"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai."
(QS. Al A'raf : 179)
Matinya Hati
Matinya hati ditandai dengan susahnya menerima nasehat, sedangkan susahnya menerima nasehat disebabkan karena merasa sempurna dan merasa sudah tinggi kedudukannya dari makhluk lain.
Nasehat hanya akan berguna bagi manusia yang mau mendengar dan manusia yang mau berfikir, sadar akan tempat kembalinya nanti, yakni manusia yang percaya akan adanya kehidupan lagi setelah kematian dengan didasari Iman kepada Allah SWT, tunduk pada hukumNya disertai dengan melakukan amal ibadah yang diwajibkanNya.
Dari Ibn Umar, dia berkata : Aku bersama Rasulullah SAW, lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada Beliau, kemudian mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad SAW, lalu dia bertanya : " Wahai Rasulullah, manakan diantara kaum mukminin yang paling utama?", beliau menjawab, " Yang paling baik akhlaknya diantara mereka ". Dia bertanya lagi :"Manakah diantara kaum mukminin yang paling cerdik?" Beliau menjawab. " Yang paling banyak mengingat kematian diantara mereka, dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian, mereka itu orang-orang yang cerdik".
 (HR. Ibnu Majah. Hadist Hasan -- Ash Shahihah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H