 

Multikulturalisme masyarakat Indonesia telah menjadi fenomena menarik yang tidak dapat dipahami hanya dari sudut pandang sastra. Saat ini nilai-nilai seperti toleransi, moderasi, inklusi, dan solidaritas sebagai warga negara pada umumnya semakin menurun sehingga diperlukan iklim sosial yang kondusif. Situasi sosial nyata ini menunjukkan bahwa kesadaran akan keberagaman pada masyarakat Indonesia masih belum cukup mendalam. 

Konflik-konflik sosial yang diakibatkannya menjadi bukti bahwa kebanggaan terhadap keberagaman bangsa tidak selalu didukung oleh pemahaman yang memadai tentang hakikat keberagaman budaya dan apresiasi terhadap keberagaman. Menyadari keberagaman ini, disadari atau tidak, dapat menimbulkan sejumlah permasalahan. 

Oleh karena itu pendidikan memegang peranan sentral dalam proses pembelajaran menghargai orang lain, diharapkan dapat memperdalam pemahaman seseorang terhadap dirinya, orang lain, alam dan lingkungan budayanya.

            Saat ini pendidikan telah memberikan kontribusi penting terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang membawa manfaat berupa penemuan-penemuan ilmiah baru yang berpotensi memajukan peserta didik dan teknologi nasional. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi terselenggaranya proses pendidikan, mulai dari pemanfaatan komputer dalam materi pendidikan, penerapan teknologi dalam laboratorium, pemanfaatan teknologi dalam manajemen sekolah dan lembaga pendidikan lainnya. 

Proses pembelajaran saat ini disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan penerimaan informasi lebih efisien dan cepat. Adaptasi pendidikan terhadap perkembangan teknologi informasi telah mengubah paradigma dan strategi pendidikan secara umum, yang sangat penting untuk menghadapi tantangan global era ini.

            Pendidikan multikultural adalah ide atau konsep tentang serangkaian keyakinan mengenai budaya, ras, agama, warna kulit, dan identitas gender seseorang. Dalam konteks pendidikan multikultural, terdapat beberapa masalah awal yang teridentifikasi terkait dengan pembelajaran multikultural. 

Ini termasuk kurangnya pemahaman guru tentang budaya dan etnis siswa mereka, serta ketidakpahaman mereka terhadap struktur sosial dan budaya lokal siswa. Selain itu, ada juga masalah terkait dengan kemampuan guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang dapat merangsang minat, memori, dan pemahaman dalam konteks budaya yang berbeda-beda dari setiap siswa. Oleh karena itu, menciptakan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sikap toleransi dan penerimaan terhadap perbedaan menjadi prioritas utama di sektor pendidikan (Ahmad Ridho 2022).

Pembahasan

Pendidikan Multikultur dan Teknologi

            Pendidikan multikultural mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk dan mengembangkan karakter peserta didik agar dapat bersikap demokratis, humanis, dan pluralistik terhadap lingkungannya. 

Artinya melalui pendidikan multikultural diharapkan peserta didik mempunyai pemahaman yang mudah, penguasaan dan kompetensi yang baik terhadap nilai-nilai demokrasi, humanisme dan pluralisme baik di sekolah maupun di luarnya. Oleh karena itu, tujuan utama pendidikan multikultural adalah terwujudnya prinsip keadilan, demokrasi, dan humanisme secara simultan (Indah Wahyu Ningsih 2022).

            Menurut kamus Webster, "teknologi" diartikan sebagai pengelolaan atau pemrosesan sesuatu secara sistematis dengan menggunakan pendekatan metodis. Awalnya "techne", yang aslinya berarti seni, bakat, pemahaman atau keterampilan, merupakan akar kata dari teknologi. 

Dengan demikian, teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai penyelenggaraan pendidikan yang terstruktur. Pada saat yang sama, Technet dalam bahasa Yunani diakui sebagai aktivitas khusus yang melibatkan pengetahuan dan keterampilan dalam seni, kerajinan, atau proses produksi.

            Sebagai proses abstrak teknologi pendidikan, pendidikan melibatkan penyelidikan suatu masalah, pencarian solusi, penerapan solusi terhadap suatu situasi, evaluasi dan pengelolaan, yang mencakup seluruh aspek pembelajaran manusia. Proses pendidikan dianggap kompleks dan terintegrasi, melibatkan individu, ide, proses, perangkat dan organisasi. 

Teknologi pendidikan terus berkembang seiring dengan adanya tantangan di bidang pendidikan. Permasalahan terkini dalam pendidikan meningkatkan kualitas, makna dan efisiensi pendidikan serta pemerataan kesempatan pendidikan.

Teknologi dalam konteks pendidikan, juga dikenal sebagai studi dan praktik etika, digunakan untuk menciptakan, menggunakan, dan mengelola sumber daya teknologi dengan tujuan meningkatkan pembelajaran dan kinerja. 

Penerapan teknologi bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran dan meningkatkan efisiensi kinerja melalui desain dan manajemen teknologi yang tepat. Ini merupakan fokus utama dalam penelitian. Teknologi pendidikan bertujuan untuk memfasilitasi proses pembelajaran, meningkatkan kualitas belajar, dan meningkatkan performa secara keseluruhan. Sebagai cabang ilmu terapan, teknologi pendidikan menggabungkan berbagai disiplin ilmu secara sinergi.

Peran Teknologi Dalam Pembelajaran

            Saat ini, baik sekolah negeri maupun swasta sedang melakukan reformasi sistem pendidikannya. Banyak sekolah yang menawarkan program seperti jurusan, status sekolah seperti SSN, bagus, teladan, internasional, akselerasi dan peningkatan fasilitas. Jelas bahwa untuk menghadapi tantangan perubahan pendidikan global, perlu dimulai dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Mereka harus mempunyai kemampuan berpikir kreatif dalam perencanaan kurikulum, kemampuan manajemen yang baik, dan tidak boleh ketinggalan dalam pengembangan pendidikan.

            Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa inovasi pendidikan dan teknologi pendidikan saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Inovasi dipandang sebagai fokus utama, sedangkan teknologi pendidikan berperan sebagai alat atau sumber daya. Keberadaan teknologi dimaknai sebagai peluang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dan tidak lepas dari tantangan yang dihadapi masyarakat, karena teknologi lahir dan berkembang sebagai solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Dalam konteks ini, teknologi pendidikan juga dipandang sebagai hasil akhir dari proses dan produk yang terus berkembang. Singkatnya, teknologi pendidikan tidak hanya sekedar bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga merupakan sumber ilmu pengetahuan dan lingkungan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan untuk memudahkan proses belajar mengajar (Unik Hanifah Salsabila 2021).

Pembelajaran Berbasis Teknologi

            Saat ini, perkembangan lingkungan pembelajaran berbasis teknologi dan informasi berkembang pesat. Hal ini menjadikan penguasaan teknologi ini perlu dilakukan oleh guru dan siswa. Namun penerapan dan adopsi teknologi dan media berbasis informasi tidaklah mudah. Dalam penerapannya, penggunaan media teknis memerlukan pemahaman terhadap teknologi tertentu agar dapat memanfaatkannya secara optimal. Hal ini diperlukan agar media dapat bekerja dengan baik dan benar dalam lingkungan pembelajaran.

Menurut Sadiman, media dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaannya. Pertama, media siap pakai yang banyak tersedia di pasaran dan siap pakai. Kedua, desain media yang memerlukan desain khusus untuk tujuan pembelajaran tertentu. Artinya LCD proyektor dan komputer termasuk dalam kategori media yang memerlukan perencanaan dan persiapan khusus agar dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran. 

Penggunaan komputer yang dihubungkan dengan LCD proyektor seringkali menarik minat siswa karena memungkinkan mereka melihat visualisasi materi yang dijelaskan oleh guru tanpa terlalu mengandalkan imajinasinya. Dengan cara ini, lebih mudah untuk memahami materi baik secara visual maupun aural pada saat yang bersamaan.

Kesimpulan

            Penerapan pendidikan multikultural berbasis teknologi di Indonesia menunjukkan betapa pentingnya beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. 

Dengan memanfaatkan teknologi, pendidikan dapat lebih mudah beradaptasi dengan keragaman budaya dan sosial masyarakat. Namun, tantangan terbesarnya adalah kurangnya pemahaman guru terhadap latar belakang budaya siswa dan perluasan penggunaan teknologi dalam konteks pembelajaran yang lebih mendalam. 

Oleh karena itu, penting untuk terus mengembangkan sistem pendidikan yang mengedepankan toleransi, penerimaan keberagaman dan inklusi, sehingga setiap individu merasa dihargai dan dilibatkan sepenuhnya dalam proses pendidikan yang sedang berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun